29. tentang dia

2.4K 266 32
                                    

Kita bertemu di sujud sepertiga malam nanti ya, mungkin saja rindu ku padamu tersampaikan lewat bait doaku, aamiin.

***

Memilih diam mungkin jalan satu satu nya, sebagian rasa hanya bisa di pendam menjadi rahasia.

luka slalu saja datang menyapa tanpa permisi, untuk mu luka cepat lah pergi, jangan duduk lama lama di hati rapuh ku, dan untuk mu yang saat ini masih mengisi ruang hati ku, cepat lah keluar, nyatanya kedatangan mu hanya mengundang luka yang pahit.

biarkan lah aku seperti ini dulu, aku hanya bisa menikmati hidup tanpa harus memberontak lagi.

di satu sisi aku ingin cepat mengeluarkan mu dari hati ku, tapi di sisi lain aku ingin membiarkan mu tetap disini dulu, duduk di singasana hati ku.

hari demi hari berlalu aku masih enggan untuk balik ke pesantren, ntah lah padahal rindu ku sudah menggebu gebu minta bertemu

apa kabar kalian wa? kay? ran? dan yang lain nya, tetap semangat yaa
aku rindu kalian...

dan kamu gus
maaf telah lancang merindukan mu
hati ini terus saja menyebut nama mu
maaf sekali lagi

bagaimana bisa saat aku ingin membuang semua tentang mu?, namun saat itu juga aku ingin kembali merangkummu

mengakhiri sesuatu yang belum di mulai adalah hal yang paling sulit untuk di lupakan.

karna rasa nyaman yang tak mau kehilangan membuat ku lupa kalau ini semua hanyalah sebatas pertemanan, dan pada akhirnya sulit untuk mundur perlahan. haha

pelajaran lagi untuk ku, jangan banyak menggantungkan harapan pada manusia, mengagumi sewajarnya saja, menyayangi secukup saja, agar tak tenggelam pada rasa kecewa yang sering datang tiba tiba.

hari senin terulang kembali, aku hanya uring uringan di rumah meratapi bosan yang berkepanjangan

hari ini reza sekolah, dan katanya ia akan menjadi petugas upacara, makanya tak sempat untuk mampir ke rumah ku, lagian itu hal wajar, tak semestinya reza harus datang setiap tiap hari, itu hanya mengundang kebosanan nya saja, aku tau reza masih ingin berbaur dengan teman teman nya yang lain

aku turun menuju ruang tamu, menyalakan televisi lalu membaringkan tubuh mungil ku di sofa, banyak yang bilang aku kurus, karna timbangan ku saja tak sampai 45, beberapa minggu lalu saat aku sakit timbangan ku pun turun drastis mencapai angka 39, aku tak bisa membayangkan se-ringan apa aku kalau di gendong? haha secara kan aku katanya pernah di gendong sama gus azzam waktu pingsan dulu.

mama menghampiri ku sembari membawa cemilan di nampan, aku pun duduk memposisikan diri ku di depan mama

dengan cepat aku langsung menyambar segelas susu coklat dan roti tawar buatan mama, aku melahap nya nikmat

"kapan mau balik ke pesantren cha? " tanya mama

"uhuukk uhukk"

"astagfirullah, kok bisa kesedak gitu?" kaget mama membuat ku menyengir

"semalam ummah farida mu nelefon mama, katanya udah dua hari hanif tidur mengingau nama mu cha" ujar mama ikut mencomot roti tawar

"ses- seriuss mah? "tanyaku terbata

"apa untungnya berbohong cha? " mama hanya menggelengkan kepala nya

"heheee iya ya "

"jadi gimana, kapan mau balik? ga rindu sama temen temen mu apa? "

"iss mama ngusirr yaa" tukas ku

"bukan gitu cha, mama cuma mau-"

"besok icha balik kalau mood" ujar ku membuat mama membelalakkan mata nya

Bi idznillah✨ { revisi }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang