Di lain sisi kamar nya Reyna sudah mulai berisik akibat ulah teman teman nya itu.
"Jangan pakai yang itu rey,"ucap Keysa saat melihat pakaian yang di kenakan oleh Reyna
"Iya rey, jangan pakai itu. buluk banget," sambar Della, kemudian Reyna melirik ke arah Melinda apakah pendapat nya sama dengan Keysa dan Della.
Melinda yang tahu betul tatapan Reyna akhirnya menganggukan pelan kepala nya.
"Ganti rey, terlalu gimana gitu." kata Melinda
"Terus gue pake apa? Kalian aja deh yang pilih in," jawab Reyna pasrah yang mengambrukan diri nya ke atas kasur.
"Okeyy, gue yang pilih in" ujar Keysa
Keysa yang melongo melihat koleksi baju Reyna yang begitu banyak, bahkan bisa di bilang koleksi nya cukup sama kayak punya nya.
Sepuluh menit kemudian Keysa menemukan baju yang cocok untuk Reyna, ya memang agak sedikit terbuka tapi tidak papa mereka akan memikirkan bagaimana agar tidak terlihat terbuka namun pas. ya gitu lah
"Lama banget ya bund," ucap Reyna yang sedikit kesal.
"Kalo pake ini kayak nya pas deh di badan lo?"
"Ngga ada pilihan lagi Key?" tanya Reyna sedikit ragu
" Ngga ad baju lu kebanyakan, gue bingung milih nya hehehe,"
Kemudian Reyna masuk ke kamar mandi untuk mengganti pakaian nya. Saat Reyna mengganti pakaian tiba tiba handphone nya berbunyi memunculkan notifikasi line.
Line
Gavinn
"Reyna, gue ke jebak macet, lu jangan terlalu buru buru banget."
Pas banget saat Melinda mengambil ponsel milik Reyna, tiba tiba sang pemilik nya sudah keluar dari kamar mandi
"Pas banget di badan lu Rey. Emang bener bener nggak salah pilih gue," kata Keysa terharu
"Lebay," respon Reyna
Reyna yang melihat ponsel nya berada di tangan Melinda segera menghampiri teman nya itu "Kenapa?" tanya nya
Melinda memberikan ponsel nya ke Reyna, kemudian Reyna melihat notifikasi line yang berisi chat dari Gavin. Reyna ikut duduk di samping teman teman nya, lalu membalas chat nya itu.
Line
Gavinn
"Reyna, gue ke jebak macet, lu jangan terlalu buru buru banget."
"Okey,"
Jawab nya dengan singkat, Kemudian teman teman nya melihat ke arah Reyna yang membuat diri nya merasa aneh.
"Kenapa sih?" tanya nya
"Kayak ada yang kurang Rey," sahut Della yang melihat dengan seksama ke wajah nya Reyna
"Apalagi, baju udah gue benerin gaya rambut uda gue benerin, sekarang apalagi??"
Della dan Keysa menatap wajah Reyna seperti ingin menerkam mangsa nya.
"Ng-gak nggak, jangan bilang lo berdua mau make up gue??!"
"Pinter" jawab Della dan Keysa secara berbarengan
Melinda yang melihat tingkah teman teman nya hanya bisa tersenyum kecil saja.
"Melin tolong guee, hiks!!" teriak Reyna yang di bawa paksa oleh teman nya ke meja rias milik Reyna.
Jujur saja Reyna jarang sekali berdandan, bahkan ke sekolah pun ia hanya memoles bagian bagian yang menurut nya harus ia tutupi.
Reyna pasrah dengan tingkah teman teman nya itu untuk dandani diri nya. Sekitar dua puluh menit Keysa dan Della make up in Reyna akhir nya selesai juga.
"Nah udah selesai, sekarang lu boleh buka mata lo." kata Keysa sambil mendekat dan mengelus pundak Reyna dengan pelan.
Reyna membuka mata nya perlahan, ia melihat diri nya di dalam cermin, ia tak menyangka bahwa teman teman nya pandai dalam hal ini. Reyna sedikit tidak percaya bahwa ini diri nya, ia terus memperhatikan sisi di muka nya.
"Kenapa, cantik an??" tanya Della
"Jelas, gue yang dandanin pasti cantik." sombong Keysa
Reyna bangkit dari duduk nya, lalu mengambil ponsel nya itu.
"Iya cantik banget gue, makasih yaa." ucap Reyna kepada Keysa tapi agak sedikit terburu buru
"Lu kenapa rey, kok buru buru?"
"Gavin udah mau sampe, gue cabut dulu ya. Lu kalau butuh apa apa turun aja," kata nya lalu meninggalkan teman teman nya.
Saat ia menuruni beberapa anak tangga, tiba tiba langkah nya terhenti sejenak. "Reyna," panggil nya
Reyna membalikkan badan nya ke arah asal suara tersebut. Ternyata mama nya yang memanggil.
"Kenapa nak, buru buru banget?" tanya nya
"E-egh itu mah, aku mau keluar dulu penting."
"Sama siapa? Bagaimana dengan teman teman mu?"
"Gavin mah. Mereka lagi di atas, yaudah ya mah aku pamit. Assalamualaikum," pamit nya sambil mencium punggung tangan mama nya.
"Waalaikumussalam.." jawab mama nya sambil melihat anak nya lari menuju pintu utama.
"Siapa Gavin??" batin mama nya
🦋🦋🦋
Reyna telah sampai terlebih dahulu di tempat biasa ia dan Gavin bertemu, ia jelas di taman yang tidak terlalu jauh dari rumah nya.
Selang beberapa menit Reyna melihat mobil Gavin sudah datang, ia yang semula nya duduk langsung bangkit dari duduk nya. Sedangkan, Gavin yang sudah melihat dari dalam mobil langsung membuka kaca jendela nya dan melaju sedikit cepat ke arah Reyna.
"Hei, maaf ya lama. Macet tadi," kata Gavin dari dalam mobil yang di senyumi kecil oleh Reyna.
"Masuk," tambah nya sambil membuka kan pintu nya dari dalam.
Reyna akhir masuk ke dalam mobil milik Gavin, ia segera menutup pintu nya dan memasang seatbelt.
Gavin yang memperhatikan Reyna dan sekira nya sudah beres ia akan menancap gas. " Udah beres?" tanya yang di angguki Reyna.
"Okey kita jalan," jawab Gavin sambil menginjak gas mobil nya.
🦋🦋🦋
KAMU SEDANG MEMBACA
Your My Destiny (Proses Penerbitan)
Teen FictionGavin Kalandra, pria dengan aura sedingin kulkas 35 pintu, selalu menampilkan wajah datar yang tak beranjak, seperti meja yang baru saja disapu. Selama 18 tahun, ia melangkah di jalan kehidupan yang lurus dan datar, tanpa berkelok, seolah tak pernah...