34 Penyambutan Anak Setan

134 27 0
                                    

Happy Reading

Setelah waktu isya' berlalu, Laras, Putri dan Zahra sampai di kediaman maheswari yang letaknya di desa nagasari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah waktu isya' berlalu, Laras, Putri dan Zahra sampai di kediaman maheswari yang letaknya di desa nagasari. Setelah adzan magrib yang sangat menyiksa Laras, Laras berubah wujud di adzan isya', tapi untung saja Laras masih di mobil dan ia masih membuat Zahra dan Putri tertidur karena sihir jahatnya.

Dalam waktu satu jam, perjalanan Laras dari tanjakan emen kota Bandung ke desa Nagasari menjadi terasa cepat karena ilmu hitam yang Laras miliki, sesampainya di kediaman marga maheswari, dendam Laras langsung membara, ia mengingat tragedi penghianatan Delia yang membuat ibunya dieksekusi mati dua puluh tahun lalu.

Laras bisa mengetahui semuanya, karena dahulu kala nyai Angker memberikan sebuah mata batin kepada Laras, agar Laras bisa menyaksikan kejadian di masa lalu. Tapi tidak untuk masa depan, karena ilmu nyai Angker tidak sampai di situ.

"Rumah ini, rumah ini adalah rumah orang berhati iblis, namun berwajah manusia, yang telah menghianati ibuku hingga ibuku dieksekusi mati layaknya orang gila. Delia Maheswari, kau telah membuat ibuku menjadi arwah gentayangan yang jenazah dan ruhnya tak diterima di alam kubur. Sekarang bersiaplah untuk menerima kesengsaraan yang ibuku rasakan selama ini, aku akan membalaskan dendam ibuku kepadamu dan anakmu dengan lebih kejam dibandingkan perbuatanmu kepada ibuku! Aku akan membuat kehidupanmu dan anakmu, bagaikan di neraka jahanam! Kutukan ibuku akan menjadi kenyataan, kenyataan yang sangat amat mengerikan. Malam ini aku akan masuk ke dalam rumahmu, sekaligus ke dalam kehidupanmu. Aku akan membuat rumah dan kehidupanmu hancur berantakan, bagaikan gelas yang dilemparkan hingga pecah berkeping-keping! Aku jamin itu!" batin Laras, yang penuh dengan kemurkaan kepada Delia Maheswari, yang sedang tersenyum kepadanya di pintu rumah.

Saat itu Delia memakai sari perpaduan biru hitam dan kuning, disertai dengan perhiasan seperti kalung, gelang, dan anting, yang pasti semuanya emas asli dan murni.

Laras tersenyum, seakan-akan membalas senyuman dari Delia, "nampaknya dia sedang menyambut mautnya sendiri."

Delia mengisyaratkan sebuah kode, kode supaya Laras keluar dari mobil.

"Baiklah, dirimu sangat tak sabar berjumpa dengan anak dari bu Yayuk Maheswari. Hahahaha ..." batinnya tertawa, melihat keramahan Delia Maheswari.

Sebelum keluar dari mobil, Laras membersihkan darah-darah yang ada di pakaiannya menggunakan sihir hitam, lalu Laras menarik sihir-sihir hitam yang ada di wajah Putri dan Zahra agar mereka terbangun.

Mereka pun terbangun, dengan kantuk yang sangat berat, "hoaammmm ..." Putri menguap.

"Sampe mana kita?" tanya Zahra, menggaruk-garuk matanya sendiri, agar matanya bisa segar kembali.

"Lah, kita udah nyampe atuh." Laras, antusias.

"Hah? Udah nyampe?" kaget Putri, melotot.

"Iyalah, noh! Lo pada liat ke sana!" Laras menunjuk Delia Maheswari, sedang berdiri bersama dengan para warga desa Nagasari di rumahnya.

SILUMAN PENYERAP USIA: DAAYAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang