34. sakit

3K 289 43
                                    

assalamu'alaikum yuk yuk bantu votmen nya jangan lupaa hihi
happy reading✨

felis pov✨

sulit memang melupakan orang yang sudah lama mengisi hari hari kita, menjadi penghibur di kala sedih, menjadi penyemangat di kala hancur, jujur aku tak pernah menyangka bahwa hubungan ku dengan nya ternyata memang harus sebatas persahabatan saja, haha aku pernah berfikir, suatu saat nanti aku akan segera bersanding dengan mu zam, dan mengganti status persahabatan kita ini.

tapi takdir dengan cepat berkata lain, membuktikan segala nya dalam waktu yang singkat.

kamu pernah bilang zam,

siapa pun yang akan nikah duluan di antara kita nanti, aku mau jangan sampai melupakan persahabatan yang telah kita bangun dari dulu ini ya, ntah itu aku atau pun kamu, pegang tetap nama persahabatan kita ini selalu...

dari kata kata itu saja sudah jelas bahwa kamu memang tak menginginkan hubungan lebih dengan ku, walaupun aku memang slalu berharap lebih dengan mu dulu, hingga sekarang aku sadar, ternyata pendamping yang allah takdir kan untuk ku bukan lah dirimu

adit jodoh ku?
bahkan aku masih tak menyangka, biarlah ini semua berjalan, ku harap aku bisa mencintai nya, seperti aku mencintai azzam dulu,

aku memang belum cinta dengan adit, tapi ku rasa aku nyaman dengan nya?
emm maksudku tak begitu buruk lah sikap nya, dia juga humoris dan lucu

untuk mu calon imam ku..
ku harap secepatnya aku mencintai mu, begitu pula dengan mu.

"mbak felis," panggil shakira adik kelas ku

"iya?"

"niku mbak, calon nya mbak felis jalan sama cewekk" lapor nya

"hahhh? siapa ra?, santri sini?" tanya ku kaget, berani beraninya dia, ini kan masih di kawasan pesantren, apa dia punya pacar?

"engga mbak, orang asing! malah cantikk bangett lagi" jelas nya antusias

"serius kamu?"

"iyaa mbak, mending mbak langsung liat dehh, kalau bisa sekalian temuin, biar ketangkap basah!"

"hushhh, sudah biar saya liat dulu" ujar ku meninggalkan shakira, sebenarnya aku ingin sekali bersikap dewasa di depan semua orang, dan menanggapi segala sesuatu juga tidak slalu kekanak kanakan , tapi sikap labil ku telah menguasai segala nya


***

mungkin aku memang tak begitu mendengar percakapan mereka, tapi yang jelas mereka terlihat kompak dan begitu dekat bagi ku, apa itu pacar nya ya?, beling air mata ku sudah tumpah

kedua orang itu pun berjalan mengelilingi pesantren dengan santai, aku mencoba mengikuti mereka
boleh kan? apa salah nya?, dia calon ku, aku harus tau tentang nya sebelum ikatan halal itu benar benar mempersatukan kami.

"mas, asrama santri putri nya besar banget ya, ulfa jadi pengen nyantri disini deh mas" ujar gadis di sebelah adit, kenapa manggil mas? masa iya adik nya, kalau pun iya seharusnya kan tadi ikut bertamu kan ke rumah nya abah yai

"yaudah sini, ntar mas bilangin sama azzam" sahut adit memandang nya tersenyum

"ehehehe, boleh deh ntar tanya umik juga" balas nya girang

"lagian di sini suasana nyaman fa, seger lagi udara nya"

"ekhem.. kang, santri sini?" tanya santriwati kebetulan lewat di depan mereka

Bi idznillah✨ { revisi }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang