Reyna Adhitama

94 13 0
                                    

"Reyna,"

Langkah kaki perempuan itu seketika terhenti tepat di anak tangga paling bawah. Ketika mendengar suara seorang perempuan yang baru saja memanggil namanya. Dengan suara pelan yang terdengar begitu khas. Reyna berjalan mendekat ke arah ruang keluarga, sambil menggenggam erat tali tas yang menggantung di pundak kanannya.

"Mama, manggil aku?,"

Perempuan paruh daya yang memiliki nama lengkap Mira Adhitama itu mengalihkan pandangannya dari televisi ke arah Reyna, yang sudah berdiri tepat disampingnya. Mama Mira melihat penampilan anak nya itu dari atas sampai bawah.

"Kamu beneran jadi ke supermarket?," tanyanya kepada Reyna.

"Jadi mah. Kenapa emang Mah."

"Sendirian?," tanyanya lagi, yang langsung di balas dengan anggukan cepat oleh Reyna.

"Boleh Mama ikut?,"

Reyna menggeleng pelan, sambil tersenyum manis. "Ngga usah Mah. Aku bisa pergi sendiri kok."

"Ngga ada penolakan Mama ikut, soalnya keperluan rumah juga sudah banyak yang kadaluarsa semenjak kita pindah ke luar negeri." ujar mama Mira yang bangkit dari duduk nya.

"Yauda deh boleh ikut, tapi jangan lama Mah. Nant-" jawabnya yang terpotong oleh perkataan mama nya.

"Iyaa bawel banget sih. Ngga akan lama kok, kamu tunggu di luar aja. Sekalian minta tolong pak Yudis keluarkan mobil."

Reyna hanya mengangguk, yang berarti mengerti. Ia langsung keluar dan pergi menuju tempat penjaga.

"Pak Yudiss." panggil nya.

Tak lama pak Yudis menghampiri Reyna yang sudah di hadapannya. "Iya kenapa non?."

"Mama tadi bilang mobil suruh keluarin, kata nya sih begitu."

"Emang non sama Ibu mau pergi?," tanya Pak Yudis kepada Reyna. Lalu di anggukki oleh Reyna sambil tersenyum kecil.

"Siap non."

Pak Yudis langsung lari menuju garasi yang diikuti oleh Reyna dengan jalan yang sangat santai.

🦋🦋🦋

Selang beberapa menit Mama Mira keluar akhirnya, menutup pintu rumah itu kembali. Kemudian berjalan menuju pekarangan rumah, terlihat ada seorang perempuan yang sedang menunggu sambil memainkan ponsel nya sesekali.

Mama Mira yang baru saja ingin menghampiri anak nya itu seketika berhenti. "Ibu yang nyetir mobil nya?"

Mama Mira mengangguk cepat. "Iyaa pak," ujarnya sambil tersenyum kecil.

"Saya takut ada apa-apa sama Ibu dengan non, jadi biar saya aja Ibu yang nyetir."

Reyna yang melihat Mama nya sedang berbincang dengan pak Yudis, segara bangkit dari duduk nya langsung menghampiri mereka.

"Lama banget sih Mah," kata Reyna tampak begitu kesal.

Sedangkan Mama Mira hanya tersenyum. Reyna yang melihat Pak Yudis di sebelah nya mulai bertanya. " Pak Yudis kenapa?,"

"Oh tadi pak Yudis bilang kalo biar dia saja yang nyetir mobil nya," jawab Mama Mira. Pak Yudis hanya mengangguk.

"Ya bagus lah, lebih baik pak Yudis ajaaa kalo mama kadang lama bawanya." ujarnya langsung masuk kedalam mobil.

"Baiklah pak, Bapa saja yang bawa." Pak Yudis langsung membukakan pintu mobil.

🦋🦋🦋

Reyna mengambil troli belanja. "Rey, Kamu pilih lah perlengkapan mu dan kakak mu yang sudah habis. Setelah itu temui Mama ditempat kasir." ujar nya. Reyna mengerti dan meninggalkan mama nya perlahan demi perlahan.

"Ini dia," katanya sambil memperhatikan wajah bahagia. Ketika mendapatkan skincare yang sejak beberapa hari lalu ia cari.

Di trolinya saat ini, sudah terdapat banyak cemilan dan perlengkapan kakak nya. Ia berniat untuk segera pergi dari sana untuk menemui Mama nya di Kasir. Karena jika di ingat-ingat, ia sudah hampir mengambil semua perlengkapannya dan juga kakak nya itu.

Namun, baru saja ia ingin melangkahkan kakinya pergi dari sana. Seorang perempuan tiba-tiba saja menabraknya. Membuat dirinya hampir terjatuh.

"Maaf Kak aku ngga sengaja."

Perempuan itu dengan cepat berjongkok untuk merapihkan kembali makanannya yang jatuh.

"Maaf ya Kak," kata perempuan itu yang kedua kalinya. Sambil menatap wajah Reyna dengan nanar.

"Iya gapapa, Lain kali kamu hati-hati ya," jawab Reyna sambil tersenyum ramah.

"Elisa." terdengar suara seorang laki-laki yang baru saja memanggil namanya. Dengan suara beratnya yang terdengar begitu khas.

"Iyaa, aku di samping."

"Siapa?," tanya Reyna dengan alis yang saling bertautan satu sama lain.

"Ah itu Kak, Abang akuu."

"Owh kamu kesini bersama Kaka kamu toh." Elisa mengangguk dan tersenyum kecil.

Datanglah laki-laki ya bisa di bilang seumuran dengan nya. "Kemana aja si ilang-ilangan mulu." marah nya.

"Yang ada abang ilang-ilangan mulu, ngga tau kemana."

Reyna yang melihat pertengkaran Abang dengan Adik itu, mulai merasa tidak enak. "Oh iya, sudah ada Abang kamu. Aku duluan ya." pamit Reyna dengan senyum ramah yang menghiasi wajahnya itu.

Saat ia baru saja melangkahkan kaki nya, tiba-tiba tangannya sudah di cekal oleh perempuan itu. "Kenapa?" Reyna yang membalikkan badannya ke hadapan perempuan itu.

"oh iya kak maaf. Kenalin aku Elisa Kalandra yang di sebelah aku si Manusia dingin, namanya Gavin Kalandra," ujar Elisa sambil mengulurkan tangannya.

"Salam kenal juga, Aku Reyna Adhitama." membalas uluran tangan Elisa dan melepasnya.

"Oh maaf ya Kak soal tadi."

"Lu kenapa minta maaf?" tanya Gavin dengan nada dingin nya itu.

"Tadi aku ngga sengaja nabrak kaka itu."

"Aneh-aneh saja. Makanya jalan tuh liat-liat" omel Gavin.

"Sudah-sudah ngga papa kok. Oiya aku duluan ya soal nya mama sudah nunggu."

Reyna segara pergi dari hadapan kakak beradik itu. Berjalan menuju meja kasir, yang berjarak beberapa meter di depan. Saat berada di kasir Reyna tak sengaja melihat kakak beradik itu kembali, memperhatikan dengan seksama.

🦋🦋🦋

Your My Destiny (Proses Penerbitan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang