Xiao ➡️ Aether ⬅️Albedo

776 71 45
                                    

"Nananana~."

Hari ini Aether lagi jalan-jalan sama adiknya, Paimon lagi dipinjem sama Albedo.  Aether bersenandung kecil, katanya sih latihan nyanyi. Zhongli ingin mendengar dia nyanyi.

"Kak, makan yuk."

"Dimana dek?"

"Di ... di mana aja yang deket."

Mereka tuh lagi mau pergi ke Liyue tapi entah kenapa berada di sisi pulau alias dekat dengan Dragonspine untungnya Lumine udah siap baju tebal. Angin dingin sudah terasa menusuk kulit.

"Tapi kita di deket Dragonspine dek."

Lumine memasang ekspresi "Yang bilang kita ada di padang pasir sapa kak?".

"Aetherrr~!"

Ada suara Paimon. Aether celingak-celinguk. Lumine nunjuk ke sebrang, wilayah Dragonspine.

"AETHERRR! GANTIKAN AKUUUU!"

"HAH?!"

"GANTIIN AKU JADI KELINCI PERCOBAAN TITISAN LU XUN INI!"

"... JANGAN CROSSOVER PAIMON!"

"BACOD!" itu balasan Paimon dari sebrang.

Setelah itu Aether menemukan sesosok manusia sedang melambaikan tangan kearahnya.

"Kak, kesana aja yuk."

"Mau ketemu Albedo?"

"Engga, mau nolongin Paimon."

Mereka pun teleport ke patung terdekat dan terbang menuju tempat mereka berada, sampai sana Paimon terbang ceoat menuju Aether namun Aether dengan sombongnya menyingkir, biarkan Lumine saja yang jadi korban.

"Udah lama ga ketemu ya Aether."

Disapa dengan nada manis tapi dia tetap siaga, tidak ada Suchrose. Mencurigakan.

"Aether ada apa? Apakah ada mosnter di sekitar sini?"

Monsternya elu anjing, umpat Lumine dalam hati, dia masih jadi korban pelukan hangat Paimon.

"Kalian disini lagi ngapa--" tangan Aether digenggam oleh Albedo.

"Kamu tidak kedinginan?" tanyanya, Aether masih mengenakan pakaian yang sama, crop top sementara Lumine memakan coat putij tebal.

Aether baru sadar kalau tangan Albedo terasa sangat hangat seperti sedang memegang tangan Diluc. Aether yakin Albedo bukan elemen api melainkan geo.

"Albedo."

"Gimana? Hangat 'kan? Kita kembali ke tempatku sambil bergandengan tangan ya."

Aether mengangguk saja. Dia merasakan hal tidak enak setelah Albedo memegang tanganya.

.

.

.

"Aku bisa melihat mereka, Albedo ... bisa-bisanya kau...."

"Xiao, kamu mau ke Dragonspine?" tanya abah Zhongli pada Xiao yang lagi jongkok di ranting pohon sambil melihat ke pegunungan es.

"Engga."

"Kalo engga kenapa kamu berlari menuju Dragonspine?" tanyanya bingung. "Anak jaman ima ada-ada aja."

.

.

.

"Paimon menyingkir dariku!" protes Lumine.

"Engga mau, nanti Albedo menangkapku lagi."

"Albedo jalan di depan sama kakak."

"ENGGAK!"

Albedo dan Aether ngobrol-ngobrol biasa. Lima menit kemudian ekspresi datar Albedo berubah menjadi serius, dia melepaskan genggaman tangannya, berdiri di belakang Aether dan dia mengeluarkan pendangnya.

Dari atas turun Xiao dengan senjatanya beradu dengan bilah pedang Albedo.

"Cih."

"Ada tamu tak diundang ternyata...."

"MC SAO HENDAK MEREBUT AETHER DARI LU XUN!" Paimon mendadak jadi komentator.

"Udah dibilangin jangan crossover bangsat." Lumine mukul kepala Paimon dengan keras.

"Tapi kan asik Lumine, bayangkan, Xiao berkedok raja harem di SAO sementara Albedo uke kawaii pyromania dari zaman tiga kerajaan Cina."

"DAH! LANJUT LAGI KE CERITA!"

Terjadi pertarungan di Dragonspine, Aether sudah mulai kedinginan sementara kedua semenya lagi berantem. Lumine dan Paimon tidak membantu. Mereka diem di tempat, menjadi komentator.

"XIAO MENGHANTAMKAN TOMBAKNYA PADA PEDANG ALBEDO! ALBEDO TETAP DENGAN POSISI BERTAHAN! MENERIMA SERANGAN BERUNTUN XIAO!"

"Ketika Xiao melancarkan serangannya ALBEDO BERHASIL MEMATAHKANNYA DAN MENYERANG XIAO! XIAO TERKENA SERANGAN ALBEDO!"

"Albedo! Xiao! Berhenti."

Seketika Albedo dan Xiao berhenti bergerak, pandangannya tertuju pada Aether yang sudah menggigil kedinginan.

"Aether!" teriak mereka panik, mereka berlari bersamaan menuju Aether.

Tapi ujung-ujungnya juga pake berantem, sampai akhirnya Aether pingsan di tempat.

Lumine kalem aja kakaknya udah tak sadarkan diri dengan wajah memerah. Malahan dia membisikkan kalimat sakral di telinga kakaknya.

"Innalillahi wa innalillahi rojiun telah berpulangnya Aether bin semenya banyak ke sisi Tuhan."

"AETHER BELUM MATI LUMINE!!" jerit Albedo dan Xiao bersamaan.

Kesarapan Anak Genshin |Genshin FANFICTION|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang