8 - 'Teman'

5.9K 798 116
                                    

"Alvey, tomatnya dimakan," titah Thea melihat si bungsu yang tengah memisahkan tomat yang telah diiris dari telur dadar yang disajikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Alvey, tomatnya dimakan," titah Thea melihat si bungsu yang tengah memisahkan tomat yang telah diiris dari telur dadar yang disajikan.

"Enggak mau. Lagian Bunda ada-ada aja. Orang kalo masak telur dadar itu pasti nggak jauh sama bawang daun. Ini malah tomat," omel Alvey.

"Al, tomat tuh enak lho, sekali-kali cobain," bujuk Rama.

"Masih mending aku makan, padahal udah dicampur tomat. Ayah kok mau sama Bunda yang males-malesan buat masak?"

"Kan bermodal cinta, Al," sahut Tara dibarengi kekehan dan tos tangan dengan Jingga.

Alvey selesai meneguk air minumnya sampai habis. Seperti biasa, ia merasa kekenyangan padahal kalau dihitung ia baru saja mendapat lima suap nasi, itu pun menggunakan sendok kecil.

"Kenapa?" tanya Jingga melihat Alvey mengelus perutnya dan bersandar pada kursinya.

"Kenyang. Bang Tara, bisa tolong bantuin abisin nggak?"

Tara tak tanggung mengambil piring Alvey dengan cepat dari seberang. Ia melihatnya sejenak lalu mengembalikannya. "Apaan nasinya masih utuh gitu, abisin! Kayaknya lebih baik gue berhenti nerima makanan sisa dari lo lagi."

Alvey mendengus, "Terus ini gimana? Asli, udah kenyang ini."

"Kenyang gegara air lo mah," tukas Jingga, "Makannya, makan tuh makan aja, jangan sekali suap minum, sekali suap minum, ya cepet kenyang lah, ege! Abisin dong, Adikku tersayang."

Alvey mendelik kesal berakhir dengan hanya menatap makanan miliknya.

"Biasain makanannya abisin dulu, baru minum. Atau minumnya jangan keseringan. Nanti makanannya sulit diambil nutrisinya. Percuma kamu makan tapi nggak dapet energi," jelas Thea.

"Tapi kalo gak minum makanannya susah ditelen, Bun. Nyangkut di sini," Alvey menunjuk tenggorokannya. "Nanti lagi deh, ya."

Tara menghela napas lalu terpaksa mengambil piring milik sang adik dan memakannya. Tidak sepenuhnya terpaksa sih, lagian ia juga masih lapar.

"Omong-omong, Yah, Bun. Kayaknya buat sebulan ini Tara bakal sibuk sama acara kampus, bisa aja pulang malem buat nyiapin event. Akhir bulan nanti Tara juga mau ke Surabaya bareng yang lain, tiga harian ada lah," ucap Tara kemudian melanjutkan kembali suapannya.

"Sok sibuk banget lo, Bang," sahut Jingga.

Rama yang mendengarnya lantas menyahut, "Kalo gitu rumah jadi sepi dong. Ayah sama Bunda nanti malem kan mau ke Korea, ke rumah nenek kalian yang ada di Daegu. Udah sakit-sakitan."

Alvey Diansa [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang