21

52 9 1
                                    

JANGAN LUPA MEMBERI VOTE

"aku pulang"

"baru pulang?"

"lebih lama dari dugaanku ternyata"

"lalu bagaimana? Apa meli baik baik aja?"

"hm"

"tidak akan terjadi hal buruk pada kita semua?"

"tidak, semuanya baik baik aja"

"benarkah?"

"apa yang terjadi?"

"meli adalah hadiah dari pemilik ponsel"

"eoh?"

"pemilik tersebut bernama alika dan ibunya alika yang membuat ponsel itu"

"jadi dia pembuat elektronik?"

"sepertinya namun produknya itu tidak didukung oleh negara, produknya terkesan aneh dan banyak yang tidak percaya dengan ponsel itu"

"hingga akhirnya ponsel itu hanya dibuat 3buah, dan salah satunya yang kita miliki kemarin"

"3buah? bagaimana dengan 2lain nya?"

"sudah ada ditangan alika"

"kau tau apa yang akan mereka lakukan pada ponsel itu?"

"aku tidak bertanya"

anna memutarkan bola mata nya malas dengan respon samg anak

"lalu mengapa meli bisa menjadi hadiah?"

"ponsel itu pada dasarnya dibuat untuk merubah kehidupan seseorang, ada 2jenis orang di dunia ini, orang yang berniat merubah kehidupan orang lain menjadi hal baik dan orang yang berniat merubah kehidupan orang lain menjadi berantakan"

"aku jenis orang pertama jadi pembuat ponsel secara tidak langsung memberi hadiah padaku karena telah berbuat baik, dan hadiahnya adalah meli"

nara dengan gemash mengambil ahli sang adik dari gendongan sang ayah

"uwu gemas nya " nara mengusap pipi sang adik dengan gemash

"jika meli hadiah bagaimana dengan kami berdua?"

"kalian adalah hasil dari perjuanganku minggu lalu"

"perjuanganmu?"

"perjuangan menghidupkan kalian kembali"

"naraya" teriak seorang pria dengan sangat keras

"apa? Baru datang udah teriak teriakan"

"rumah kita memang besar namun bukan berarti kau harus teriak teriak hanya untuk memanggil adikmu" anna memukul punggung tian

"jelaskan ini" tian menjukan layar ponselnya

"ah kak gisel"

"siapa dia?"

"dia ceo dari avolire healty company, dia bilang perusahaan nya juga anak perusahaan di perusahaan kita"

"eoh?"

"apa sebanyak itu anak perusahaan hingga kau lupa?"

"sepertinya"

"tapi mengapa bisa kau memberikan nomorku?"

"seharusnya aku yang bertanya, bagaimana bisa kedua ceo tidak memiliki kontak satu sama lain"

"itu bisa terjadi" sambar yassya

"bagaimana bisa?"

"ceo tidak harus terus berkomunikasih dengan ceo lain nya terus menerus"

"tapi bukankah komunikasih perlu?"

Miracle of my life ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang