***
"Alvey, coba tunjukkin muka kamu, ini hari terakhir nge-zoom loh, sampe sekarang Bapak belum tau muka kamu kayak gimana," ungkap seorang guru dengan jenggotnya yang mulai menebal.
"Vey, itu Bapak nanya, jawab."
"Lo gak dengerin ya? Wah parah, Alvey kasih alpa aja, Pak. Percuma ikutan zoom tapi orangnya gak ada."
"Jangan dengerin Ahmad, Pak. Kali aja Alveynya lagi ke wc. Lagian entar pas masuk sekolah juga bakal tau muka Alvey kayak gimana."
"Budi, belain Alvey mulu."
"Bukan belain, ucok! Biasanya kan Alvey yang bisa. Anaknya ngilang nih."
"Alvey woy, kali-kali tunjukkin muka lo, dong. Penasaran gue, kameranya di non-aktifin mulu tiap zoom."
"Teresa, udah gue bilang Alvey itu selain pinter, dia juga baik plesples ganteng. Senin kan masuk sekolah, waktu itu tiba lo puas-puasin noh liatin mukanya."
"Sudah-sudah. Alveynya mungkin memang lagi ke wc, kita lanjut saja ya ...."
Tara memasuki rumah setelah pulang dari kampusnya. Ia membuka masker dan menyimpan tas di sofa ruang keluarga. Atensinya teralihkan saat mendengar percakapan orang-orang yang menyebut nama adiknya.
Rupanya, sumber suara itu berasal dari ponsel sang adik yang menyala, tengah mengadakan zoom dengan seorang guru dan teman sekelasnya.
Sedangkan adiknya sendiri--Alvey--sibuk menggandrungi mimpi, tertidur dengan posisi duduknya dengan kepala yang bertumpu pada kedua lengan di atas meja.
Tara inisiatif mengambil ponselnya lantas mengaktifkan kamera, membuat heboh orang yang ada di layar sana.
"Eh, Alvey ngaktifin kameranya, hai Alvey."
"Ih kok keren? Mana ganteng lagi."
"Udah mau enam bulan kita nge-zoom baru nampilin muka lo. Sok jual mahal."
"Wah Nak Alvey, ternyata gini muka kamu? Bapak juga baru liat."
"Maaf buat Bapak dan teman-teman sekalian, itu bukan Alvey, itu Bang Tara, Abang pertama Alvey. Monmaap Bang, Alveynya ke mana, ya? Jangan-jangan Abang yang sedaritadi hadir."
Tara terkekeh pelan mendengarnya. "Nggak kok, Bud. Sebelumnya maaf ya, Pak. Saya Kakaknya Alvey. Adek saya ketiduran nih, kecapekan kayaknya. Tapi bukannya capek ikutin pelajaran Bapak, ya, jangan salah paham. Adek saya sedari malem sakit soalnya. Jadi, jangan dialpain ya," pinta Tara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvey Diansa [Terbit]
Roman pour Adolescents[ Brothership, Friendship, Sicklit ] Sejujurnya, Alvey tidak pernah berkeinginan untuk mencampuri masalah orang lain. Namun, siapa sangka, dimulainya sekolah secara tatap muka juga mengetahui rahasia yang dimiliki oleh pacar kakaknya--Jingga--menjad...