04 Pernikahan Berdarah

285 37 0
                                    

Happy Reading

Seorang lelaki berbadan kekar, berkumis tebal masuk ke gubuk itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang lelaki berbadan kekar, berkumis tebal masuk ke gubuk itu. Mencari keberadaan Yayuk. Markani sangat terkejut melihat kehadiran lelaki itu secara tiba-tiba.

"Dimana Yayuk hah, Nenek Tua!" bentak Darmayanto.

"Yayuk, Yayuk sudah pergi ke Majalengka! Dia sudah meninggalkan desa ini tadi siang!"

"Bohong!"

Darmayanto mendorong Markani hingga kepalanya terhentak oleh pentungan pos ronda, yang terikat di langit-langit gubuk itu. Seketika kening Markani mengeluarkan darah yang amat banyak, darahnya mengucur sampai ke pipi Markani.

"Cepat katakan! Dimana Yayuk!" teriak Darmayanto lagi.

"Dia sudah berangkat ke Majalengka, Pak!" ujar Markani, ia bangkit.

"Arghh! Kalau tidak ada Yayuk, kau saja yang ikut untuk melunasi hutangnya!" Darmayanto memegang pentungan lalu ia dorong ke wajah Markani, hingga kepala Markani bocor bersimbah darah. Markani pingsan, Markani pun dibawa oleh para pegawai Darmayanto.

Darah yang keluar dari kepala Markani, tersimbah juga di tanah dalam gubuk itu, tiba-tiba Yayuk beserta Delia keluar dari tanah.

BRUUUUG!

Ternyata tadi Markani mengubur mereka berdua di dalam tanah, agar mereka tidak ketahuan ataupun tidak ditangkap oleh Darmayato beserta para pegawainya.

"Delia, ibu! Ibu ketangkep! Hiks-hiks-hiks ..." tangis Delia pecah saat itu, di pikirannya bermunculan bahwa ibunya akan mati karena keluarga Maheswari malam ini juga, dan ia juga berpikiran ibunya akan dijual ke orang asing.

"Delia, gimana ini hiks-hiks ... aku takut, aku takut, Delia!"

Delia memeluk Yayuk, ia menenangkan Yayuk dengan pelukan persahabatannya.

"Sabar, Yuk! Sabar, kamu jangan khawatir. Bu Markani nggak bakalan diapa-apain! Yasudah, ayo kita ke kediaman Maheswari sekarang! Sebelum mereka melakukan hal yang tidak-tidak, Yuk!" Delia, panik

"Iya-iya, ayo, Del!" Yayuk menarik tangan Delia, mereka berdua menembus hujan, menyebabkan mereka berdua basah kuyup.

Di kediaman Maheswari, nenek Ageng menyambut kedatangan Darmayanto yang membawa Markani. Tampak Markani tersadar dengan keadaan basah kuyup dan bersimdah darah, saat sampai di kediaman Maheswari. Di sana, terdapat sebuah hiasan pernikahan, yang diterangi dengan ribuan lilin di setiap penjurunya.

Wush ... wush ...

Angin yang berhembus kencang karena derasnya air hujan, membuat ribuan api di lilin itu kesana-kemari.

"Selamat datang wahai Besanku, di rumah keluarga Maheswari ini." Tawa seorang wanita tua, dengan suara perhiasan di setiap langkahnya.

"Kau akan mati, untuk menebus hutangmu kepada kami, Markani!" teriak nenek Ageng, bahagia.

SILUMAN PENYERAP USIA: DAAYAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang