" Semua kisahku dan Nata terjadi begitu cepat, singkat dan sedikit kenangan. Bahkan aku lebih banyak menaruh benci daripada rasa cinta. Aku belum mengenal Nata dengan baik dan kini aku harus benar-benar menentukan perasaan untuknya."
Hanna....Hannaa...
" Syukurlah kamu udah siuman Hanna.." Suara Tia yang terdengar begitu khawatir.
Aku mencoba membalikkan badan yang terasa sangat kaku ini. " Auuuuhhhhhh...sakit."
" Hanna, jangan banyak gerak dulu, luka di bahu kamu masih belum sembuh."
hah luka ?
" Udah berapa lama aku disini Ti." Tanyaku
" Kamu udah koma dua hari Hanna, aku panggilin dokter ya." Jawab Tia
" Seharusnya kamu manggil dokter tadi, udah telat. Kan kamu liat aku udah siuman masa ngga manggil.Dok....dok...dokter, panik gitu.Malah nyantai pas aku bangun." Aku meledek Tia
" Ih Hanna masih bisa aja bercanda, aku tuh udah panik banget tapi lega liat kamu siuman sekarang, yaudah aku panggilin dokter aja ih."
" Gak mau, aku maunya kamu."
" Hanna ihhh aku cubit ya."
" Dokterrrrrrrrrrrrrrr............
" Kamu tuh tidur dua hari atau koma sih, kenceng banget teriak."
****
Luka di bahuku akibat tembakan Clara belum sepenuhnya sembuh dan Tia menceritakan kejadian setelah tembakan itu. Setelah mendengar cerita Tia, aku mengingat sesuatu dan terus memikirkan hal itu.
" Hanna, kamu kenapa melamun sih ?.'' Tanya Tia
Aku yang tidak menjawab pertanyaan Tia hanya menari nafas dalam-dalam dan menghembuskannya. Aku menjadi tidak nafsu makan dan ingin berbaring lebih lama, aku terus melihat ke arah pintu berharap Nata datang padaku dan menjelaskan semuanya.
" Hanna, baru aja aku dapat kabar Clara dan teman-temannya ditahan di kantor polisi karena kekerasan dan penculikan."
hmmmmmm..... aku masih menunggu kabar Nata.
" Nata.....
" Nata kenapa ? ." Aku menanyakan dengan kwatir.
" Aku enggak tau Nata kemana setelah antarin kamu ke rumah sakit Hanna, tapi aku liat dia engga baik-baik aja."
" Maksud kamu engga baik-baik aja apa Tia ?."
" Dia panik banget dan berantem hebat dengan orang-orang itu, Dia mukulin mereka dan aku liat Nata semarah itu, sampai kita berhasil selamat. Aku takut Nata juga sakit sekarang, kalau engga ada Nata mungkin kita bakalan mati disana Han.'' Tia menangis.
Aku tidak tau harus berkata apa sekarang. aku benar-benar kwatir dengan Nata.
*****
Tidak terasa sebulan berlalu dan Nata belum menunjukkan dirinya, bahkan Ibu Dara juga tidak tau kemana Nata. Namun, satu hal yang aku tau. Ternyata Ibu Dara adalah adik dari Mamanya yang sudah meninggal saat Nata masih kecil, Nata sangat dekat dengan Ibu Dara dan menganggapnya sebagai Mamanya. Aku dan Nata sama-sama tidak punya Ibu, tapi Nata masih punya Ayah. Sedangkan aku tidak punya keduanya.
Aku terus berusaha menghubungi Nata, bersama dengan Ibu Dara kami mendatangi Nata dan bertemu dengan Chiby ( asisten Nata ). Chiby mengatakan sedang kewalahan mengurus berita tentang Nata yang sedang heboh di dunia maya, bahkan media hanya fokus dengan berita keburukan Nata. Sedangkan mereka tidak menanyakan langsung kepada Nata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanna Nata
RomanceHanna dan Nata adalah teman di waktu kecil. Akan tetapi, keduanya memiliki masa lalu yang buruk. Nata selalu membully Hanna dan membuat hidup Hanna menjadi kacau. Dia sangat membenci Nata dan berharap lelaki itu lenyap di muka bumi ini. Namun, buka...