tiga minggu sudah berlalu semenjak kejadian malam panas antara chris dan dirinya terjadi. semua tampak normal. hyunjin dan member lain tengah disibukkan dengan jadwal manggung yang gila-gilaan. mereka sukses besar untuk ukuran rookie. nama grupnya di sorot di mana-mana. headline dan tagar berita penuh mengusung nama grup mereka hanya dalam hitungan minggu saja.
tentu ini tidak lepas dari campur tangan chris. hyunjin tidak terlalu mengetahui detailnya tapi beberapa waktu yang lalu presdir baek sempat membagi sedikit cerita mengenai apa yang sudah chris lakukan guna membantu grup dan perusahaannya.
dan selama itu pula chris tidak mencoba menghubungi hyunjin kembali. bukannya berharap untuk bertemu, hanya saja hyunjin sedikit khawatir jika mereka tidak sering melakukan pertemuan, itu akan berpengaruh terhadap kontrak yang sudah mereka berdua sepakati. meski tanpa perlu dipertanyakan pun seharusnya hyunjin tau bahwa chris tidaknya sekejam itu untuk mempermainkan orang kecil sepertinya.
"hyung, mau pesan apa?"
panggilan jeongin di sebelahnya berhasil memecah lamunan hyunjin. yang di panggil berdehem sekilas sebelum memasang senyum canggung kepada adiknya.
"samakan dengan punyamu saja."
jeongin mengangguk, lalu kembali fokus membahas sesuatu bersama felix di sebelahnya. sementara hyunjin yang sudah kembali di tarik ke dunia nyata hanya bisa memandang kosong ke sekeliling. para member terlihat bahagia, dan hyunjin merasa lega karenanya. apa yang sudah di lakukan setidaknya sudah membuahkan hasil.
denting notifikasi ponsel lagi-lagi membuat hyunjin harus memecah fokus. layar menampilkan deretan kalimat singkat dari sosok yang sudah beberapa hari belakangan tidak menghubunginya.
chris
bagaimana kabarmu?hyunjin menyunggingkan senyum tipis saat dua kata dengan tanda tanya di ujung berhasil terbaca oleh jarak pandangnya. tanpa buang waktu, sederet kalimat singkat dia ketikkan sebagai balasan.
tidak terlalu baik.
chris
apa terjadi sesuatu?akhir-akhir ini aku lebih cepat lelah. pelatih sering memarahiku.
chris
mau aku belikan beberapa suplemen?terimakasih atas tawarannya chris, tapi
kau tidak perlu repot-repot
melakukannya. aku baik-baik saja.chris
baiklah, aku tidak akan memaksa. ngomong-ngomong mau jalan-jalan akhir pekan ini?jalan-jalan? kemana?
hyunjin sedikit tersentak saat sebuah telapak tangan menutup layar ponselnya. dia menoleh ke samping dan hal pertama yang menyambut pengelihatan ialah wajah datar milik jisung. ekspresi pria itu masih tetap sama seperti beberapa minggu belakangan. dan lagi, hubungan mereka masih belum membaik.
"berhenti bermain ponsel, makananmu sudah datang."
"ah, okay." jawab hyunjin pelan. ponselnya dimatikan sesuai dengan perintah jisung. cahaya berkedip dari lampu notifikasi menunjukkan jika ada pesan yang belum terbaca dari chris. namun mungkin hyunjin harus menunda untuk melihat pesan tersebut karena sekarang tatapan jisung jauh lebih mengerikan daripada apapun.
sekarang tatapan hyunjin beralih ke depan. hidangan jeokbal sebagai menu utama dan beberapa side dish telah terhidang rapi. ini salah satu menu kesukaannya dan jeongin saat berkunjung kemari. tapi entah kenapa malam ini terasa berbeda, semua tampak hambar dan membuatnya tidak berselera. terlebih aromanya yang terlalu menyengat justru membuat isi perut hyunjin seakan di aduk paksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
decision | chanjin ✔
Fanfictionㅡ ❝ hyunjin berada dalam pilihan yang rumit, yakni terjebak antara harus mengorbankan kebahagiaannya, sang kekasih, atau para sahabat yang mengantungkan cita-cita mereka di tangannya. ❞ ㅡ DOM! chan, jisung, minho, changbin, seungmin. ㅡ SUB! hyunjin ...