Don't Drink Me
Paimon: hmmm terus kenapa dibuat?
Siang hari yang terik di Gempict. Semua penghuni Gempict kepanasan makin panas lagi ketika Jordi hanya mengenakan boxer dan singlet saja, belum keringat bercucuran, anehnya ada beberapa anak yang diam dengan tampang bloon melihat Jordi seperti terhipnotis dengan wujud Jordi yang seperti itu.
Di musim kemarau ini, sumur masih kering dan Barbara selaku PDAM Gempict menguap begitu saja meninggalkan posnya. Tatang dan Xatria juga hampir menguap dan meninggalkan dunia ini untungnya ada Karim dan Choirul yang siap membekukan apapun saat emerjensi. Karim dan Choirul juga hampir meleleh.
Yang biasa aja cuman Nurul dan Langit. Mereka seperti tidak merasakan apapun. Mereka bagaikan manusia yang tidak merasakan hawa panas kemarau siang hari ini.
"Nurul kok kamu kok ga kepanasan sih?" tanya Tatang penasaran pada Nurul yang sedang minum teh manis hangat di botol minumnya.
"Kak Tatang aja yang lemah, cuih."
Sampai pada titik kepanasan yang sudah tinggi seorang Tatang meminta Adam untuk membuat minuman yang bisa bikin segar tubuhnya, anti-vaporize. Tatang tahu pasti tidak akan benar kalo dirinya meminta Adam untuk membuatkan minuman itu tetapi mau bagaimana lagi, dia harus meminumnya atau nyawanya yang melayang.
Sakra dan Rangga dipisahkan karena bisa saja terjadi super-conduct dan menyebar ke yang lain, karena ada Xatria dan Tatang. Ketika mati lampu Sakra dan Rangga yang berjasa namun saat begini itu tidak mengubah hawa panas sama sekali malahan membahayakan warga setempat.
"Abah, jangan peluk aku, aku jadi kepanasan dan abah keringetan juga, jijik." celetuk Langit.
Isa sedang menjadi kipas angin dadakan untuk mereka, Langitlah yang menggantikan keberadaan Isa di pangkuannya.
Dimas, Karla, Amel dan Budi pun tidak satu ruangan dengan mereka karena mereka bisa menambah pengap ruangan. Adanya mereka bisa saja menimbulkan kebakaran saking banyaknya energi panas masuk.
"Mau cocogoat dingin." Cici menghampiri Tatang yang tergeletak pasrah di karlet, terus dia menggoyangkan tubuh Tatang pelan.
"Cici, maaf ... aku sepertinya bentar lagi aku akan pergi...." Tatang sudah tidak kuat dengan hawa panasnya yang bagaikan diatas api.
"Tolong itu bisikin Tatang terus nanti kita baca yasin," kata Jordi tidak ada akhlak. "Bentar lagi kita akan mengadakan pemakaman kedua untuk mengenang jasa Tatang mengisi sumur sama Teteh Barbara."
Tatang nengok pelan ke Jordi. "Kakek tuwa minta dihajar...."
Tak lama kemudian Adam keluar dari dapur setelah melakukan ledakan-ledakan kecil dengan bumbu dapur dan juga bahan kimia. Dia membawa dua gelas air berwarna biru dan merah.
Saat itu juga ada Dimas lagi telanjang dan Karim yang mau bikin es teh.
"Adam makasih udah dibikinin, pop es bublegum ya?" Dimas main ngambil aja itu gelas warna biru.
"Huwaaa, ini es jambu ya? Makasih Adamku sayang, kamu baik banget."
Adam santai, dia ingin menghentikan mereka berdua minum tapi penasaran juga kalau misalnya minuman khusus Xatria dan Tatang diminum oleh elemen yang berbeda akan menjadi seperti apa.
Beberapa kemudian terjadilah perubahan diantara keduanya. Adam mengedipkan mata tidak percaya. Rambut Dimas jadi diikat ponytail, pake eyepatch dan entah mengapa ada jiwa-jiwa santuy ditambah dengan raut wajah yang tidak datar lagi.
Sementara Karim, eyepatch hilang dan menampakkan bola mata berwarna biru, mukanya kaya orang lagi marah, rambut dibiarkan tergerai.
"Apa liat-liat?" tanyanya dengan nada ketus pada Adam.
Adam masih berusaha untuk kembali ke realita. Tidak menyangka akan seperti ini.
Tadi aku masukinnya garem ... ya? batinnya.
"Hah ... hah, Adam minumannya belum jadi?" Tatang yang sudah tidak kuat ingin menjemput minumannya, dia bertemu dengan Dimas dan Karim yang sangat berbeda dari biasanya.
"Yo Tatang, gimana hidup sehat?" sapa Dimas sambil mengangkat sebelah tangannya.
"Kamu keliatan transparan, sepertinya bentar lagi ada pemakaman."
Tatang yang mendengar kedua kalimat itu hanya bingung, apa yang terjadi dengan Dimas dan Karim?
"Tadi aku salah masukin sesuatu,terus mereka dengan seenak jidat ngambil minumannya dan beginilah jadinya."
"Kenapa kamu telanjang dada gitu?" Tatang nanya ke Dimas.
"Panas."
Dahi Tatang mengkerut, engga enak diliatin terus sama Karim, apalagi dengan mata satunya itu seperti akan membekukannya dalam sekejap.
"Jangan liatin aku kaya gitu."
"Hn." Karim memberikan gelas kosong pada Adam dan pergi dari tempat itu.
"Karim kek gitu aneh juga, terasa sekali OOCnya Dimas dengan persona Karim." Tatang mengambil langkah mundur takut-takut,masalahnya Dimas senyam-senyum gitu terus nada bicaranya kedengeran friendly. Tatang takut dia ketularan juga.
"Bentar lagi juga bakal kembali semua kok." Adam santai tapi tidak dengan Tatang, dia sudah muak melihat Dimas bertingkah macam cacing kepanasan, apalagi dengan tipe bahasa yang digunakan.
Tatang yakin 100% anak-anak akan takut dengan Dimas yang seperti itu.
Tak lama kemudian suara teriakan anak-anak dari ruang bermain bergema sampai dapur.
"Ah kayaknya ada yang bikin tambah panas," kata Adam, dia kembali berkutat dengan bahan dapur dan kimia di dalam dapur.
"Adam...."
"Nih doujin baru." Adam meberikan komik tidak senonoh dengan kaver Tatang di haremin dengan berbagai macam wujud Jordi.
Baru melihat kavernya Tatang sudah pingsan di tempat.
"Lemah."
Kembali ke ruang bermain, Dimas menyapa anak-anak dengan riang dan senyuman sementara Karim ngobrol dengan Jordi yang bengong, mencoba untuk menerima kenyataan bahasa Karim yang berubah, Langit menangis karena Karim.
"TOLONGGG! KAK KALIM KESULUPAN SETAN JUDES!" teriak Langit di pangkuan Jordi.
Jordi masih shock tapi berusaha konek dengan apa yang dibicarakan oleh Karim.
Dari dia bilang suka sama jus anggur sampai benci super sama sifat Dimas.
"Hmmm ... Kak Dimas lagi ga sehat. Siapapun telepon rumah sakit jiwa." Nurul santai banget dengan kerusuhan di taman bermain.
"TIDAKKKK! KAK DIMAS MENGELIKAN!" jerit Dina panik.
"Cocogoat, cocogoat."
"KAK TATANG!" panggil Choirul berurai air mata.
"Dadah, aku akan pergi dunia ini...." Xatria pasrah dengan takdirnya.
"XATRIAAAAA! JANGAN MENYERAH! ADAM BENTAR LAGI DATENG!" teriak Isa.
"KAK KALIM SELEMMMM!"
"Halo er es je? Ini ada dua manusia ketuker jiwanya, iya, kayaknya abis anu, iya, cepetan kesini, kalau tidak bentar lagi Gempict kebakaran." Manik Nurul mengikuti pergerakan Dimas, Dimas sudah mulai membakar properti.
"Woi, mana nih Adam! Aku udah bosen main tik tak toe sama Rangga!" dengan sopannya Sakra membuka pintu dengan menendangnya.
"Rangga. Bosen, mau minum."
"TIDAK! RANGGA!" ini yang teriak Jordi, dia tidak peduli dengan bocah fatui kembaran Xatria.
Sakra dan Rangga tubrukan dengan Dimas.
Setelah kejadian itu Gempict pun hanya kenangan belaka.
"Karla, itu harta karun kamu lagi yang meledak?" tanya Budi.
"Engga tau, aku belum main lagi kok."
"GEMPICT! Tretttt!" teriak Ciya napsu sambil memainkan gitar bohongannya.
"Itu judi Ciya...," koreksi Budi dan Karla.
"Pulang ke AU yang asli gais," ajak Amel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesarapan Anak Genshin |Genshin FANFICTION|
FanficREUPLOAD! MAU BERSIHIN CHAPTER DARI FANART YANG GA ADA CREDITNYA Warning: kerenyes kranci, OOC, genre berbeda tiap chap mungkin, IMAJINASI HARUS TINGGI KALI LUAS! AWAS TYPO! CERITANYA MAKIN LAMA MAKIN ABSURD! Membaca cerita ini jangan menggunakan lo...