O.4

2.6K 399 19
                                    

tepat pukul 9:45 menit hyunjin terbangun karena suara notifikasi ponsel yang terus berulang. dia sempatkan mengusap matanya pelan menggunakan telapak tangan sebelum mencabut benda persegi dengan layar menyala di atas meja yang masih terhubung pada port pengisi daya.

lima pesan dari adiknya, bertanya tentang apakah sang kakak baik-baik saja. tentu hyunjin heran, memangnya dia kenapa?

memutuskan untuk abai setelah membalas pesan seadanya, hyunjin buru-buru masuk ke kamar mandi guna mencuci wajah dan menggosok gigi. tampilannya terlihat sedikit kacau dengan kantung mata kentara dan bibir pucat. sepertinya dia tidak sebaik itu, kepalanya tiba-tiba terasa sedikit pusing sekarang.

hyunjin turun menuju dapur dengan beberapa pertanyaan menggantung di pikiran. ini hari senin dan seharusnya dia memiliki jadwal latihan rutin bersama member lain. tapi justru sekarang dorm kosong melompong dan hanya menyisakan dirinya sendirian.

"sudah bangun?"

suara hangat dari samping counter dapur menyadarkan lamunan si surai pirang. kepalanya yang menunduk kemudian di hadapkan oleh senyum manis kekasihnya. jisung terlihat lebih seksi dengan rambut biru gelap tanpa spray atau tatanan yang berlebihan. kaus putih tanpa lengan serta celana training melekat di tubuhnya yang mulai berisi. dan sepertinya pria itu baru saja selesai berolahraga jika dilihat dari area lehernya yang sedikit berkilau karena keringat.

"jisung, yang lain kemana?"

"latihan."

"dan kalian tidak membangunkan aku?"

"seungmin bilang suhu badanmu panas. jadi dia memintaku untuk menemanimu di dorm hari ini."

yang lebih tua menggigit bibir pelan, "seungmin? bagaimana diaㅡ" ucapannya terhenti, sedikit ragu untuk bertanya mengingat kejadian tempo lalu yang membuat hyunjin jadi sedikit takut tiap kali mengingat wajah pria itu.

"pagi buta dia hendak membangunkan member lain termasuk dirimu, sepertinya dia tau kalau kondisi badanmu sedang tidak sehat. kemari hyun, aku sudah menyiapkan sarapan dan obat untukmu."

hyunjin mengangguk saja, patuh berjalan dengan pelan sebelum menarik satu kursi dekat meja makan. namun belum sempat  ia duduk, tubuhnya sudah lebih dulu di rengkuh lembut oleh si pria virgo. hyunjin tentu tidak menolak, justru nyaman mengalungkan lengannya yang kecil ke pinggang jisung guna mencari ketenangan.

"apa terjadi sesuatu?"

gelengan samar jisung dapatkan, jadi pria itu hanya mengangguk dalam diam sembari memberikan elusan pelan di punggung sang lawan kala dia tau kebiasaan hyunjin yang suka menyimpan masalah kembali datang.

"bukankah kau tau kalau aku akan selalu ada untukmu setiap kali kau butuh?"

"aku hanya tidak ingin menambah bebanmu, jisung-ah." balas hyunjin dengan sebuah senyum di akhir. tubuhnya hendak menjauh tapi jisung justru menangkup pipinya dan memberikan satu lumatan pelan di bibir. itu melemahkan kemampuan hyunjin untuk berdiri dengan tegak barang sesaat. dia hampir oleng tapi jisung menahan tubuhnya dengan baik.

"kalau kau masih ragu begini untuk membagi masalahmu maka lebih baik kita tidak usah menjadi sepasang kekasih. kau jauh lebih terbuka padaku semasa kita hanya berstatus sebagai teman. kau berubah dan aku tidak menyukainya."

"maaf."

"lagi? pertahananmu selalu dengan kata maaf sehingga aku tidak punya alasan untuk kembali mengganggumu. begitukah caramu menyelesaikan masalah, hwang?"

"ji, aku sedang tidak ingin berdebat. kepalaku sakit." hyunjin meminta dengan suara bergetar. tatapannya yang sayu seolah menampar jisung telak.

"baiklah," si virgo menghela napas, "ayo sarapan."

decision | chanjin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang