Off terbangun di pagi hari tanpa menemui sosok kekasih mungilnya disampingnya. Ia terbangun oleh nada dering ponselnya sendiri, krist sudah menelponya berkali kali
Sepuluh panggilan tak terjawab dari krist akhirnya ia balas dengan satu kali panggilan telepon yang langsung dengan sigap diangkat oleh krist
"Halo? Ada apa kit? Maaf aku baru saja bangun" Tanya Off masih dengan suara bantalnya. Bangkit dari kasurnya sambil mencari keberadaan kekasih mungilnya
"Ohoo. Kupikir kau sudah mati, kau belum mengirim surat wasiatmu untuku" jawab Krist sarkas
"Hmm. Aku belum kepikiran untuk mati sekarang. Aku masih ingin melanjutkan hidupku" kata Off sambil tersenyum. Ia menatap kearah balkon belakang, ada Gun disana sedang berenang santai menikmati pagi harinya
"Kalau begitu kembali lanjutkan perusahaanmu sendiri, bodoh. Bukankah kau sudah meninggalkannya terlalu lama?" Sindir Krist dengan nada sengaknya
"Auu. Apa ada suatu masalah kit?" Tanya Off santai,tidak merasa bersalah sama sekali
"Tidak ada sih. Tapiii, aku kewalahan disini, Off. Singto terus mengomeliku karna aku selalu bawa perkerjaan ke rumah. Kau tau sendiri bagaimana dia jika sudah marah kan? Aku hanya penasran kapan rencana kau akan kembali lagi ke bangkok" jawab Krist mengadu
Ia merasa sangat kehilangan Off di kantor, ingin protes dan marah pada partner kerja sekaligus sahabatnya itu. Bagaimanapun juga, Off adalah bos dan pengambil segala keputusan di perusahaan selama ini. Krist hanyalah partner kerja yang tugasnya lebih banyak membantu internal perusahaan, tapi semenjak Off pergi dia harus terjun banyak mengurusi bagian eksternal perusahaan yang biasanya dilakukan oleh Off. Krist tentu saja kelabakan mengerjakan semuanya, sudah hampir 3 bulan Off lari dan Krist lah yang harus mengambil alih semua perkerjaan Off
"Hmm. Aku tau. Maafkan aku meng, kau tau sendiri kondisiku kemarin sangat tidak stabil. Akan aku usahakan cepat kembali" kata Off mencoba menenangkan sahabatnya itu. Ia semakin merasa bersalah sekarang
"Lalu bagaimana kondisimu sekarang? Kau dimana? Ku dengar dari Tay kau bertemu dengan seseorang baru?" Tanya Krist tiba-tiba penasaran
"Aku di Krabi, dan aku baik baik saja disini. Soal itu, akan aku ceritakan saat aku kembali" jawab Off seadanya. Ia belum menceritakan banyak hal tentang Gun pada sahabat-sahabatnya itu
"Baiklah. Bagaimanapun itu, kau harus kembali Off. Ada kami dan keluargamu menunggu disini" ucap Krist mencoba menasehati
"Hmm. Aku tau itu. Thank you meng, sampaikan salamku untuk yang lain" jawab Off langsung mengakhiri sambungan teleponnya
.....
Pagi itu Off dan Gun sedang sarapan. Off terlihat hanya mengaduk aduk makanannya tanpa melahapnya sama sekali sejak tadi. Gun yang melihat kelakuan kekasihnya itu jadi penasaran
"Phii? P'Off?" panggil Gun berkali kali mencoba menyadarkan kekasihnya itu dari lamunanya
"Apa kau tidak lapar? Aku saja yang memakannya kalau gitu" kata Gun lagi sambil menyerobot piring Off dengan tangannya
"Auu. Kenapa kau ambil makananku, Gun?" Tanya Off kaget
"Karna kau tak memakannya sejak tadi" kata Gun ketus sambil melahap sesendok nasi penuh. Ia kesal karna diabaikan sejak tadi
"Hmm. Aku hanya sedang teringat sesuatu tadi. Aku akan makan dengan benar sekarang" kata Off santai sambil mengambil kembali piringnya dari sisi Gun
"Kau sedang memikirkan orang lain sekarang?" Kata Gun dengan nada seperti kecewa
"Auuu. Bukan orang lain, Gun. Maksudku, aku memikirkan sesuatu yang lain, tapi bukan orang lain. Hmm kau mengerti kan akuu..." jawab Off terbata panik, ia takut Gun salah paham dengan ucapannya barusan
"Apa kau merindukan keluargamu?" Tanya Gun memotong kalimat yang muncul dari mulut Off dengan santai. Ia berusaha menebak saja, ia tau kekasihnya itu baru saja mendapatkan telepon dari seseorang. Selama ia bersama Off, kekasihnya itu jarang sekali menerima telepon ataupun pesan sekalipun
"Hmm. Tidak juga sih" jawab Off menggantung. Ia merasa tidak enak berbicara tentang perkerjaanya pada Gun. Ia juga tidak ingin berpisah dengan Gun secepat ini. Ia belum tau rencana Gun kedepannya akan seperti apa, ia tidak terlalu yakin hubungan yang mereka jalin sekarang mampu membuat Gun mau menetap bersamanya. Seperti belum waktunya bagi Off untuk membahas ini semua dengan Gun
"Hmm, kau terlalu gengsi. Sebaiknya kau pulang kalo merindukan keluargamu. Mumpung mereka masih ada" kata Gun santai. Kepalanya sekarang menunduk sambil mencerna makanan dalam mulutnya pelan. Kalau Gun punya kesempatan untuk kembali ke keluarganya, ia pasti tak akan sia-siakan itu. Ia selalu merindukan keluarganya setiap hari
Mendengar reaksi Gun, Off bisa paham kalau lelaki mungil itu mungkin sangat merindukan keluarganya sekarang. Ia selalu berusaha terlihat tegar selama ini
"Apa kau yang justru merindukan keluargamu sekarang, Gun?" Tanya Off hati hati
"Tentu saja" jawab Gun singkat
"Hmm. Kenapa tak kunjungi mereka saja?" Kata Off mengusulkan
"Kau mau aku mati sekarang?" Tanya Gun ketus. Ia merasa heran dengan pertanyaan kekasihnya barusan
"Maksudku, paling tidak kita bisa mengunjungi peristirahatan terakhir keluargamu kan?" Jawab Off menjelaskan
"Ke Pattaya maksudmu?" Tanya Gun memperjelas. Ia masih bingung arah pembicaraan kekasihnya itu
"Hmm. Kita bisa lakukan itu bersama"
"Kita? Kau mau menemaniku kesana?" Tanya Gun lagi
"Tentu saja. Kau tak ingin ku temani,Gun?" Jawab Off mantap
"Hmm. Bukan begitu. Aku mau. Tapii.." kata Gun menggantung. Ia masih bingung, ia selalu menghindari kota itu lima tahun terakhir. Ia tak akan pernah sanggup kembali kesana bahkan hanya untuk sekedar upacara peringatan hari kematian keluarganya
"Ada aku bersamamu, Gun. Kau akan baik baik saja" kata Off sambil mengenggam tangan Gun diatas meja makan. Ia mengusap punggung tangan kekasihnya itu dengan lembut. Menatap wajah Gun yang kini sudah berubah sendu, dengan senyum terbaiknya. Off ingin selalu ada disisi Gun kala senang dan sedih hidupnya
Gun hanya merespon dengan mengangguk. Ia mungkin akan setuju dengan usulan Off mengunjungi Pattaya. Mungkin sekarang adalah waktunya untuk kembali, ia harus bisa berdamai dengan masa lalunya untuk menata ulang hidupnya dan masa depannya
"Jadi, haruskah kita ke Pattaya besok?" Tanya Off lagi
"Beri aku waktu beberapa hari lagi. Aku ingin menghabiskan banyak waktu denganmu disini" jawab Gun seadanya. Datar tanpa ekspresi
Off yang mendengar jawaban Gun malah jadi gemas sendiri. Ia segera pindah duduk disamping Gun. Kemudian memeluknya erat
"Kau menggemaskan sekali. Apa yang ingin kau lakukan bersamaku hari ini?" Tanya Off masih mendekap tubuh mungil kekasihnya itu
"Apapun itu, aku ikut" jawab Gun santai. Ia mengeratkan pelukannya pada tubuh besar kekasihnya itu
"Apa kau tetap akan ikut, kalau aku membawamu pulang ke Bangkok sekarang?" Tanya Off menggoda
Gun langsung melepaskan pelukannya
"Maksudmu phi?" Kata Gun kaget. Ia seketika panik begitu saja
"Ahaha. Aku hanya bercanda" jawab Off sambil kembali memeluk Gun gemas. Meskipun pertanyaanya barusan benar adanya, ia memilih berbohong karna tidak mau membicarakannya sekarang. Mungkin setelah selesai dari Pattaya ia baru akan membicarakannya dengan Gun.
Off jelas ingin mengajak Gun masuk dalam kehidupannya seutuhnya, mau tidak mau ia harus kembali ke realita hidup dan tanggung jawabnya di Bangkok. Itupun hanya akan ia lakukan jika Gun mau, bagaimanapun Off juga tidak ingin menjadi pasangan yang egois. Ia hanya perlu menunggu waktu yang tepat sekarang
.
.
TbcSi Gun kaget mau diajak ke Bangkok serasa kek mau dinikahin aja ya 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
THE JOURNEY
Fanfiction[COMPLETED] Sebuah jurnal perjalanan seorang lelaki yang patah hati . . Seorang lelaki bernama Off Jumpol, lelaki tampan yang merupakan CEO perusahaan fashion ternama di Thailand, meninggalkan perkerjaannya untuk pergi berkelana, mencari obat pengh...