5. Foto itu...

55 18 0
                                    

Happy reading ✨

Grep!

"Kau milikku!"

"Sasa milik Reno!"

"Bukan Zain!"

Aku masih terdiam mendengarkan kata-katanya. Rasanya kesadaranku masih berceceran sehabis kejadian tadi, kupikir Reno akan macam-macam. Tapi tidak, ia terisak, tengkukku basah, tangannya bergetar memeluk tubuh ini. Benar, Reno bukan bajingan.

"Reno cemburu, cemburu liat Sasa dekat cowok lain apalagi dicium. Gak boleh! Gak ada yang boleh cium Sasa selain Reno! Gak ada yang boleh! Hati Reno sakit liat Sasa jalan sama Zain, Sasa itu pacar Reno. jadi, nggak boleh jalan sama Zain! Reno nggak mau kehilangan Sasa. Reno sayang Sasa." perlahan suaranya memelan dan menghilang.

Aku tersenyum dalam tangisku mendengar ucapannya. Kubalikkan tubuh untuk menghadapnya. Matanya tertutup, ia tertidur. Tapi air matanya tetap mengalir, aku merasa bersalah. Yah, disini akulah yang bersalah, ia 'tak bersalah. Reno hanya mencoba mempertahankan cintanya. Sedangkan aku, akulah penyebab ia cemburu. Akulah orang yang membuatnya menghajar sahabatnya sendiri.

Kuhapus air matanya yang masih mengalir. Aku sedih melihatnya sedih. Lebih sedih lagi karena selalu akulah yang membuat dia menangis.

Dari kecil hingga sekarang Reno menangis karena aku. Aku terjatuh dari sepeda dia yang menangis saat aku diobati. Ketika Reno jatuh dari sepeda ia malah tertawa, 'tak ada sedikitpun rasa sakit yang terlihat dari wajahnya. Aku terkekeh mengingat ia yang menangis tiga hari tiga malam hanya karena aku demam semalam.

Kutatap kembali wajah polosnya saat tertidur. Deru nafasnya terasa hangat saat menerpa wajah. Kukecup keningnya singkat dan segera beranjak dari ranjang dengan hati-hati agar ia 'tak terbangun. Kutatap jam yang sudah menunjukkan pukul 19.24. Kunaikkan selimut sampai di dadanya. Reno menggeliat dan membalik memunggungi sambil memeluk guling di sampingnya.

Sudut bibirku terangkat melihat posisi tidurnya 'tak pernah berubah dari kecil hingga sekarang. Selalu memeluk guling, itu kebiasaan tidurnya. Ku edarkan pandangan keseluruh ruangan. Ini bukan rumah Reno juga bukan rumahku. Sepertinya ini apartemen. Kulangkahkan kaki untuk mencari kamar mandi, aku ingin mandi. Pandanganku terjatuh pada pintu putih disudut kamar ini. Kubuka pintu itu ternyata benar ini kamar mandi.

Segera aku masuk kedalam kamar mandi. Kuguyur tubuhku dengan air. Segar. Sehabis mandi aku bingung, mau pakai apa aku. Bajuku sudah basah, 'tak mungkin kukenakan lagi. Pandanganku terjatuh pada kimono yang tergantung itu. Kuambil dan segera kupakai.

Aku melangkah keluar dari kamar mandi. Reno kelihatan masih tidur. Segera kucari tempat lemari disini. Akhirnya aku menemukannya. Kubuka lemari yang lumayan besar ini. Aku mengernyit bingung, ada pakaian wanita dan laki-laki di dalam lemari ini. Kubuka rak kecil di dalam lemari. Aku tersenyum melihat benda yang kucari. Segera kuambil apa yang aku perlukan dan kembali masuk ke kamar mandi untuk memakai baju.

Aku tersenyum, semua yang kuambil tadi pas di tubuhku. Piyama bergambar hello Kitty. Segera aku melangkah keluar kamar mandi. Sekarang yang menjadi pertanyaanku adalah apartemen siapa ini. Sepertinya baru ditinggali terlihat dari semua barang yang kupakai. Tapi, kenapa Reno membawaku kesini? Apa ini miliknya, lalu baju perempuan itu milik siapa.

Kulangkahkan kaki menuju cermin dan segera duduk dibangku yang tersedia. Ku usap kembali rambutku yang basah dengan handuk.

Aku terkejut saat merasakan tangan seseorang yang memelukku dari belakang. Deru nafasnya terasa di telingaku.

"Jangan tinggalin Reno," lirihnya.

Kubalikkan tubuh menghadap Reno dan menangkup wajahnya.

"Sasa nggak akan ninggalin Renren, karena Sasa sayang Renren, kapan Renren bangun?"

Tetanggaku Cogan (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang