O.7

2.9K 352 12
                                    

🔞🔞🔞




"mari bersulang untuk debut stray kids!"

bunyi sorai dan dentingan gelas beradu memenuhi ruangan khusus yang sengaja di sewa pukul satu pagi. beberapa staff sampai presdir baek datang guna memeriahkan acara drinking party debut anak didiknya yang sukses menjadi topik panas hari ini. beberapa media menyorot tentang keunikan dan originalitas boygrup yang notabene berasal dari agensi kecil.

semua tampak berbahagia. changbin, felix, dan minho terlihat sibuk meladeni beberapa pertanyaan dari staff. sementara jeongin dan seungmin lebih memilih bercengkrama ditemani dengan segelas minuman bersoda karena mereka belum cukup umur. semua orang tengah berbahagia, kecuali hyunjin yang masih juga dirundung sedih karena jisung terus mengabaikannya.

sejak kejadian chris menelpon kala itu, si pemuda han mengambil jarak secara terang-terangan dari hyunjin. bicara seadanya jika diperlukan, bertegur sapa seadanya, bahkan memasang senyum dan tawa palsu di depan kamera saat mereka berinteraksi hanya demi menjunjung tinggi professionalitas dalam bekerja.

setelah kembali ke dorm, jisung akan kembali ke mode dinginnya. pria bersurai dark blue itu bahkan sengaja memilih untuk bertukar tempat tidur dengan felix.

rasanya hyunjin tidak tahan di diamkan terus seperti ini. dia sudah berusaha mengajak jisung bicara tapi pria itu bebal dengan pendiriannya. sampai sekarang pun, jisung belum menunjukkan tanda-tanda ingin berdamai.

"bisakah kita bicara?" hyunjin memulai. samgyeopsal di mangkuknya terlihat tidak menarik sama sekali. fokus yang dia punya tertuju tepat pada manik bulat milik jisung.

"tentang apa?" jisung balik bertanya. suara rendahnya masih bisa hyunjin dengar di antara keramaian ruangan itu.

"tidak disini."

"apa pembicaraanmu begitu penting?"

"ji, please. ini tentang kelanjutan hubungan kita."

ujaran sarat nada frustasi mungkin meluluhkan sedikit kekerasan hati yang dimiliki jisung, buktinya pria itu menarik pergelangan hyunjin keluar dari sana. mereka berakhir berdiri di antara gang gelap yang begitu sepi.

"bicara sekarang."

"hannie, aku minta maaf." mulai hyunjin. kepalanya yang sedari tadi menunduk di angkat hingga akhirnya mereka bisa saling menatap.

"hanya itu? kau tidak mau mengatakan hal lainnya?"

"b-bukankah sudah kukatakan? chris adalah kenalanku. kami hanya sebatas rekan yang berhubungan untuk bisnis."

"bisnis huh? bisnis apa? kau pikir aku bocah umur lima tahun yang bisa kau bodohi dengan karangan picisanmu? coba kau ingat, aku sudah mengenalmu berapa tahun hyun? masihkah kau berpikir jika kau bisa membohongiku?"

"hannie.."

"jangan memanggilku begitu." jisung menghela napas. uap tipis keluar dari bibirnya yang sedikit pucat kala kepalanya mendongak menatap langit pagi yang tidak berhiaskan bintang.

"ㅡbicaralah kembali padaku jika kau ingin mengatakan siapa sebenarnya chris yang menelponmu waktu itu."

jisung memutuskan untuk beranjak pergi. langkahnya tertahan karena hyunjin lebih sigap memeluk tubuhnya dari belakang dengan lengan kurus si pemilik yang melingkar erat di antara pinggangnya.

"jangan marah, a-aku tidak mau kita terus seperti ini."

"bukankah kau yang membuat kita berujung seperti ini?" ucap jisung retoris sembari melepaskan lengan hyunjin dari tubuhnya. dia berbalik guna menatap iba hyunjin yang sudah menangis.

decision | chanjin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang