22 Tabuhan Gendang Ghaib

146 28 0
                                    

Happy Reading

"Ohoo, thanks, Ka!" ucap Zidan, tersenyum kepadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ohoo, thanks, Ka!" ucap Zidan, tersenyum kepadanya.

"Makasih! Lo udah buat celah supaya kampus ini damai lagi kaya dulu, semoga aja dengan rencana kita besok. Makhluk siluman itu ketangkap! Kalo udah ketangkap, mau gue bejek-bejek noh si mahasiswi siluman! Berani-beraninya dia buat kampus kita kagak ada tenang-tenangnya sama sekali, awas aja noh!" tantang Putri, pada siluman itu.

"Ih, sok berani lo! Ntar pas silumannya nongol, pasti lo udah minta gendong gue, lu, huuu!" ledek Zahra.

"Hehehe ..." Putri, cengengesan.

"Andai kamu tau siapa siluman itu, pasti kamu nggak akan pernag meyangkanya." Ujar Arka.

"Dia itu orang yang paling dekat dengan kamu." Tambahnya.

"Ah, si Arka mah ya! Suka bikin orang takut aja nih! Udah tau, gue penakut!" Putri, kesal.

"Enggak, Put. Ini beneran kok, lihat saja di waktu yang tepat nanti." Cakap Arka.

"Gengs!" sapa Laras di pintu masuk kelas.

Sri Laraswati Nageshwari, ia adalah teman akrabnya Zahra dan Putri. Apalagi Putri, Laras kerap kali menghabiskan waktu dengannya untuk berjalan-jalan, ia juga sangat berteman baik kepada Putri.

"Oalah, Laras! Lo dateng juga toh, akhirnya!" senang Zahra.

"Huuu, dasar kebo! Mentang-mentang kagak ada kelas hari ini, malah dateng di siang bolong kek gini!" Putri, marah.

"Hehe, maaf atuh. Soalnya tadi gue habis makan besar ..." Laras duduk di sebelah Zahra.

"Makan apa lo, Ras? Kok kita kagak diajak?" Zahra, melotot.

"Iya sih! Kok kagak diajak!" bentak Putri.

"Ya, kan gue makan sama nenek gue. Kalau gue ajak kalian, mau kalian kena tatapannya yang kek orang yang mau nyantet?" Laras, menakut-nakuti mereka.

"E-eh! Nggak! Nggak mau! Nenek lo super galak sih, senyum aja kagak. Takut gue ..." Putri, bergidik ketakutan.

"Aduh, kalo gitu bagus deh lo kagak ajak kita. Hahaha ..." kekeh Zahra.

"Huft! Eh, kalian lagi bahas apaan nih? Kayanya tadi gue liat seru banget dah, ada apaan?" tanya Laras, penuh penasaran.

"Ini lho, kita lagi bahas tentang almarhum Sherly. Mahasiswi baru kampus kita, yang meninggal kemarin malem!" jawab Putri.

"Iya, dan kita udah nemu ..." saat Zidan sedang ingin mengatakan bubuk suci itu kepada Laras, Arka memotongnya.

"Aduhh!" Arka menjatuhkan meja, hingga tubuhnya terkena meja.

"Aaa!"

"Etdah, Arka!" seketika Zidan menolong Arka.

"Sakit! Bawa aku ke UKS! Cepetann!" gumam Arka.

SILUMAN PENYERAP USIA: DAAYAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang