Chapter 09 - 💋 Tertuduh 💋

1.1K 164 6
                                    

Netra Jack masih terpaku pada layar televisi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Netra Jack masih terpaku pada layar televisi. Ia memasang rungu dengan seksama untuk menangkap setiap kata yang diucapkan oleh si pembaca berita.

"Model cantik berinisial DR ditemukan sedang berada di dalam kamar hotel bersama seorang pengusaha berlian yang diduga adalah teman kencannya."

Ketika melihat raut wajah Jack yang begitu terkejut, Surya ikut menoleh pada layar televisi dan melihat seorang pesohor negeri tengah digelandang oleh polisi untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Tidak hanya model yang berinisial DR saja, polisi juga membawa artis FTV berinisal HH untuk diperiksa. Ada dua wanita lainnya yang juga masuk ke dalam jaringan tersebut. Tidak hanya menangkap pelaku yang diduga prostitusi online, polisi juga terlebih dahulu menangkap mucikari yang sudah diintai dari lama. Dua mucikari tersebut berinisial RO dan TN."

Napas Jack mendadak menjadi berat. Tidak mungkin jika Rossa masuk ke dalam jaringan prostitusi online. Ia yakin jika wanita itu masih Diajeng Rossalinda yang dikenal dulu. Bisa menjaga diri dan tidak akan melewati batas. Bahkan untuk melakukan hal seperti yang diberitakan.

"Nggak mungkin. Dia nggak mungkin kayak gitu," lirih Jack seraya memijat pelipis.

"Jack, kamu kenal wanita itu?" tanya Surya bingung.

Jack menoleh pada Surya dan menjawab, "te-teman Jack pas di Solo, pa. Sewaktu SMA."

"Oh ya? Kamu nggak pernah cerita kalau punya teman wanita, model lagi," ujar Surya menanggapi. Sementara itu Jack masih berpikir keras.

Apa iya Rossa melakukan hal itu? Dunia model memang tidak jauh dari ingar bingar dunia malam, bisa saja Rossa salah pergaulan dan terjerumus. Tapi, apa mungkin iya?
Segala terkaan dan sanggahan bercokol hebat di benak Jack. Ia selalu memiliki jawaban untuk menampik dugaan jika Rossa masuk ke lingkaran hitam itu.

"Astaga," lirih Jack searaya menyugar rambutnya frustasi.

"Ma-maaf, Den Jack." Suara Bik Nah membuat Jack menoleh.

"Ada apa, Bik?"

"Den, ini ada paket buat Den Jack. Paket yang pernah Den Jack titip pesen ke Bibik buat disimpan dulu kalau datang. Ini baru saja diantar sama kurir," terang Bik Nah seraya mengulurkan box besar yang terbungkus rapi dan ada stiker tanda 'barang pecah'.

"Oh ya, Bik. Taruh situ aja," jawab Jack sekenanya. Baru kali ini ia cuek dengan gundam kesayangannya. Pikiran Jack kali ini dipenuhi oleh Rossa.

Dering ponsel menyeruak dari balik saku celana. Tangan Jacka lantas merogoh dan mengambil ponsel tersebut. Ada nomor kantor yang tidak dikenal oleh Jack.

"Halo," ucap Jack seraya menempelkan benda berukuran 6 inci itu di salah satu telinga. Ia diam sebentar dan mendengarkan suara lawan bicaranya. "Rossa? Baik, saya coba pelajari kasusnya."

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Itulah peribahasa yang pantas disematkan untuk Jack. Di saat itu bingung menerka apa yang sudah terjadi dengan sang mantan kekasih, dari pihak agensi memintanya untuk mendampingi Rossa sebagai kuasa hukum.

***
3 jam sebelumnya

Kaki Rossa melangkah dengan percaya diri ketika memamerkan batik prada yang membungkus tubuhnya apik. Ia merasa sangat bangga ketika bisa memamerkan salah satu kekayaan Indonesianya. Batik Prada merupakan batik tulis yang mendapatkan sentuhan berbeda.

Pada batik prada terdapat taburan emas yang ditambahkan di atas motif yang sudah dibuat secara handmade. Batik yang kerap ditemukan di Surakarta dan Yogyakarta itu membuat beberapa turis mancanegara berdecak kagum. Kesan mewah dan glamour tergambar jelas pada batik asli Indonesia itu.

Wajah Rossa melihat ke depan dengan lurus dan sesekali berpose pada titik yang sudah ditentukan. Suara riuh tepuk tangan terdengar ketik desainer asal Indonesia keluar dan menutup pagelaran tersebut. Kali ini Rossa kembali didapuk sebagai showstopper, bagian terpenting dalam kegiatan fashion show.
Setelah acara selesai, Rossa tidak memiliki waktu untuk beristirahat. Ia harus segera menuju ke bandara dan kembali ke Jakarta. Di sana sudah ada satu klien besar yang menunggu kedatangan Rossa. Jika pembicaraan malam nanti saling memuaskan satu sama lain, maka Rossa akan menjadi brand ambassador dua merek perhiasan di Indonesia. Namun untuk nama brand kali ini Rossa memang tidak terlalu tahu. Menurut Netty memang belum terkenal dan masih merintis dari bawah. Namun, pemiliknya merupakan pengusaha kaya yang sudah berpengalam di bidang berlian dan permata.

"Ah, capek banget gue," lirih Rossa setelah duduk di kursi pesawat. Kakinya terasa pegal karena harus berlari menuju ke pintu pesawat. "Gue tidur dulu, Net."

Netty yang duduk di samping Rossa hanya mengangguk mengiyakan. Ia meluruskan kaki lalu meneguk minuman yang disediakan oleh penerbangan first class itu dengan pelan. Ada satu hal yang mengganggu pikiran Netty. Ia kembali melihat paras Rossa dengan lekat.

Meskipun terkadang membuat Netty naik darah dan senam jantung karena semua kelakuan seenaknya, tetapi Rossa adalah wanita yang baik. Ia selalu memberikan semua barang kepada Netty tanpa berpikir dua kali. Tidak hanya pakaian yang baru dipakai satu kali dengan nominal yang fantastis, bahkan segala tas yang belum pernah terpakai diberikan kepada Netty begitu saja.

"Net," panggil Rossa seraya meraih tangan Netty tiba-tiba.

"Ya," ujar Netty kaget. "Lo butuh apa?"

"Nggak. Sebentar lagi kita akan keliling dunia, Net. Aku bakalan jadi model internasional. Usaha aku nggak sia-sia selama ini, Net." Rossa menggantung ucapannya.

"Iya Ros, selamat buat lo ya," lirih Netty menanggapi.

"Bukan buat gue aja. Tapi selamat buat kita. Makasih ya Net, udah nemenin gue selama ini. Gue harap lo akan di samping gue sampai kapanpun," ucap Rossa sambil tersenyum manis. Namun, kedua matanya tertutup menahan kantuk. "Tetap sama gue ya Net, apapun yang terjadi."

TO BE CONTINUED ....



The Sexiest Troublemaker [PINDAH KE KARYAKARSA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang