33. ta'aruf ❤️

3.1K 294 37
                                    

assalamu'alaikum
yuk votmen dulu guys hehehe
in syaa allah seru
semoga kalian suka yaa
ini ada tiga bagian , author pov , icha pov, sama azzam pov.
jadi cermati sendiri ya biar ndak bingung, happy reading

sebulan berlalu✨

author pov

lantunan sholawat nabi terdengar merdu, sekira nya lima orang vokalis tengah membawakan sholawat badar malam ini bersama anggota hadroh yang ikut menabuh, bertepat di gedung aula ponpes al khasanah.

sudah menjadi rutinan awal maupun akhir bulan, pondok pesantren ini menyelenggarakan tampilan anggota hadroh nya, dengan harap, kehidupan para santri mendapatkan keberkahan.

aisyah salsabila, gadis itu kini tengah sibuk menyusun cup untuk diisikan teh manis dingin sebagai jamuan para santri yang sedang menyaksikan penampilan hadroh tersebut.

begitu pula dengan wawa yang saat ini menyibukkan dirinya memotong bolu gulung untuk dibagikan rata.

sudah lima puluh bungkus bolu gulung siap dan tertata rapi di meja hidangan, dengan bantuan kayla yang menyusun satu persatu nya.

"felis mana ya?, belum datang juga?" tanya icha yang sudah kewalahan menuang sekaligus menyusun.

"masih di jalan mungkin" sahut kayla

"hufftt, rani?" tanya nya lagi

"ampun deh ais, masa lupa si? rani kan ga nugas, dia bakal ada tampilan nanti" kini wawa beralih menatap icha

"oiyaa! rani nanti kan pidato, lah terus aku sendirian nih?" keluh icha

"gitu wae ngeluh" cibir ulya menatap icha sengit

"ngg- bukan gitu mbak masalah nya ini aku di suruh seratus cup" jelas icha

"syukur cuma seratus, itu pun udah di bagi banyak kelompok kan?"

"iyaa tau kok, tapi setiap kelompok berisi dua orang yang ngerjain nya kan mbak?, lah ini ais sendiri" ntah dendam apa yang terselubung di hati ulya, selama sebulan ini senang membuat icha sengsara dengan segala ide nya

"sama aja nama nya kamu ga mampu nanggung tugas yang di amanahin mbak riska" ketus nya

"aisyah bukan gak mampu mbak, di sini santri nya sampai ribuan orang, walaupun sudah dibagi banyak kelompok, tetap saja Aisyah kewalahan kalau dia ngerjain per cup nya sendiri" sambung wawa menghentikan pekerjaannya

"cihh, ngarep tenaga felis juga kamu kan?, biar capek nya ga sendirian" ujar ulya berdecih

icha menghela nafas berat, bukan itu yang ia inginkan ,tapi bukan kah kalau kerja berdua akan lebih ringan?

"ulya!" merasa namanya di panggil, sang empu pun menoleh

"ada apa?" tanya nya

"sana duduk, gabung sama kelas mu, ngapain di sini? mau bantu santri nugas?" tanya kang Rasyid menyelidik

"jhah, mimpi" kelakar nya, lalu pergi.

"syah, felis engga dateng?" tanya kang rasyid menghampiri icha

"ngg- gatau kang ga ada kabar"

"semalam dia bilang apa?"

"dia bilang bakal datang kok"

"ohh, mungkin ada kendala syah, kamu bisa kan sendiri?, soal nya ane ada tugas lain, jadi ga bisa bantu deh, atau ane panggilin santri lain ya?"

"gausah kang, syukron, ais bisa kok"

Bi idznillah✨ { revisi }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang