PART -13

49 12 1
                                    

13: Yang benar yang mana?

Biru melangkahkan kakinya setelah semua murid dikelasnya keluar. Biru tampak tenang berjalan di koridor dengan tampang datar dan dinginnya. Ia tidak peduli omongan maupun tatapan warga sekolah terhadap dirinya. Lebih memilih mempercepat langkahnya agar cepat sampai pada gerbang depan.

"Heh! Sombong. Berhenti lo." Ucap seseorang yang sudah Biru tebak siapa orangnya.

Tepat saat Biru membalikkan badannya terdapat Cherry beserta antek-anteknya berhadapan dengannya.

Biru menunggu Cherry berbicara yang padahal ia sudah malas meladeni orang ini.

"Gue cuma mau kasih tau sesuatu sama lo. Dan semoga lo nggak terkejut." Ucap Cherry terdengar misterius dan sukses membuat Biru menaikkan sebelah alisnya. Biru tetap diam, karena tau Cherry akan melanjutkan ucapannya.

"Ini soal cowo yang akhir-akhir ini deket sama lo." Cherry sengaja memperlambat waktu agar Biru penasaran dengan topik yang ia bawa.

"Tudep." Singkat Biru dingin.

Cherry melirik teman-temannya dan tersenyum miring bersama. Ia beralih lagi kepada Biru dengan tatapan merendahkan.

"Gue cuma mau kasih info bahwa..."

Biru menegang setelah mendengar ucapan Cherry.

~o0o~

Aksa sedang berada dijalan dan menuju rumahnya, atau lebih tepatnya sebuah mansion megah yang terletak lumayan jauh dari keramaian.

Setelah menempuh perjalanan yang sekiranya sekitar setengah jam, ia pun sampai pada mansion dan melewati gerbang yang terbuka otomatis, lalu memarkirkan motornya di garasi.

Setelah melepaskan helm yang ia gunakan, Aksa langsung memasuki mansion yang terlihat sepi senyap pada saat ini.

Menaiki tangga agar mencapai pada kamarnya, Aksa membuka pintu dan langsung membanting tasnya pada kasur.

Aksa menghela nafas pelan, ia mendudukkan dirinya pada kasur empuk itu dan beralih mengambil ponselnya yang berada di saku celananya.

Ia mengotak-atik ponsel tersebut dan menekan tombol telepon untuk menghubungi seseorang.

Sambil menunggu panggilannya diangkat, Aksa mengetuk-ngetuk kakinya pada lantai berulang-ulang kali.

Panggilan tersambung.

"Halo." Aksa memulai.

"...."

"Gue harus lakuin apa lagi?"

"...."

"Nggak bisa secepat itu." Balas Aksa sembari berdiri dan berjalan ke balkon.

"...."

"Yang onoh gimana?" Ujar Aksa bertepatan dengan ia mendudukkan dirinya pada kursi yang tersedia.

"...."

"Oke-oke, udah yak. Titip salam sama Bunda, Ayah." Setelah mendapatkan balasan dari seberang. Ia mematikan sambungan sepihak.

Aksa lebih memilih mandi dan menyegarkan otaknya dengan berendam.

~o0o~

Setelah sampai pada rumahnya, Biru segera menuju kamar dan mengunci pintunya.

Ia membanting tasnya dengan kesal. Ia merasakan sesak yang amat terdalam pada lubuk hatinya. Entah mengapa, perasaan tiba-tiba menjadi tidak tenang.

BIRU (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang