YMD. 43

13 2 0
                                    

Gavin, Raka, Marcel, dan juga Farhan saat ini sedang berdiri di tengah-tengah jalan yang terlihat begitu sepi. Mungkin ini karena jam pelajaran yang baru saja kembali di mulai. Hingga tidak ada
lagi murid-murid yang berkeliaran di luar sekolah kecuali dengan mereka berempat.

"Kita udah coba buat cari Reyna ke mana-mana. Tapi sampai sekarang kita belum juga bisa temuin dia," ujar Marcel menaruh kedua tangannya di samping pinggang.

Beberapa menit yang lalu mereka sudah mencoba untuk berpencar. Mencari ke segala sudut tempat yang memungkinkan Reyna ada di sana. Tapi ternyata sampai sekarang batang hidung perempuan itu belum juga terlihat.

"Ke mana lagi kita harus cari Reyna?" tanya Raka.

"Eh kan kita lagi berantem sama dia."

"Udahlah nggak usah dipikirin dulu, kita pikirin Reyna dulu dia hilang ke mana. Kan berabe kalo misalkan nggak ketemu,"

"Terus kita harus cari dia di tempat yang lain. Karena gue yakin dia udah nggak ada lagi di sekitar sini," balas Farhan seraya mengatur nafasnya yang terasa lumayan sesak setelah berjalan ke sana ke mari.

Gavin mencoba menyapukan pandangannya ke segala arah. Dan tiba-tiba saja pandangnya jatuh pada beberapa lembar kertas yang berserakan di pinggir jalan. Tanpa ia sadari langkah kakinya mulai mendekat ke arah tempat

"Lo lihat apa, Vin?" tanya Marcel ketika laki-laki itu mulai berjalan menjauh.

Gavin mengambil salah satu kertas yang sudah di fotocopy tersebut. Ia yakin jika ini adalah kertas yang sempat akan di bagiikan kepada teman-teman Reyna. Namun tidak jadi karena perempuan itu tiba-tiba menghilang begitu saja.

"Ini ada yang nggak beres." gumam Gavin meremas kencang kertas yang ada di genggaman tangannya. Kemudian membuangnya begitu saja ke sembarang arah.

"Kenapa? Lo udah nemuin petunjuk keberadaannya Reyna lagu udah?" Farhan, Marcel, dan Raka berlari kecil ke arah Gavin Ikut memperhatikan kertas-kertas yang berserakan di hadapan mereka.

"Reyna bukan hilang. Tapi dia udah di culik sama seseorang." ungkapnya.

"Itu artinya kita harus cepat-cepat cari." Gavin mengeluarkan ponsel miliknya dari dalam saku celana. Mengetikkan beberapa kata di dalam sana kemudian memasukkannya kembali.

"Kalian semua mau ikut gue atau nggak?" tanya Gavin secara tiba-tiba.

"Ke mana?"

"Markas Ryder."

"Kita ikut," sahut Marcel mewakili kedua temannya.

Mereka berempat segera berlari masuk ke dalam area sekolah. Untung saja kunci motor mereka ada di dalam saku celana masing-masing. Jadi mereka tidak perlu susah-susah kembali ke kelas hanya untuk mengambil kunci itu.

Kebetulan juga saat ini Pak Rohman sedang tidak berjaga di depan gerbang. Jadi mereka tidak perlu berbohong agar bisa keluar.

🦋🦋🦋

Seluruh anggota Ryder udah berkumpul di dalam Markas. Kebetulan sekali saat Gavin mengirimkan sebuah pesan kepada Tara yang bertuliskan jika Reyna telah di culik. la masih berada di Markas. Ia pun cepat-cepat menghubungi teman-temannya untuk segera datang ke sana.

Tara mendudukkan tubuhnya di kursi meremas kencang rambutnya menggunakan kedua tangannya. Ia benar-benar merasa sangat khawati dengan keadaan Reyna saat ini. Ia berjanji tidak akan pernah mengampuni penculik itu. Jika dia sampai berani menyakiti Adik perempuan yang sangat ia sayang.

Beberapa menit setelahnya Gavin datang bersama Raka, Marcel, dan juga Farhan. Berjalan mendekat ke arah anggota Ryder untuk ikut bergabung bersama mereka semua. Tara yang menyadari kehadiran laki-laki itu pun seketika saja bangkit dari posisi duduknya.

Your My Destiny (Proses Penerbitan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang