11 Satu Hari Dua Nyawa

201 32 0
                                    

Happy Reading

"Aku akan kembali nanti ..."

Yayuk akan membicarakan semua ini kepada nyai Angker sang dewi daayan terlebih dahulu, Yayuk akhirnya membereskan kamar Delia, agar Delia tidak curiga. Yayuk membawa teh, dan membuatkan teh untuk Tuti Maheswari, yang tengah terbaring di ranjang, menatapi kematian sang anak tercinta.

"Ini tehnya, Bi. Diminum ya!" cangkir kuno diberikan ke Tuti, Tuti meminumnya dengan cepat, sampai-sampai ia baru sadar kalau ada serangga yang ia minum. Terlihat serangaa itu bersisa di teh milik Tuti Maheswari.

"Aaa!" Tuti melempar gelas,  yang berisi serangga setengah hidup itu.

"Astaga, ada apa, Bi?" tanya Yayuk, bingung melihat tingkah laku Tuti.

"Ada apa-ada apa! Lihat noh, teh yang kamu bawa berisi puluhan serangga setengah hidup! Kamu mau meracuni saya hah? Tadi puluhan serangga tak sengaja saya telan!" hardik Tuti, kepada Yayuk.

"Dasar anak ngelunjak!"

Plaak!

Tamparan keras mendarat di pipi kiri Yayuk, membuat pipinya memerah.

"Aduh! Sakit, Bi!" keluhnya.

"Sakit-sakit! Kamu mau buat saya sakit! Dasar anak tiada guna!" Tuti berdiri, dia membawa sebuah kayu, laku ia memukul Yayuk dengan keras sampai Yayuk babak belur.

"Ampun, Bi! Ampun! Saya tidak tahu! Saya tidak tahu!" kata Yayuk, kesakitan.

"Bodoh! Jangan-jangan Bagus bisa seperti ini karena kamu ya, Yayuk! Emang ini orang, menantu pembawa petaka!" teriak Tuti, ia tak rasa-rasa memukuli Yayuk, sampai badan Yayuk kesakitan.

Delia datang, menghentikan bibinya yang sedang memukuli Yayuk dengan kayu secara bertubi-tubi.

"Ya ampun, cukup, Bi! Cukup!" Delia mendorong Tuti, hingga Tuti tersungkur, lalu Delia memukuli Tuti dengan kayu yang dibawa Tuti untuk mekukuli Yayuk tadi.

DUGGG!

DUUGG!

DUUUG!

Tiga pukulan Delia, membuat badan Tuti seakan-akan remuk.

"Dasar keponakan bodoh! Berani-beraninya kamu memukuli Bibimu sendiri! Dasar!" marah Tuti.

"Bibi sendiri yang malah memukuli Yayuk! Dia teman saya!" bela Delia, membela dirinya sendiri dan Yayuk.

"Oh, berani ya! Berani!" Tuti bangkit, menantang Delia.

"Dia udah ngeracunin saya dengan seranggaz Bangsat!" jerit Tuti, lagi.

"Iya, berani! Saya akan membela sahabat saya sampai kapanpun!" Delia memukul perut Tuti yang sedang mengandung, seketika Tuti berteriak kesakitan.

"Aaaaaarghh!"

Tuti terjatuh ke lantai kramik, perutnya mengeluarkan darah yang sangat banyak. Ditambah lagi Tuti merasakan sesuatu yang lain, dari biasanya. Tuti merasakan ovariumnya digigit seekor serangga lebah, ya! Serangga itu seperti banyak yang mengigit ovarium Tuti, yang sedang mengandung anak.Tuti berteriak sekencang-kencangnya, menahan rasa sakit yang ia rasakan.

"Hueeekkk! Hueeeekkkk!"

Tuti memuntahkan ribuan serangga yang mati dari perutnya, yang bercampur dengan darah yang sangat amt banyak.

"Ya ampun, Bi! Bibi kenapa? Kenapa Bibi bisa muntah serangga kaya gini?" Delia panik, tak disangka pukulannya membuat bibinya itu sengsara seperti ini.

"Hueeekk!"

SILUMAN PENYERAP USIA: DAAYAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang