PART -16

24 4 0
                                    

16: Elang terkena efek bucin.

"Ya, kalo gue sih, percaya, ya." Ucap Vero sambil manggut-manggut ngerti.

"Hilih, palingan emang niatnya sekalian deketin Biru." Elang bersuara dan makin memojokkan Gerry.

Ingin sekali rasanya ia menonjok wajah tampan milik Elang itu yang sayangnya terpahat dengan sempurna, Gerry akui itu. Namun, sayangnya bukan saatnya untuk mengakui ketampanan Elang. Ia dengan segera merampas ponselnya dan menghubungi nomor seseorang.

Panggilan pertama tidak terhubung.

Panggilan kedua pun tidak terhubung. Hingga, panggilan ketiga,

"Lo siapa?" Gerry mengeryit kala mendengar suara lelaki diseberang sana.

"Lah, seharusnya yang nanya begitu gue. Lo siapa?" Balik tanya Gerry.

Elang dan Vero hanya menjadi penyimak yang setia dan juga cukup penasaran, siapakah gerangan yang dihubungi oleh Gerry.

"Yang nanya duluan tadikan gue, harusnya Lo jawab dengan jawaban bukan dengan pertanyaan, ogeb."

"Sksd banget Lo. Cepet, yang punya handphone mana. Penting nih." Ucap Gerry sembari melirik Elang sekilas.

"Kalau gue nggak mau gimana?" Aksa hanya cekikikan diseberang, dan entah kesambet apa gitu sampe terniat menjahili orang.

Gerry menghela nafas pelan. Entah mengapa hari ini rasanya hari yang penuh dengan cobaan, padahal ini masih pagi loh. Entah apalagi yang akan terjadi kedepannya.

"Kasih cepet, ini penting pake banget, ya, woi!" Gerry agak mulai kesal disini, ya.

"Lah, panggil aja sendiri, gue mah ogah."

Gerry tersenyum maklum, walau dianggap aneh oleh kedua sahabatnya, cuma itu tidak penting, yang terpenting sekarang masalah saat ini.

"Kok Lo nyebelin, ya? Lo mau gue gorok?" Ucap Gerry pelan namun penuh penekanan.

Aksa berdehem, "emang Lo ada perlu apa sama Ara?"

"Ara?" Heran Gerry.

"Biru Aurora kan? Ya itu Ara-Nya gue." Ucap Aksa serius.

"Lo pacar Biru?!" Syok Gerry dengan mata melotot yang sukses membuat Elang pun ikut melotot horor ke arah Gerry. Berbeda dengan Vero yang hanya terkejut biasa.

"Siapa, ka?"

"Loud speaker cepet!" Biru dan juga Elang berbicara bersama dalam dua tempat yang berbeda.

Gerry mengikuti perintah Elang.

"Nggak tau, nggak kenal aku, nyariin kamu dia." Ucap Aksa dari seberang yang tengah berbicara kepada Biru.

Elang sudah mengeraskan rahangnya dan mengepalkan tangannya dengan mata yang menajam, hawa sekitar pun mulai terasa lebih mencekam.

"Siniin hape nya." Ucap Biru.

"Cium dulu." Ucap Aksa dengan sengaja menggoda Biru.

Biru yang digoda, yang terkena efeknya orang sebelah.

Elang merampas kasar ponsel Gerry dan,

"LO SIAPA ANJING!" Teriak Elang dengan nafas yang memburu sembari bangkit pada duduknya.

Gerry yang masih terkejut dengan rampasan Elang pun, kini terkejut kembali dengan teriakan Elang. Untuk ia tidak mati terkejut disini. Sungguh konyol sekali jika begitu.

BIRU (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang