" Ini di ma-na?" Ucap Tania terbata-bata.
Dengan cepat dua orang tadi langsung menghampiri Tania.
" Kamu udah sadar ? Apa yang sakit? Ini , ini atau ini?" Ucap sang ketua OSIS sambil meraba tangan, kepala , dan kaki Tania.
"Ck lebay banget." Ucap Leon sambil buang muka.
" Kenapa ngiri?"
"Ngapain ngiri orang dia punya gue, harusnya Lo yang sadar diri." Ucapnya dalam hati, karena gak mungkin ngomong gitu langsung di depan Bagas.
"Tania aku ambil minyak kayu putih dulu ,jangan kemana-mana awas!" Ucap Bagas sambil mencubit pipi Tania .
" Iyaa bawell." Sahutnya sambil tersenyum. Lalu Bagas melangkah jauh untuk mencari minyak kayu putih di etalase obat-obatan.
" Ngapain pingsan?" Ucap Leon sambil mendekatkan wajahnya dan menempelkan tangannya pada brankar UKS.
" Ngapain kesini?"
" Kan gue suami lo."
Deg
Rasa aneh menjalar di sekujur tubuh Tania , mendengar kata 'suami' dari mulut Leon membuat jantungnya ingin copot.
" Suami paksaan bunda." Gerutu Tania pelan tapi masih terdengar oleh Leon.
" Terpaksa juga nantinya cinta." Sahut Leon pelan.
" Apa!" Teriak Tania sampai terdengar oleh Bagas.
" Tania ada apa?" Tanya Bagas yang khawatir sambil berlari membawa kotak P3K.
" Engga kok engga, hehe tadi cuman kaget ada kecoa." Ucapnya sambil tersenyum. Lebih tepatnya senyum yang kesal akibat Leon .
" Gue pergi duluan toh dia gak kenapa-kenapa kan?" Leon keluar dari UKS meninggalkan Tania dengan Bagas.
***
Hari pertama sekolah setelah menikah dengan Leon Tania menyesuaikan diri dengan kehidupan barunya. Dia harus jalan kaki menuju halte untuk pulang bersama Leon . Biasanya Tania di antar jemput oleh Bundanya, tapi ya sekarang kan dia sudah menikah jadi kemana-mana harus bareng sama Leon." Nyiksa gue banget sih lo!" Ucap Tania dengan nada ketus.
" Dateng dateng langsung diomelin, mau ikut gak?"
" Ikut lah masa ngga, udah nunggu lama nih liat hampir jamuran."
"Leoonnn!!!" Teriak Tania dari halte, Leon meninggalkan Tania .
" Awas aja kalo sampe rumah gue lapor ke bunda . Suami macam apa kaya gitu. Aaa Bundaa Tania benci sama Leon ." Gerutu Tania sambil berjalan kaki sendirian.
Tet..tet..
Leon memutar arah dan kembali menghampiri Tania .
"Mau ikut gak?""Gak! Gue mau bilang ke Bunda kalo menantu kesayangannya ninggalin anak semata wayangnya. "
" Ohh gitu , yakin nih gak mau ikut?"
"Udah gak usah mikir.""Ini Terpaksa ya , kalo bukan karena Ca-
Leoonn!!! " Leon menggendong Tania yang sedang ngoceh dan mendudukkannya di motornya. "" Dasar bawel."
***
" Assalamu'alaikum Bundaaa..." Ucap Tania sambil berlari kedalam rumahnya.
" Wa'alaikumussalam , kamu udah punya suami juga masih kaya anak kecil gak malu apa." Ucap bundanya sambil mengacak-acak rambut Tania.
" Biarin siapa suruh dia mau jadi suami Tania." Ucapnya sambil menaiki anak tangga.
" Sayang maafin Tania ya, dia emang gitu anaknya." Ucap bunda pada Leon .
" Gak papa bund, Leon udah mulai terbiasa." Sahutnya sambil tersenyum.
" Leon ke kamar dulu ya bund."
"Cie pengantin baru gak sabaran." Goda bunda .
Maaf banget baru up. Maaf juga kalo ceritanya makin gak nyambung. Nanti aku janji kalo part nya udh selesai aku revisi ulang semuanya dari penulisan atau kalimat yang salahnya. Makasih buat pembaca setia Titania. Sayang kalian semua :*
KAMU SEDANG MEMBACA
TITANIA [ ON GOING ]
Romance"Gue mau tidur, Lo jangan macem macem" ucap Tania penuh penekanan. "Gak bakalan macem macem paling cuma satu macem"ucap Leon dengan santai sambil mendekatkan wajahnya dengan Tania. *** Arrrghhhh Bundaaaaaaa...... Tania terkejut melihat sosok dide...