Reyna sudah berada di Jakarta hari ini. setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh, ia sudah berada di rumahnya. Tepatnya di tempat singgah sana nya, yaitu kamar kesayangan.
Ceklek..
Pintu kamar Reyna terbuka, dan terlihat seorang perempuan paruh baya yang tak lain tak bukan adalah mama nya."Ada apa ma?," tanya Reyna sedang berbaring di ranjangnya.
"Ada sahabat kamu." jawab Mama Mira yang masih di ambang pintu.
"Maksud mama Melinda sama yang lain?," tanya Reyna lagi, ia kaget saat mendengar kata sahabat.
"Iya kasihan tuh teman kamu nyariin mulu. Kamu mau turun atau bagaimana?,"
"Ngga usah deh ma, Eyna di kamar aja, besok biar yenna sekolah."
"Bilang aja Eyna lagi berada di perjalanan paling nanti malam baru sampai Jakarta."
"Baiklah," jawab Mama Mira, kembali menutup pintu kamar Reyna.
🦋🦋🦋
Mama Mira pun sudah berada berjalan menuju ruang tamu dan akhirnya duduk di dekat Melinda.
"Lhah Reyna kemana, tan?," tanya Keysa saat mama Mira tidak bersama Reyna di samping nya.
"Eggh... itu Reyna belum pulang, masih di perjalanan. Kemungkinan besar nanti malam baru sampai sini," jawab Mama Mira
"Yah, padahal kita udah kangen banget sama Reyna tan." sambar Della kecewa, terlihat sekali di raut mukanya.
"Ya mau bagaimana lagi? Dari sana kesini memang tidak jauh, belum lagi macet di jalan."
"Memang Reyna pergi kemana sih tan? Sejauh itu kah Reyna pergi." tanya Melinda yang sudah tidak sabaran karna ia terus menerus memikirkan kemana Reyna pergi.
"Reyna pergi ke Ma-" ujar Mama Mira yang tidak sempat melanjutkan perkataan nyaa.
"Ibu ada telpon dari kantor bapak Mario, katanya ada urusan yang mendesak." kata bibi yang memotong pembicaraan mama Mira.
"Mendesak? Apa ada yang terjadi sama papa dan Reyna?" tanya nya.
"Tidak tahu bu," jawab bibi.
"Baiklah saya angkat dulu. Kalian kalo mau main disini tante silahkan, tapi maaf tante ngga bisa nemenin kalian," kata mama Mira meninggalkan sahabat Reyna dan menuju ruang keluarga yang dimana telpon rumah berbunyi.
"Jangan bilang Reyna kenapa-napa," ucap Keysa mulai berpikir yang aneh aneh.
"Ngawur aja lo kalo ngomong, kita berdoa aja semoga Reyna dan om Mario tidak kenapa-napa." jawab Melinda yang ikut khawatir.
"Apa sebaiknya kita pulang aja? Siapa tau kita dapat kabar baik dari Reyna," ujar Della
"T-tapi gue masih khawatir sama keadaan Reyna sama bokap nya." Melinda
"Apa kita tunggu aja kali ya?," tanya Keysa kepada kedua sahabatnya.
"Boleh juga sii," Della
"Eh tapi sopan ngga ya kita kaya gitu? Takut nya ada masalah penting selain itu, kayaknya lebih baik kita balik aja deh. Tunggu besok kalo Reyna sekolah berarti dia sehat-sehat aja, tapi kalo besok ngga sekolah kita harus selidiki." ujar Melinda yang kali ini benar-benar geram
KAMU SEDANG MEMBACA
Your My Destiny (Proses Penerbitan)
Teen FictionGavin Kalandra, pria dengan aura sedingin kulkas 35 pintu, selalu menampilkan wajah datar yang tak beranjak, seperti meja yang baru saja disapu. Selama 18 tahun, ia melangkah di jalan kehidupan yang lurus dan datar, tanpa berkelok, seolah tak pernah...