Pattaya

761 107 7
                                    

Dua hari setelah obrolan kemarin, OffGun berangkat ke Pattaya. Mereka menuju bandara dan terbang ke kampung halaman Gun menggunakan penerbangan pertama

Perasaan Gun masih campur aduk sekarang, ada perasaan takut namun juga senang karna dia akan kembali ke kampung halamannya

OffGun tiba di Pattaya dan segera naik taxi menuju resort milik keluarganya di pesisir pantai

"Apa kau mengabari pamanmu, Gun?" Tanya Off membuka obrolan di taxi. Gun terlihat diam saja sejak tadi

"Tidak. Kurasa tidak perlu" jawab Gun singkat. Ia masih ragu atas kedatanganya sendiri ke Pattaya

"Apa lebih baik kita nginap di tempat lain saja?" Tanya Off khawatir

Gun terdiam sejenak

"Hmm. Kurasa itu lebih baik phi. Aku akan hubungi paman untuk berkunjung besok saja" jawab Gun sambil menatap sayu wajah Off. Entah kenapa tiba tiba ia ingin menangis

"Okee. Tak apa. Kita punya banyak waktu untuk itu" kata Off menenangkan

Taxi yang mereka tumpangi kini berbalik arah. Mereka kembali menuju tengah kota Pattaya. Besok mereka akan ke pesisir, tapi Gun juga tak ingin lama lama. Ia tidak mau kenangan masa lalunya terlalu banyak merasuki dirinya

....

Pagi hari setelah bersiap dan sarapan di hotel, mereka berangkat menuju pesisir. Sepanjang perjalanan Gun seperti sedang djvu, mengulang rutinitasnya masa lalu. Ia dahulu selalu menyetir sendiri dari kota menuju pesisir setiap harinya saat ia masih berkerja di studio foto rintisannya sendiri di kota. Gun memang sangat mencintai keluarganya, meskipun ia berkerja di kota, ia lebih memilih bolak balik ke rumah setiap harinya agar bisa bertemu dengan keluarganya

Meskipun sudah ia tinggalkan selama lima tahun terakhir, kota ini tidak terlalu banyak perubahan. Ia masih bisa melihat masa lalunya dari toko toko tua sepanjang jalan, beberapa masih terlihat sama. Gun yang teringat kenangan masa lalunya sudah tidak terenyuh lagi. Ia sudah menghabiskan airmatanya semalam dalam pelukan Off hingga tertidur. Ia sengaja, ia tidak mau terlihat kacau ataupun bersedih hari ini

Mereka tiba resort pinggir pantai milik keluarga Gun. Lung Wat sudah menunggu kedatangannya di lobby resort. Semalam, Gun sudah mengabari pamannya kalau dia akan berkunjung pagi ini

"Sawadhii khrap lung" sapa Gun memberi salam

"Swadhii jaa luk" balas lung Wat sambil langsung memeluk keponakan satu satunya yang tersisa. Ayah Gun hanya dua bersaudara, sepeninggal kakaknya, lung Wat tidak memiliki keluarga lagi karna ia juga sudah bercerai dengan istrinya sejak lama

"Apa kabarmu, Gun? Kau masih kecil saja. Apa kau makan dengan benar selama ini?" Tanya Lung Wat khawatir sambil meraba raba tubuh Gun yang mungil

"Aku memang seperti ini lung. Aku baik baik saja" jawab Gun sambil tersenyum

"Auuu. Kau selalu begitu, ayo masuk masuk. Sebaiknya kita ngobrol di dalam" kata Lung Wat sambil mempersilakan Gun dan Off untuk masuk

Mereka masuk kedalam suits room yang paling dekat dengan lobby resort. Kamar ini adalah tempat tinggal lung Wat. Ia tinggal di resort ini setelah orang tua Gun meninggal. Ia juga bercerai beberapa tahun setelah itu, dan tinggal sendirian karna tak ada satupun anaknya yang ikut tinggal bersamanya sekarang

"Oiya lung, perkenalkan ini P'Off, pacar Gun" kata Gun mengenalkan. Ada sedikit rona merah di pipinya, tapi hal ini sudah biasa bagi lung Wat. Pamannya itu juga kenal akrab dengan teman teman lama Gun dan juga mantanya.

"Swadikhrap, lung" kata Off memberi salam, sambil tersenyum sopan.

"Swadijaa, harusnya kau ceritakan pada lung kalau kau punya pacar seperti dia. Aku tak akan mengkhawatirkanmu sepanjang tahun hidup sendirian, Gun" kata lung Wat menggoda. Pamannya itu memang selalu mengkhawatirkan keadaan Gun, ia selalu menanyai kabar Gun melalui telepon tapi keponakannya itu tak pernah mau bercerita banyak

THE JOURNEY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang