13. SEGITIGA BERMUDA

17 5 0
                                    


***

"Nilam, lu tau gak? Kenapa gua masih bisa bertahan disini?"

"Karena lu alasan gua buat hidup."

Samuel terkekeh geli.

"Alay alay cringe gitu ya, Lam."

"Lam, betah banget tidurnya? Gak kangen gua?"

Samuel menatap mata yang tengah tertutup dengan hati yang masih sama sakitnya seperti beberapa bulan yang lalu, semenjak kejadian tersebut.

Kejadian sebuah bus bertabrakan dengan bus lainnya, yang sama sama membawa jemputan anak kuliahan.

Suara pendektesi jantung itu tetap bernyunyi dari beberapa bulan yang lalu. Dan masih berbaring dengan posisi yang sama pula.

UHUK UHUK.

Samuel terkejut ketika gadis yang ada di hadapannya kini langsung duduk lalu menepuk dadanya.

Otak Samuel masih belum sinkron, tapi dia sudah lebih langsung menyerahkan segelas air putih pada Nilam.

Setelah mereda, Nilam terdiam, lalu menoleh ke samping kanannya. Terdapat Samuel yang tengah menatapnya dengan bengong.

"SETAANNNNN!!!"

Lagi lagi Samuel terkejut, dirinya menjauh dari Nilam lalu menelusuri di sekitar kamar untuk mencari yang di maksud Nilam.

"MANA SETANNYA?"

"ELU LAH."

Lah.

"Gua?"

"IYALAH, ABAAANGGGGGG!!"

BRAK.

"WOIII ANJING ADEK GUA BANGUN JUGA DARI MATI SURI!"

Cowok yang baru saja muncul dari arah pintu, langsung lari menuju Nilam lalu memeluknya. Sedetik kemudian, Nilam mendorong cowok itu menjauh.

"LU BARU SIUMAN GAUSAH NGAJAK KELAHI."

"Lah, Bintang lu ngapain disini?" tanya Nilam bingung.

"HEH GUA ABANG LU!" Sahut Bintang sedikit emosi.

"Abang gua kan Rakajun." jawab Nilam membuat Bintang dan Samuel saling melirik dengan bingung.

"Anjir, ngeselinnya masih ada." celetuk Bintang.

BRAK.

"NILAM SIUMAN? MANA MANA?"

"NILAAAMMMM."

Sama hal nya seperti Bintang, Ijal ingin memeluk Nilam tetapi dirinya sudah ditendang lebih dulu pada Nilam.

"OY! LU BARU SIUMAN."

"LU PEMBUNUH!"

Bulan, Rakajun, Ganendra, dan Jian yang baru saja nongol, ikut di buat bingung sama suasana ini.

Segitiga Bermuda ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang