TITANIA [ ON GOING ]

10. Malam Pertama

Kadang orang yang kita anggap  paling nyebelin di dunia , adalah orang yang paling ngertiin kita.

Tania  keluar kamar mandi dan ternyata Leon udah gak ada.

Kemana dia?

"Bodo amat bukan urusan gue. Sukur Alhamdulillah dia pergi ."

"Aduh gue gimana ya gak ada pembalut . Beli ke warung bu Nia aja kali ya biar deket."

Tania menuruni beberapa anak tangga.

"Mau kemana sayang?" Tanya Rina.

"Tania mau ke warung dulu bund."

"Jangan lama lama yah ." Ucap Rina.

Tania langsung berjalan membuka pintu dan gerbang .

"Lah itu si Leon. Dari mana tuh anak? Tapi Bodo amat bukan urusan gue"

Setelah berjalan lagi lalu mereka berpapasan dan Leon berhenti.

"Mau kemana?" Tanyanya masih dengan nada ketusnya.

"Bukan urusan Lo!" Tania melanjutkan perjalanannya, tapi sebuah tangan kekar menahan tangan Tania.

"Ngapain si pegang pegang! Lepasin!"

"Udah cepetan pulang." Tania melepaskan tangannya dari cengkraman Leon.

"Ngap-" ucapan Tania terpotong saat Leon memperlihatkan isi kresek yang dia bawa.

"Ko lo beli ini?"

"Sekalian ke warung. Tadi lo teriak teriak gara-gara gak ada ini kan?"

Tania langsung menjambret kresek ditangannya dan balik arah menuju rumah.

"Tau terima kasih gak!" Teriaknya dari belakang.

"Gak ada kata terima kasih buat cowok pait kaya lo wleeee..." Ucap Tania sambil berbalik dan menjulurkan lidahnya.

"Awas lo yaa!!"

Tania lari sampai di pintu rumah gara-gara Leon mengejarnya dari belakang .

"Kamu kenapa sayang?" Tanya Rina.

Lalu Leon datang dari belakang .

"Oh lagi itu kali Rin." Ucap maminya Leon sambil berbisik ke bunda.

"Tania langsung ke atas ya ."

"Leon juga mau ke atas mi,pi,om,tante."

"Masa masih panggil om tante. Panggil bunda sama ayah dong . Kan kamu udah jadi menantu kami."

"Oh iya maaf bun. Yaudah Leon ke atas ya."

Setelah  keluar dari kamar mandi Tania melihat Leon sedang memungut bunga bunga yang berserakan.

"Ngapain Lo?" Tanya Tania sambil duduk di kasur."

"Lo yang ngapain nabur bunga banyak banget kaya kuburan aja."