Prompt ke-2: Semalam aku bermimpi tentangmu, semuanya terasa nyata. Sayang, aku harus bangun
.
.
.
Haitham memejamkan matanya, lalu membukanya lagi, ini adalah mimpi dia tahu itu, tetapi mimpinya terasa sangat nyata, kini pacarnya sedang duduk di depannya, memakan cilok dengan lahap. Iris kehijauan milik Haitham menatap lekat-lekat pacarnya hampir tak berkedip, Haitham sangat merindukan sosoknya, karena saking rindunya dia sampai bermimpi bertemu dengannya lagi? Kembali ke waktu dimana mereka masih kuliah, masih bisa bertemu.
Terakhir bertemu kapan? 2 tahun yang lalu, Haitham tidak bisa ingat dengan pasti. Jika kecelakaan itu tidak terjadi, kalau saja dia berada di sisinya saat itu, pasti dia masih bersama dengannya, wisuda di hari yang sama.
"Kenapa ngeliatin aku begitu? Mau juga?" tanya dia pada Haitham, dia sampai bertanya seperti itu karena sudah risih, orang mana yang tidak risih ketika sedang makan malah diliatin.
"A ... engga, aku cuman melihatmu."
Sebelah alisnya terangkat, seperti tidak percaya dengan perkataan Haitham, ada beberapa kasus Haitham mencuri ciloknya satu tanpa bilang minta terlebih dahulu.
"Kenapa melihatku?"
"Aku kangen saja."
"HA?! Kita bertemu setiap hari, kapan kita tidak bertemu?"
Haitham memilih untuk diam, tentu saja setelah dia bangun dari mimpi ini dia tidak akan bisa bertemu atau melihatnya lagi, sekedar memegang rambut perak indah miliknya saja tidak bisa. Dia memperhatikan Haitham, ekspresi wajah Haitham memang tidak berubah, tetap tanpa ekspresi, tetapi sekilas dia merasakan sedih, sedih yang mendalam.
"Tham-tham."
"Apa? Tumben kamu memanggilku seperti itu?"
"Hanya mengecek saja, kenapa kamu murung begitu?"
"Bukan apa-apa."
"Begitu ya, aku tidak akan memaksamu."
Haitham menutup buku novel yang ada di atas meja, lalu dia mengulurkan tangan kirinya ke depan.
"Apa?"
"Tanganmu."
Dia bingung, sebelum mengulurkan tangannya, dia melihat Haitham aneh, pacarnya sedang bertingkah diluar kebiasaannya, apa dia harus menuruti Haitham atau tidak.
"Tanganmu, bentar saja.
Akhirnya dia memberikan tangan kanannya, Haitham langsung menggenggam tangan itu, mengusapnya dengan lembut, Haitham memejamkan matanya.
"Cyno, maafkan aku."
"Kenapa kamu minta maaf?"
"Salahku tidak berada di sisimu."
Setelah mengatakan itu, ketika Haitham membuka matanya lagi dia berada di kamarnya, berbaring di atas ranjang. matanya berkedip beberapa kali, mimpinya terasa sangat nyata, saat dia memegang tangan Cyno, terasa hangat, lembut, Haitham sangat merindukannya. Haitham menghela nafas, lalu mengangkat tubuhnya.
"Waktunya melanjutkan pekerjaanku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesarapan Anak Genshin |Genshin FANFICTION|
FanfictionREUPLOAD! MAU BERSIHIN CHAPTER DARI FANART YANG GA ADA CREDITNYA Warning: kerenyes kranci, OOC, genre berbeda tiap chap mungkin, IMAJINASI HARUS TINGGI KALI LUAS! AWAS TYPO! CERITANYA MAKIN LAMA MAKIN ABSURD! Membaca cerita ini jangan menggunakan lo...