Chapter 13 - 💋 Secret Admirer💋

1.2K 163 10
                                    

Cahaya mentari yang menelisik masuk melalui celah gorden membuat mata Rossa terbuka lebar dengan kantung mata yang menggantung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cahaya mentari yang menelisik masuk melalui celah gorden membuat mata Rossa terbuka lebar dengan kantung mata yang menggantung. Semalaman ia terjaga sebab tidak bisa tidur nyenyak. Rossa berusaha mengingat malam yang sudah terlewat bersama Jack, tetapi hanya sebatas ciuman yang diingat.

"Hash! Sialan! Kenapa harus Jack sih!" pekik Rossa seraya bangkit dari tidurnya. Ia menyugar rambut frustasi lalu meneguk air minum yang terletak di nakas.

Suara bel yang berbunyi memaksa Rossa untuk mengayunkan kaki turun dari ranjang. Tidak lupa ia mengenakan kimono lingerie untuk membungkus tubuh. Berjaga-jaga jika yang datang dari pihak penyidik.

Terlebih dahulu Rossa melihat layar doorbell untuk memeriksa pribadi yang datang berkunjung. Presensi Yasinta terlihat dari sana. Selama menjadi tahanan kota, semua gerak-gerik sekitar huniannya diawasi ketat.

"Baru bangun tidur lo?" tanya Yasinta sambil menerobos masuk. Ia membawa satu tas berisi roti gandum dan selai stroberi favorit Rossa. Pun ada pula buah-buahan segar seperti alpukat, anggur, dan pisang. "Lo pesen ini lewat online?"

Rossa menggeleng, ponselnya masih disita oleh pihak penyidik. Pun ia belum meminta bantuan petugas apartemen setelah terjerat kasus prostitusi.

"Loh, gue pikir lo yang selalu taruh makanan di depan pintu gue. Bukan ya?" tanya Rossa terheran. Pasalnya sehari ia bisa menemukan 2 sampai 3 kali makanan yang ditinggalkan di sana.

"Bukan," jawab Yasinta.

"Mbak Farida mungkin." Rossa menerka sambil mengupas pisang lalu menyantapnya pelan.

"Nggak mungkin. Mbak Farida nggak bakal gerak kalau nggak gue kasih perintah. Habis ini dia kesini buat beresin apartemen lo," terang Yasinta.

Kunyahan Rossa memelan, kedua matanya berputar. Pun diikuti otak yang berpikir keras. Siapa yang dengan rutin mengirimkan makanan di depan apartemen? Tidak ada orang asing yang bisa masuk ke gedung apartemen itu tanpa izin.

"Gue bawa kabar baik dan buruk. Mana yang mau lo denger duluan?" tanya Yasinta meminta pertimbangan Rossa. Ia meletakkan bokong di sofa tunggal ruang tengah apartemen Rossa.

Rossa menelan lumatan pisangnya dengan susah payah. Lalu melarutkannya dengan bantuan air mineral. " Yang mana aja, gue udah terbiasa sama kabar buruk."

Tanpa membuang waktu, Yasinta mengembuskan napas pelan sebelum berceletuk panjang lebar. "Lo batal jadi perwakilan buat Milan dan New York Fashion Week.."

Raut kecewa langsung tercetak di wajah Rossa. Meskipun ia sudah menduga jika hal tersebut akan terjadi. Lalu menengadahkan kepala untuk menahan tangis.

The Sexiest Troublemaker [PINDAH KE KARYAKARSA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang