10 Kematian dan Batu Permata

208 33 0
                                    

Happy Reading

Yayuk berubah ke wujud daayan! Muka Yayuk menjadi dipenuhi nanah, kaki Yayuk terbalik ke belakang yang dipenuhi borok-borok yang menonjol, rambut Yayuk menjadi panjang dan terkepang, banyak borok tertempel di rambut Yayuk. Matanya merah, giginya bertaring, rambutnya ke sana kemari. Dia sekarang sudah menjadi seorang daayan!

"Bagus? Oh, Bagus! Bangun, Sayang!" panggil Yayuk, lembut.

Bagus terbangun, ia membuka matanya.

"Haha, mimpi. Bisa-bisanya ada setan di mimpiku." Kekeh Bagus, tenang. Ia pun melanjutkan tidurnya.

"Kurang ngajar!" Yayuk, geram.

Akhirnya Yayuk mengarahkan rambut boroknya ke leher Bagus, ia mencekik Bagus hingga Bagus terangkat. Bagus bangun, dia ketakutan, refleks dia berteriak sekencang-kencangnya, walaupun suaranya tak lagi ada karena cekikan rambut Yayuk.

Bagus ingin muntah tapi tak bisa, dia muntah karena rambut kepang Yayuk dipenuhi borok yang sangat amat banyak. Tiba-tiba rambut Yayuk panas, rambutnya keluar sebuah api yang lebat, itu adalah salah satu kekuatan seorang daayan!

Bagus kepanasan, lama-kelamaan leher Bagus menggosong. Bagus tak tahu lagi harus berbuat apa, sekarang Yayuk membuka mulutnya, ia menghisap wajah Bagus, sekarang Bagus yang tadinya sebuah anak kecil, menjadi lansia berumur 200 tahun, tubuh dan wajahnya kering sekali. Akhirnya Bagus meninggal, lalu Yayuk melemparkan Bagus ke taman rumah dari jendela kamar Bagus.

BRAAANGGGG!

Jendela itu pecah, Bagus pun bersimbah darah.

"Hahahahaha, ini balasannya! Ini balasan, karena kau telah mempermalukan diriku, anak bangsat! Sekarang lihat saja! Dua korban lagi akan ku habisi! Pertama ibumu, dan terakhir adalah pamanmu! Yaitu suamiku sendiri, hahahahaha!" tawa Yayuk, puas melihat semua ini.

Mobil jeep Delia dan keluarganya sudah sampai di rumah, cepat-cepat Yayuk merubah wujudnya menjadi wanita cantik. Dia berpura-pura menangisi Bagus dari kamar Bagus, Yayuk menjerit-jerit, bagaikan kehilangan orang yang dia sayang. Tuti Maheswari langsung shock setengah mati melihat kondisi Bagus yang menggenaskan, dia juga berteriak-teriak sampai semua warga berkumpul di sana.

"Astaga, kenapa ini bisa terjadi!! Hiks-hiks-hiks!" tangisnya pecah, membuat suasana semakin kacau.

"Yayuk, kenapa ini hah? Kenapa Bagus sampai bisa seperti ini hah?" tanya Tuti, berteriak kepada Yayuk.

"Saya tidak tahu, yang saya tahu ada seorang wanita menyeramkan tiba-tiba muncul di kamar Bagus, dan membuat Bagus seperti ini. Saya mau melawan, tapi saya malah didorong sampai saya jatuh dengan keras ke lantai." Jelas Yayuk, penuh kebohongan tapi menyakinkan.

"Astaga! Kurang ngajar! Kamu jagain Bagus nggak bener, bisa ngerawat anak gak sih kamu, hah?" hardik Tuti, kepada Yayuk.

"Ini orang yang paling saya sayang! Kenapa kamu gak jaga dia! Dasar kurang asem!" bentak Tuti Maheswari, menangisi anaknya.

"Hahahaha, rasakan! Kenapa kamu menjual ibu saya? Sekarang aku telah memberikan balasannya, atas perbuatanmu itu, manusia kejam!" marah Yayuk, dalam hati.

"Udah, Bi. Kita kuburkan dulu Bagus ya, Bibi yang tenang." Delia, menenangkan bibinya.

"Bibi tidak bisa tenang, Bibi pengen Bagus kembali! Bagus harus kembali!" jerit Tuti, mencium kening Bagus yang keriput.

"Ya ampun, jangan begitu, Tuti. Kita kuburkan saja dia." Darmayanto, iba.

"Benar kata Ayah! Ayo ya, Bi. Kita kuburkan Bagus sekarang juga ..."

SILUMAN PENYERAP USIA: DAAYAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang