12 - 'Overthinking'

5.9K 726 109
                                    

"Paru-paru kamu jadi lebih rentan sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Paru-paru kamu jadi lebih rentan sekarang. Pokoknya inhaler gak boleh jauh-jauh dari kamu. Om udah bilang berapa kali coba? Inhalernya sakuin aja. Jangan ditinggal di tas kalo lagi sekolah. Biar gak ribet."

Alvey mengangguk-angguk. "Maaf, Om."

Ia tengah berada di salah satu ruangan di rumah sakit. Di sana tidak hanya ada mereka berdua, melainkan ada Jingga yang menunggu sedangkan Haje menunggu di luar ruangan.

"Karena ini awal bulan Om juga mau kasih injeksi B12 buat anemia kamu. Tunggu ya," ucap dokter Juan.

Sembari menunggu Dokter Juan ke luar, Alvey menghampiri Jingga dan duduk di sampingnya. Jingga sendiri sibuk memainkan ponselnya, tersenyum sendiri layaknya orang gila.

"Sinting lo?"

Jingga menoleh sejenak lalu kembali membalas chat dari seseorang. Alvey mengintip sedikit lalu mendengus seketika kala tau siapa yang Jingga balas pesannya, Vio.

"Chat-an mulu. Lo gak niat dengerin nasihat Dokter Juan?"

"Nggak. Yang harus denger nasihat kan lo, bukan gue," sahut Jingga.

"Dih, kok bisa sih manusia cem lo jadi Abang gue?"

"Gue juga gak ngarepin punya Adek modelan kayak lo."

Alvey mengembuskan napasnya. Omong-omong tentang Vio, Alvey jadi kepikiran bagaimana caranya agar ia mendapat bukti lagi. Sayang, Fadil sudah menghapus foto dirinya bersama Vio di media manapun.

"Bang," panggil Alver ragu. Kali ini ia akan menanyakan sesuatu yang mungkin sensitif tentang pacar Jingga.

Dalam hati ia berbicara, semoga saja Jingga tidak emosi mendengar ungkapannya.

"Hmm, apa?"

"Tentang Vio-"

"Gak usah urusin hubungan gue sama Vio bisa?" sela Jingga membuat Alvey langsung mengatupkan bibirnya.

"Gue gak akan putus," lanjut Jingga.

Alvey meremat ujung bajunya. "Kali ini bukan masalah putus atau enggaknya. Gue cuman mau nanya sesuatu."

Karena tak ada sahutan dari Jingga, Alvey lebih memilih langsung menyatakannya.

"Lo sama cewek itu ... pernah ngelakuin sesuatu?"

"Kepo."

"Serius, Bang."

Jingga menyimpan ponselnya di saku dengan kesal lalu membenarkan posisinya, menyamping pada sang adik. "Sesuatu apa yang lo maksud?"

Alvey menatap lantai bawah dengan ingatan yang kembali dimana ia melihat bekas gigitan di leher Vio saat cewek itu berkunjung ke rumahnya.

"L-lo ... pernah ... duh gimana sih ngomongnya?" Alvey jadi berkeringat dingin.

Alvey Diansa [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang