7 month later.
"akhirnya selesai."
sepasang manik kucing milik hyunjin menatap penuh binar pada deretan hidangan di atas meja. dia cukup senang beberapa resep yang baru dipelajarinya semalam melalui video berhasil dibuat meski balasannya adalah nyeri yang mulai merambat disekujur pinggang.
itu wajar, kandungannya sudah memasuki bulan ke-8 dan hyunjin harus berdamai dengan perutnya yang membesar sehingga kerap kali mendapati kesulitan dalam beraktifitas. belum lagi beberapa masalah seperti nyeri pinggang atau mood yang tiba-tiba berubah drastis dalam waktu singkat selama kehamilan.
setidaknya hyunjin cukup bahagia. beberapa bulan belakangan semuanya berjalan begitu baik. para member memberi perhatian lebih padanya. bahkan seungmin yang notabene begitu keras bahkan sejak awal pertama mereka bertemu kini tidak pernah lagi mengganggu atau membentak hyunjin.
kemudian waktu berlalu begitu saja, terasa cepat bagai hanya sekali kedipan mata. tau-tau baby bump kecil di permukaan perutnya sudah berkembang sebesar itu. hyunjin terkadang masih tidak mempercayai perubahan yang terjadi pada fisiknya. bulatan besar berisi satu kehidupan lain di dalam sana seolah mengingatkan hyunjin bahwa jarum jam selalu berputar dan ada masanya nanti bayi itu akan lahir. jika mengingat hal tersebut, jujur hyunjin belum siap.
"ingin merayakan apa sehingga kau masak hidangan sebanyak ini?"
suara berat seseorang dari balik pintu dapur memecah kaca lamunan hyunjin. dia menoleh dan mendapati changbin yang berjalan ke arahnya sembari bersidekap dada. tubuh kekar pria itu terbalut setelan santai, yakni berupa celana jogger dan kaus putih tanpa lengan yang sedikit lembab, sementara sebuah handuk kecil tersampir di lehernya.
"hanya ingin hyung, ah, atau mungkin sekaligus sebagai perayaan selamat tingal? um, kau tau kan jika aku harus pindah ke apartemen chris jika kandunganku sudah berumur delapan bulan?" terang hyunjin dengan nada sedikit malu. pandangannya di alihkan ke arah jam dinding dalam ruangan, baru pukul 6 pagi lewat 12 menit.
changbin mengangguk kecil. langkahnya dia bawa menuju dispenser untuk mengambil segelas air dingin. ketika cairan bening itu selesai diteguk, changbin memutuskan untuk mengambil posisi tepat di hadapan hyunjin.
"hyun,"
"hm?" hyunjin menyahut dengan gumaman. maniknya yang berbinar setia menatapi wajah tampan sang kakak yang tidak dihiasi polesan makeup.
tak lekas mendapat jawaban, hyunjin justru memberanikan diri mengusap setitik peluh di pelipis changbin. dia tau jika saat ini changbin ragu untuk mengutarakan apa yang ada di dalam pikirannya. mengenal si pemuda seo bukan sekedar hitungan hari membuat hyunjin tau betul kebiasaan pria itu.
"tidak jadi. apa kau belum mandi? mari mandi bersama." tawar yang lebih tua. tangannya menggenggam punggung tangan hyunjin yang masih berada di pipinya.
"eh?" hyunjin sedikit membolakan mata. satu detik kemudian pipinya memerah, panas karena malu selepas mendengar perkataan changbin, "k-kenapa tiba-tiba?"
"hanya ingin. kau bilang kau akan segera pergi kan? setidaknya biarkan aku menghabiskan waktu denganmu sedikit lebih banyak."
"t-tapi hyungㅡ"
"hanya sekali ini." perkataannya tidak memaksa namun nada yang changbin gunakan terasa penuh tekanan.
hyunjin tidak bisa lagi memberikan penolakan. bahkan saat pergelangan tangannya di tarik menuju kamar, dia hanya bisa pasrah sembari menatapi punggung lebar itu dalam diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
decision | chanjin ✔
Fanfictionㅡ ❝ hyunjin berada dalam pilihan yang rumit, yakni terjebak antara harus mengorbankan kebahagiaannya, sang kekasih, atau para sahabat yang mengantungkan cita-cita mereka di tangannya. ❞ ㅡ DOM! chan, jisung, minho, changbin, seungmin. ㅡ SUB! hyunjin ...