PART -04

87 14 0
                                    

04: Jalan Bareng

Kejadian kemarin menghantui pikiran seorang Biru hingga saat ini. Untungnya hari ini, hari minggu. Jadi, ia akan mengistirahatkan otak-pikirannya.

Ia sekarang berada di kamarnya. Karena memang seperti ini kebiasaannya jika hari libur. Sendirian dirumah membuat dirinya sedikit merinding. Namun mengingat ini sudah siang bolong, jadi dirinya tidak terlalu takut.

Tentu dirumah ini tidak ada satupun pembantu atau sering disebut ART --Asisten Rumah Tangga. Disini, dirumah besar ini, hanya ada dirinya dan pak satpam yang berjaga di gerbang rumah. Itu pun jaraknya dari rumah agak sedikit jauh.

Ia suka suasana sepi bukan berarti ia selalu menginginkannya. Sebenarnya ia ingin memiliki teman, satu atau dua cukup, yang mengerti akan dirinya. Namun melihat dari awal semua orang seakan-akan memusuhinya ia hanya bisa tersenyum getir.

Kesendirian yang sudah melekat pada dirinya tidak membuat ia bosan. Terkadang dirinya merasa bosan. Dan jalan satu-satunya adalah ia mendatangi sahabatnya yang selalu ada untuknya dan itu lelaki. Menurut Biru, sahabat perempuan dan lelaki itu berbeda. Entah dimana letak perbedaannya. Ya, menurut Biru memang begitu.

"Huft! Bosen, ngga ada yang bisa dikerjain! Kamar udah dibersihin, dapur mungkin besok bibinya dateng, hari pertama, ya." Gumamannya.

Yang awal mulanya ia telungkup dikasur, sekarang merubah posisinya menjadi duduk dan memberi tanda pada halaman buku novel yang ia baca, lalu menaruhnya dinakas.

"Telpon Vino aja deh!" Serunya.

Ia pun beralih mengambil Handphone nya yang berada di meja belajarnya. Tangannya sudah hampir menyentuh Handphone nya. Namun terhenti karena Handphone lebih dahulu berbunyi.

Terlihat disana tertera nama 'MyBoy'. Tapi tunggu dulu, ini kontak siapa? Sejak kapan ia menamai kontak orang seperti ini. Siapa?

Tanpa pikir panjang, karena rasa penasaran dirinya langsung mengangkat Video Call dari seseorang yang entahlah dirinya pun tidak tau.

Ia mendudukan dirinya di kursi belajarnya dan menyanggah Handphone nya pada dinding agar dirinya tidak perlu repot untuk memegangnya.

Saat dirinya melihat orang yang berada di dalam Handphone nya, tampaklah wajah seorang lelaki yang sangat familiar.

"Hai! Kamu lagi apa nih?" Seru orang sebarang.

"Wait! Lo Elang kan? Kok?"

"Iya aku Elang. Kenapa kok kaget gitu? Eh iya, Nama kontaknya jangan diganti, ya."

"Terserah gue donk mau ganti mau ngga!"

"Ngga nyangka aja sih sebenarnya,"

"Apa?"

"Bisa VC-an sama bidadari cantik, nih!"

Biru hanya menampilkan wajah datarnya saja. Entah mengapa jantungnya berdebar tak karuan seperti ini.

Parah nih cowo! Siang-siang kok ngajak jantung olahraga!

"Tujuan lo sebenarnya apa sih?!"

"Jalan yuk!"

"Ngga bisa!"

"Oke, 10 menit lagi nyampe rumah kamu!"

"Ta-"

Tut... tut...

Emang dia tau rumah gue dimana?

Biru hanya mengedikan bahunya acuh dan tidak peduli. Ia berpikir jika Elang tadi hanya main-main padanya. Dan entah mengapa seorang Biru yang tadinya bosan malah jadi senang. Tanpa sadar senyumnya terbit dibibir mungil miliknya.

BIRU (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang