Gun pov
Gun pergi dari villa dan pergi menuju kota, melanjutkan perkerjaannya. Ia perlu menyortir dan mengedit hasil jepretannya kemarin sebelum dikirimkan ke majalah
Ia menginap di hostel kecil kota Phuket. Ia menghabiskan tiga hari full disana tanpa keluar. Memenjarakan diri bersama perkerjaan dengan pikirannya yang sebenarnya kalut
Entah kenapa ia merasa bersalah meninggalkan Off. Lelaki tinggi itu selalu baik padanya. Off selalu ada saat ia membutuhkan seseorang disisinya akhir akhir ini. Hari harinya bersama Off juga selalu menyenangkan.
"Apa kau baik baik saja, Off?"
Pertanyaan itu terus terlintas dipikirannya. Rasa bersalah dan khawatir terus muncul bergabung jadi satu setiap hari. Kalau perasaan Off adalah nyata, Gun baru saja membuat lelaki itu kembali patah setelah sembuh. Ia khawatir sesuatu buruk akan terjadi pada lelaki tinggi itu seperti saat Off mabuk di pasar malam waktu lalu
"Kau berlebihan. Dia sudah tua, Gun. Dia bisa menjaga dirinya sendiri. Lagian perasaannya padaku tidak nyata. Dia tidak bisa menjawab pertanyaanmu waktu itu, kan?" kata Gun sambil berkaca di cermin kecil meja kerjanya. Ia sedant mencoba berunding dengan diri sendiri. Mempertahankan benteng kokoh hatinya agar tak terjebak dalam perangkap Off Jumpol
Off memang terlihat sempurna untuk Gun. Dia tampan, menyenangkan dan sangat perhatian. Dia punya pesona kharismatiknya sendiri yang bahkan tidak bisa Gun definisikan. Gun sebenarnya bisa saja jatuh hati pada lelaki itu kapan saja. Tapi ia memilih untuk menahannya dengan ego dan pikiran rasionalnya
Gun adalah tipikal orang yang jika sudah suka, akan mencintai terlalu dalam. Ia tidak ingin mencintai seseorang sendirian. Pengalamannya mencintai Oab terlalu dalam membuat dia sangat ringkih ketika di tinggalkan. Ia takkan mengulangi kesalahan lagi tentunya
...
Sore itu Gun pergi keluar untuk sekedar cuci mata dan cari makanan enak. Bethari-hari sudah ia mengurung diri di hostel, dengan makanan seadanya. Perkerjaannya juga sudah selesai, dia bisa jalan jalan dengan tenang.
Tapi tidak sepenuhnya tenang, terkadang Gun masih memikirkan beragam kemungkinan tentang lelaki tinggi itu. Bahkan Gun bisa menyimpulkan sekarang kalau dia diam diam mulai merindukannya
Gun makan di restoran Thailand yang bersebrangan dengan sebuah cafe. Ia duduk tepat menghadap kearah sana. Ia bisa melihat siapa saja yang ada di dalam caffe itu karna eksteriornya hanya bertembok kaca
Gun melihat sosok lelaki tinggi yang ia tinggalkan kemarin sedang duduk berhadapan bersama seorang perempuan. Mereka terlihat sedang dalam suasana obrolan serius dan dingin
"Apa dia mantan, Off? " tanya Gun dalam hati sambil terus memantau pergerakan mereka dari jendela restaurant tempat ia makan. Ia tidak akan ketahuan memata-matau karna Off duduk membelakangi. Gun hanya bisa melihat setengah tubuh dan punggung Off saja dari tempatnya duduk sekarang
Perempuan itu kemudian terlihat sedang memegang tangan Off, menahan lelaki itu untuk pergi. Tapi lelaki itu tetap meninggalkannya begitu saja. Membuat perempuan dengan paras cantik itu menangis sendirian disana. Gun merasa iba. Pasti ia patah hati sekarang
"Tapi bukankah dia juga yang membuat Off patah hati? Kau pantas merasakan hal yang sama kalau begitu. Kalian impas" kata Gun asal menyimpulkan. Kemudian tersenyum sendiri entah untuk apa. Mungkin karna ia akhirnya melihat sosok laki laki itu. Walau hanya sebentar, tapi ia bisa memastikan Off baik baik saja sekarang
Setelah selesai makan, ia pulang menuju hostel. Ketika sedang berjalan, seseorang memberinya selebaran promo paket wisata menuju Krabi. Salah satu provinsi di dekat Phuket yang memiliki keindahan pantai tak kalah jauh dari Phuket. Gun sudah lama ingin pergi kesana, tapi belum pernah kesampaian
KAMU SEDANG MEMBACA
THE JOURNEY
Fanfiction[COMPLETED] Sebuah jurnal perjalanan seorang lelaki yang patah hati . . Seorang lelaki bernama Off Jumpol, lelaki tampan yang merupakan CEO perusahaan fashion ternama di Thailand, meninggalkan perkerjaannya untuk pergi berkelana, mencari obat pengh...