Hanna Nata 18

10 0 0
                                    

" Mungkin takdir memang buruk untuk diriku yang sekarang. Tapi aku juga tidak mau lebih buruk dari takdirku, aku harus menemukan takdir yang indah"

Krucuk... Krucuk... Krucuk.. (suara perut keroncongan).

Dari perut siapa lagi?  Ya akulah!  Dasar perut tidak tau malu. Padahal aku sudah cukup makan. Aku pura-pura tidak mendengar suara itu dan sibuk merapikan buku yang diinginkan Nata. Sepertinya Nata sedang fokus dan tidak mendengar suara perutku juga. Hah.... Bersuara lagi dan kali ini Nata mendengarnya dan melihatku dengan tatapan aneh. Alisnya dinaikkan, bibirnya miring ke kiri. Sekarang dia berdiri dan menarik tanganku.

"Ih sakit tau." Nata menarik tanganku dan membawaku keluar.

Tanpa basa-basi aku dan Nata sudah di dalam mobil sekarang. "Kita mau kemana? ". Tanyaku

Nata hanya diam dan mulai menyetir. Dia memakai topi dan masker mulut serta jaket serba hitam, agar sosoknya misterius. Lebih jelasnya agar tidak di rebutin fans.

Perjalanan kami tidak terlalu jauh, sekarang Nata berhenti di sebuah supermarket. Nata memintaku turun dan mengikutinya dari belakang. Dia berjalan sangat santai dan menuntunku ke sebuah pendingin dan mengatakan. "Ambillah makanan yang kamu mau."

"Apa? Gimana?." Aku bertanya heran.

"Aku tidak punya banyak waktu menjawab pertanyaan kamu. Sekarang cepatlah ambil makanan yang banyak. Jangan lupa ambilkan aku orange jus, yang itu... " (Nata menunjuk sebuah minuman di dalam kulkas."

"Ambil sendiri, wlekkkkkk. " Aku mengejeknya dan mulai mengambil beberapa makanan.

Tanpa peduli apa maksud si huntu itu. Aku turuti saja permintaannya, lagian udah terlanjur disini. Nggak mungkin pulang dengan tangan kosong dan menolaknya sama saja nyari ribut.

Setelah semua selesai aku dan Nata antri di kasir. Aku masih berdiri di belakang Nata dan melihat ke arah kanan dan kiri. Antriannya lumayan panjang. Tiba-tiba aku tersentak melihat tatapan seorang wanita yang seperti ingin melototiku. Dia terus memperhatikan aku dan Nata. Untung saja giliran Nata yang akan membayar. Setelah selesai seseorang berteriak "ITU NATA..... "

Nata dan aku kaget dan saling bertatapan. Mereka yang seperti sadar kehadiran Nata langsung mendekati kami dan sempat menarik Nata. Tangan Nata meraih tanganku dan sekarang genggaman tangan itu semakin kuat dan mengajakku berlari.

Suara teriakkan para perempuan sangat histeris. Aku masih saja sempat melihat ke belakang, saat sedang berlari. Aku sedikit takut karna jumlah mereka lumayan banyak. Tapi Nata terus menggenggam tanganku menuju parkiran dan akhirnya kami sampai di mobil. Belum sempat mengatur nafas, Nata memutar mobilnya dengan sangat cepat. Para fans itu berhenti dan melambaikan tangannya saat tau mobil Nata tak mungkin dikejar.

Aku melihat Nata yang sudah ngos-ngosan sambil menyetir mobil. Aku juga masih kesulitan bernafas karena berlari lumayan jauh. Tanpa ada kata dan sepertinya tidak perlu pertanyaan atau apapun untuk kejadian tadi. Karna semuanya sudah jelas, fans Nata bukan tidak mungkin akan mencelakainya, kalau saja Nata berani sendirian yang menghadapi mereka.

Setelah aku dan Nata kembali lagi ke toko dan melihat situasi benar-benar aman. Bisa saja ada yang mengikuti kami. Aku buru-buru mengambil beberapa kantong makanan dan segera membuka pintu.

Hanna NataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang