Setelah kejadian waktu itu, Sora jadi jaga jarak sedikit sama Albedo. Paimon bingung liat Sora yang sensi sama Albedo. Sora tidak menyeritakan apa yang terjadi saat itu. Sora menolak itu meskipun Paimon penasaran parah sampai membuat Sora agak takut dengan Albedo.
Mereka masih di tempat Albedo. Eksperimen masih berlanjut, Sora ingin pergi tetapi Paimon dan Sucrose yang penasaran akan 'experiment' yang Albedo lakukan meminta Sora tetap berada di tempat.
"Sukro, Emon, untuk eksperimen kali hanya berdua saja."
"SukroMU! Aku bukan kacang yang dijual di warung mbak Sara," protes Sucrose.
"Enak aja Emon, aku Paimon!"
Ekspresi bak papan triplek milik Albedo tidam berubah, itu panggilan sayang buatan Albedo untuk Sucrose dan Paimon. Panggilan untuk Sora? Hohohoho itu rahasia ilahi, kata Albedo.
Paimon dan Sucrose memasang wajah kecewa, dari jaman Sora masih nganu sama Zhongli sampe Albedo mau debut, mereka berdua menunggu hal seperti ini, penasaran setengah mampus juga sama experimen Albedo akhir-akhir ini pada Sora.
Saat waktu yaang ditunggu datang, Albedo hanya ingin berdua dengan Sora.
"Baiklah...."
Mendengar suara kecewa Sucrose, Albedo langsung memberikan hadiah khusus untuknya. List material yang dia butuhkan. Apa gunanya ada asisten jika tidak dipakai?
Sucrose mengambil kertas itu kasar dengan wajah masam dan mengajak Paimon untuk pergi dari tempat Albedo.
Setelah Sucrose dan Paimon hilang dari pandangan, maniknya beralih ke Sora. Sora sudah was-was takut.
"Sora," panggilnya dengan nada menggoda.
"Apa?"
"Ayo kita lanjutkan yang waktu itu."
Sora mengambil langkah mundur, rasa takut mulai menyelimuti Sora.
"Aku akan melakukannya pelan-pelan kok," ucapnya dengan wajah datar.
"Tapi ekspresimu tidak berkata seperti itu...," katanya dengan suara bergetar.
"Hooo, menarik, apakah melihat masa depan itu termasuk kemampuanmu?"
Sora menggeleng pelan. "Aku tidak mempunyai kekuatan seperti itu...."
"Kalau begitu kamu tidak tau apa yang akan kulakukan padamu nanti."
Sora membalikkan badan ingin pergi dari tempat itu namun tangannya ditarik oleh Albedo, dia memutar paksa tubuh Sora, kalau mengenai hal seperti ini Albedo akan menggunakan kekuatan penuhnya agar bisa mengunci tikus percobaannya
Demi mendapatkan data baru Albedo akan melakukan apapun.
Albedo mencium paksa Sora, mencoba membuka paksa mulut Sora yang terkunci rapat. Menggigit bibir bawah sudah tidak membuat Sora membuka mulutnya lagi. Albedo melepas ciumannya.
Wajah keduanya memerah, nafas terengah-engah. Mata Sora menjadi sayu, nafasnya seakan dilahap habis dari paru-parunya tadi, tenaganya pun seakan diserap juga.
Albedo melepaskan salah satu sarung tangannya dengan cara menggigit dan menarik ujung jari sarung tangannya.
Sora melihat Albedo melakukan itu membuat dirinya bergidik, dia merasa aura Albedo berbeda dari sebelumnya.
"Jangan pergi dulu, aku belum selesai."
Tatapan Albedo membuat dirinya tidak bisa bergerak, memerintahkannya untuk diam.
Albedo kembali mencium Sora, tangannya yang sudah terbebas dari sarung tangan meraba bagian perut. Mengelus perutnya pelan, memberikan sensasi geli pada tikus kecilnya. Kedua mata Sora terpejam erat menahan diri untuk tidak mendesah.
"Hei, keluarkan saja. Disini hanya ada aku dan kamu," bisiknya di telinga Sora, nafas hangat itu menggelitik telinganya.
"Aku dan kamu itu sama."
"Albedo...."
"Ssstt...." Albedo mulai mengusap tubuh Sora, reaksi yang diberikan oleh Sora sama seperti orang yang tinggal di dunianya ini, ditambah lagi ketika Albedo menemukan titik sensitifnya Sora mendesah pelan.
"Al ... bedo...."
"Nikmati saja, setelah ini aku akan merangkum semuanya di dalam buku catatanku." Tangannya merangkak naik ke dada, menyelinap masuk ke pakaian Sora.
"Aaahhnn ... Albedo hen ... thikanh...."
"Aku masih penasaran, beri aku sedikit waktu lagi."
"Aaahhnn...."
Semenit sebelum Paimon dan Sucrose datang kembali, Albedo berhenti dari experimennya.
"Sora? Kenapa wajahmu merah?" tanya Paimon.
Sora menggeleng kuat, wajahnya semakin merah setiap kali mengingat akan rasa sentuhan yang diberikan Albedo tadi. Sangat memabukkan dan membuatnya ingin terus merasakannya.
"Ada apa Sora? Kamu kelihatannya sangat senang setelah melakukan eksperimen tadi."
Kali ini Albedo yang bertanya.
"E--enggak!" jeritnya.
Sucrose menatap Albedo curiga. "Albedo ... apa yang lakukan pada Sora?"
Albedo merasakan tatapan itu dan berkata, "Jangan melihatku seperti itu kacang garuda, Sora sendiri menerima permintaanku kok."
"AKU BUKAN SUKRO!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesarapan Anak Genshin |Genshin FANFICTION|
FanfictionREUPLOAD! MAU BERSIHIN CHAPTER DARI FANART YANG GA ADA CREDITNYA Warning: kerenyes kranci, OOC, genre berbeda tiap chap mungkin, IMAJINASI HARUS TINGGI KALI LUAS! AWAS TYPO! CERITANYA MAKIN LAMA MAKIN ABSURD! Membaca cerita ini jangan menggunakan lo...