10: Kejahilan Gerry Membawa Malapetaka
"Tuh muka ngapa kusut begitu, Lang?" Kekeh Vero, setelahnya ia meneguk kembali minuman kaleng soda yang sudah bertengger manis pada genggamannya.
Elang yang memang mood-Nya yang sudah dibilang tidak baik-baik saja itu memilih mengabaikan ocehan Vero yang menurutnya lebih ke mengejek dirinya.
"Elo kaya ngga tau aja, gue nih," gantung Gerry sembari menatap remeh pada Vero yang menunggu kelanjutan ucapnya tadi. "Kagak tau juga." Lanjutnya dan kembali memakan camilan yang ia beli tadi dikantin, yang pastinya menggunakan uang sogokan dari Elang. Seorang Gerry lebih menyukai bau-bau yang gratisan daripada bayar sendiri.
Tuk!
"Awssh... Bege! Sakit gembel!" Bentak Gerry yang merasakan sakit pada kepalanya yang baru saja tertimpuk sebuah kaleng soda tanpa dosa itu.
"Lawakan lo lama-lama berubah garing, ya, Ger!" Ucap Vero menatap jengah pada Gerry yang menggerutu tidak jelas sedari tadi.
"Elo punya dendam kesumat apa sih sama gue, Ver?! Kalo lo ngga suka sama gue, hayuk sini! Kita selesaiin secara gentle!" Ucap Gerry yang sudah berdiri sembari menggulung lengan bajunya sampai lengannya.
"Gue masih normal, ya! Yakali gue suka sama Lo yang cungkring gini?" Ucap Vero sembari tertawa.
"Lo!" Tunjuk Gerry pada Vero dan mendekatkan dirinya pada tubuh Vero sembari berbisik, "Handphone Elang bunyi terus tuh dari tadi." Lanjutnya.
Vero mengeryit heran, "hubungannya?" Vero pun ikut berbisik-bisik.
Gerry berdecak. "Gue mau bantu sahabat gue yang satu itu biar bisa baikan sama pacarnya." Ucap Gerry mantap, tetapi masih dalam mode berbisik.
Vero menaikkan sebelah alisnya, "pacar?" Beo Vero.
Gerry kembali berdiri tegak menatap jengkel pada Vero yang tumben sekali tidak pekaan ini. "Punya otak dipake, bor. Jangan cuma dijadiin pajangan."
"Mulut lo kalo soal ngehina persis kaya cewek-cewek gosip aja. Pedes!" Ucap Vero dengan tatap tidak bersahabat nya.
"Misi gue ngga bakalan jalan kalo ngomong sama orang kaya lo, yang sebenarnya ngga ada gunanya didunia ini." Ucap Gerry sembari memulai melancarkan rencana yang ia buat tadi entah itu akan berhasil atau ia akan dijadikan samsak gratis setelah ini. Tapi, menurut Gerry, ide nya ini tidak bisa dibuat remeh.
Vero masa bodo dengan kalimat Gerry, ia jadi ikutan penasaran dengan 'sebuah rencana' yang dibuat oleh sahabatnya itu. Vero mempersiapkan diri untuk menertawakan sahabat gila nya itu. Ia berdoa, semoga Gerry masih baik-baik saja setelah ini.
Gerry mengambil ponsel Elang yang berada di meja sebelah tempat yang Elang duduki. Dengan kegesitan yang haqiqi, Gerry melakukan gerakan slowmo untuk mengambil ponsel Elang dan melirik sekilas pada Elang yang sibuk dengan dunianya sendiri tersebut.
Setelah mendapatkan ponsel Elang, Gerry berbalik dan berjalan cepat, lalu menempel pada dinding persis seperti seorang agent yang melakukan sebuah misi. Pelan-pelan Gerry mulai berjalan dengan kedua tangannya direntangkan dan masih menempel pada dinding. Hingga sampailah ia pada tempat duduk asalnya. Sebenarnya, Gerry saja yang memperlambat waktu. Cukup jalan beberapa langkah saja dari tempat ke tempat asal ia duduk setelahnya sampai. Mungkin Gerry ingin misi nya agak terkesan agar sama dengan film-film action yang sering ia tonton.
Vero ingin tertawa melihatnya ke-absurd-an sahabatnya itu. Ada-ada saja, pikir Vero. Vero mendekat dan duduk di samping Gerry yang sedang mengotak-atik ponsel Elang, entah apa tujuannya, Vero pun tidak tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIRU (Hiatus)
Random[On Going] [⚠Slow Update] Dia Biru Aurora yang kerap di sebut Biru. Hanya seorang gadis lugu dan polos, jangan lupakan sifat dinginnya yang merekat pada dirinya. Kisah kekeluargaan? Kisah percintaan? Kisah persahabataan? Kisah penghianatan? Ia harus...