PART -12

39 11 0
                                    

12: Aksa Saputra

Biru yang sedang menelungkupkan kepalanya tersentak kaget ketika pergelangan tangannya dipegang oleh seseorang.

"Kekantin bareng?"

Biru menaikkan sebelah alisnya kala melihat lelaki tampan didepannya ini, lagi.

"Lo siapa?"

"Tadi gue udah kenalin nama, tapi nggak didengerin." Balasnya dengan tatapan tajam.

Biru sempat ciut melihat tatapan itu.

"Anak dari kelas berapa?" Tanya Biru lagi penasaran.

"Udah, kekantin aja dulu, ayok!"

"Enggak mau, siapa juga yang mau kekantin? Lepasin!" Bantah Biru dengan raut wajah datarnya.

Lelaki tersenyum miring, "Lo perlu gue geret biar mau ikut kekantin, hm?"

Biru mengerjapkan matanya dua kali, lalu menghembuskan nafas pelan, "yaudah sih, iya."

Sesampainya dikantin Biru dan lelaki tampan ini duduk agak pojok, entah apa maksud lelaki ini mengajak Biru duduk dipojokkan, tapi Biru senang. Karena Biru tidak suka jadi pusat perhatian. Diperjalanan menuju kantin tadi saja sudah banyak yang melihat kearah dirinya, lebih tepatnya kearah lelaki yang sekarang duduk didepannya.

"Pesen apa? Biar gue pesenin." Tawarnya.

"Es jeruk aja." Pinta Biru dengan suara kecil, karena sudah dari memasuki kantin, pandangan siswa-siswi mengarah pada mereka.

"Yakin nggak mau makan?" Tanyanya.

Biru menggeleng singkat dan menundukkan kepalanya. Kenapa juga siswa-siswi itu melihat kepadanya dengan pandangan seperti itu? Jika tau begini, maka ia akan menolak jika diajak kekantin tadi. Menyebalkan.

"Nih,"

Biru terkejut melihat dua piring nasi goreng dan dua gelas es jeruk diatas meja yang kini ditempatnya. Tidak mungkin bukan, lelaki didepannya ini memakan nasi sebanyak dua piring? Namun, Biru lebih terkejut lagi dengan kecepatan lelaki ini. Biru melihat dari sini, antriannya masih panjang untuk memesan makanan, tapi kok bisa secepatnya ini?

"Kenapa bengong? Dimakan ayok ini nasinya. Nggak terima penolakan!" Ucapnya tegas.

Biru ingin protes, namun ia urungkan karena melihat pandangan tidak bersahabat dari lelaki ini. Jadi dengan sangat amat terpaksa, Biru memakan nasi goreng didepannya ini dengan ogah-ogahan.

Lima kali suapan, Biru sudah selesai dengan makanannya dan menjauhkan sedikit piring dari depannya, padahal masih tersisa banyak. Tetapi, Biru merasa ia sudah kenyang, jadi tidak bisa dipaksa lagi untuk makanan masuk kedalam perutnya. Kalo masalah cemilan, beda cerita.

"Kok udahan? Blom kenyang kan pasti? Makan lagi, makan!"

"Lha kok maksa?" Cicit Biru sambil menatap memelas pada lelaki ini.

Lelaki gelagapan, ia mengalihkan atensinya kearah lain. Takut luluh dengan tatapan memelas dari Biru.

"Yaudah sih, nggak bisa dipaksa masuk juga, orang udah kenyang ini." Ucap Biru dengan nada dipelankan.

Lelaki menghela nafas pelan, lantas ia menganggukkan kepalanya pelan.

"Handphone?" Ucap lelaki dengan menengadahkan tangannya didepan Biru.

Biru menatap bingung tangan yang sedang menengadah kearahnya tersebut.

"Gue pinjem hp lo, sini." Ucap lelaki yang memperjelas maksud dari perkataannya tadi.

BIRU (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang