Ø2. SEGITIGA BERMUDA

41 8 0
                                    


***

Alnilam pov on.

Sialan, gara gara Bulan gua jadi ke ge'eran gini. Tapi gua gak lagi mimpi kan? Itu tadi si Bintang ngelirik ke arah gua atau bukan?

Bego bego bego!

Gua saltingnya kelihatan, mana langsung diledek sama Galaksi. Itu botak ke ge'eran juga kira gua salting gegara dia.

BULAN SIALAN KETEMU GUA SUNAT.

bruk.

"Ape lo." sinis gua.

Orang yang ada di depan gua mengangkat dua jari berbentuk huruf V meminta damai.

Gua memang udah dari tadi kabur ke kantin, tepat banget perut udah minta di belai. Yaudah gas aja. Yang barusan datang ini ya siapa lagi kalau bukan si Bulan.

"SANTE KALI."

"Gua lagi laper."

"Ya kata siapa lo lagi nahan boker, Nilam cantik.."

"Makasih, gua emang terlahir cantik."

"BODOAMAT."

Gua ngelirik kearah Bulan yang auranya udah kayak pengin banget ngelempar piring ke muka gua, cuma ya masih statusnya teman, terus gajadi.

"Siapa yang menang tadi basketnya?," gua mulai neguk minuman es teh gua.

"Yang menang kelas nya Kak Bintang. Gila sih, emang kelas mereka buronannya basket." sahutnya, gua ber'oh ria dan mengangguk paham.

Buronan yang dimaksud Bulan itu, kelas 12 Ips 3 alias kelas nya Bintang dan teman temannya, hampir keseluruhannya masuk ekskul basket dan jago banget di ekskul itu. Mereka juga selalu di jadiin incaran buat di tandingin ke sekolah lainnya.

Mangkanya di sebut kelas buronan.

"Pulsek main kui, suntuk gua dirumah. Serah mau kemana, yang penting ngga ngeluarin duit." ajak gua lalu Bulan nampak memikirkan sesuatu.

"Ketaman aja, lumayan buat refreshing otak."

"Halah gembel, kayak iya dipake mikir aja." balas gua bercanda lalu di sahut tawaan oleh Bulan, gua pun ikut tertawa.

"Bacot njir! Lo lebih gembel dari pada gua."

"YANG PINTER MAH SONGONG."

"YANG DONGO MAH SONGONG."

"Nah!, Mangkanya gua mungut elo biar gua bisa jadi pinter." kata gua.

"OALAH SETAN."

"HAHAHAHA!,"

"BULAN!,"

Yang dipanggil satu orang, tapi yang noleh sekampung. Melihat kearah pemilik suara, gua pun mengerutkan dahi, heran. Orang itu berjalan mendekati meja kami.

"Kenapa Kak?," tanya Bulan.

"Penting, ikut gua ya. Sekarang."

Segitiga Bermuda ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang