" Aku salah, Nata dan Aku malah semakin sering bertemu setelah aksi nekatnya. Aku kira dia akan menjauh tapi malah semakin mendekat"
Ada yang penasaran nggak sih kenapa Nata bersikap seperti itu? Padahal Hanna sudah menjauh dan mencoba lepas dari kesepakatan itu. Tapi ada saja jalan untuk mereka kembali bertemu.
Aku agak takut dengan perkataan Nata tadi malam. Semoga saja dia tidak benar-benar menjemputku, lagipula dia akan menemuiku dimana. Aku kan tinggal dengan Tia sekarang, syukurlah.
Dasar huntu bagaimana bisa dia berkata seperti itu tadi malam. Pasti dia lupa kalau aku tidak tinggal di kos yang dulu. Aku merasa lega sekarang.
*
Aku terus memperhatikan keluar jendela, Tia yang menyadari hal itu tampak bingung denganku. "Kamu lihat apa sih Hanna malam-malam gini, kayak liat hantu aja."Hmm... Sudah malam begini mana mungkin Nata akan nekat menemuiku. Pasti dia juga tidak akan tau alamat Tia, tapi kenapa aku sangat deg-degan ya seperti akan terjadi sesuatu.
Suara ketukan pintu terdengar.....
"Hanna, kamu ada tamu?."
"Nggak kok, sejak kapan aku kedatangan tamu Ti. Mungkin teman kamu nggak?."
Aku mendadak kebingungan menjawab pertanyaan Tia dan mana mungkin itu adalah Nata. "Yaudah Han, aku buka pintu dulu ya."
Aku melihat Tia membuka pintu, akan tetapi dia menutupnya kembali dan berteriak padaku. "Hannnnnnnhannnnnnnn... Itu ada....... "
Aku tau reaksi Tia kalau seperti ini, dia pasti benar-benar melihat hantu. Aku sendiri yang akan membuka pintu itu.
"Dasar huntu, berani-beraninya kamu datang dan darimana tau alamat ini."
Benar apa dugaanku dia adalah Nata, dia sangat nekat dan aku harus berkata apa sekarang dengan Tia. Tanpa aba-aba dia langsung masuk dan duduk santai di ruang tamu. Sedangkan Tia seperti kepiting rebus yang kepanasan.
Aku menghampiri Nata yang malah duduk santai tanpa rasa bersalah. "Hei, untuk apa kamu kesini."
"What kamu manggil aku hei, nggak sopan sama boss gitu."
"Nggak penting sopan apa nggak, yang jelas jawab pertanyaan aku kenapa kamu kesini."
"Ya buat jemput kamu lah, besok jadwalku padat kan sesuai kesepakatan kemarin malam, gimana sih pelupa banget belum juga tua."
Rasanya aku ingin menarik paksa dia dan menyuruhnya untuk pergi ke planet lain. Aku sangat kesal dan ingin pergi jauh dari hidupnya. Bisakah dia pergi?
Mungkin tidak!
Tia yang sadar dengan percakapan kami tiba-tiba keheranan "ehh tunggu, tunggu. Boss? Kalian sudah saling kenal, kok bisa?."
Leherku rasanya seperti di cekik dan sulit menjelaskan pada Tia apa yang sebenarnya terjadi. Aku belum menceritakan apapun tentang rahasia ini dan aku rasa ini bukan saat yang tepat Tia tau semuanya
Nata yang tampak senyum-senyum sendiri meminta Tia untuk duduk dengan tenang. "Hmm, jadi begini aku dan Hanna sudah lama kenal karena sesuatu dan kini dia adalah asistenku sekarang, aku kesini menjemputnya karena ada urusan penting."
"Haaaaaaaaaa? Asisten? Sudah lama kenal? Sejak kapan?."
Aku tidak bisa berkata apa-apa saat tatapan Tia begitu tajam melihatku, dan rasa tidak percayanya membuat Tia bertanya berkali kali pada Nata tentang apa yang terjadi.
Nata yang menyadari Tia semakin panik mengatakan sesuatu. "Sepertinya aku ada urusan mendadak dan Hanna tidak perlu ikut denganku, oh ya. Biar Hanna yang menjelaskan semuanya ya. Bye aku akan sering kesini jadi jangan kaget lagi ya."
Tia hanya menganga dan masih tidak menyangka kedatangan artis idolanya. Dia tidak fokus dengan apa yang terjadi antara aku dan Nata. Dia hanya masih panik dan bahkan tidak bisa berkata apapun setelah Nata pergi.
Setelah semuanya kembali normal, aku dan Tia akan segera tidur. Tapi Tia membangunkan aku yang hampir memejamkan mata. "Hanna bangun, jelasin ada hubungan apa kamu sama Nata."
Oh Tuhan! Aku harus jawab jujur atau bohong sekarang.
"Jujur Hanna, aku bukan tipe fans Nata yang menyeramkan kok. Tenang deh."
"Bukan karena itu Tia, aku tau kok kamu bukan fans zombienya Nata. Tapi aku males harus ceritain ini semua Tia. Aku nggak mau kamu marah sama aku."
"Marah kenapa coba?."
"Ya marah Tia, gara-gara aku nggak cerita dari awal tentang ini."
Karena Tia terus memaksa, akhirnya aku menceritakan semua yang terjadi antara aku dan Nata. Tidak ada satu hal pun yang aku tutupi dari Tia. Semua kejadian yang aku alami dengan Nata tidak terlewatkan sedikitpun.
"Hanna, makasih udah mau ceritain semua ke aku. Sebenarnya aku agak kecewa karena kamu bohongin aku. Tapi aku tau apa alasan kamu lakuin ini semua, setelah aku dengarin cerita kamu dan Nata datang kerumah, aku nggak bisa nyalahin kalian kan. Karena menurut aku itu takdir kamu Hanna. Aku nggak marah malah senang loh. Jadi, aku bisa leluasa dong ketemu sama Nata dan bisa mint foto kapan aja."
"Ih Tia apaan sih, maafin aku ya Tia aku janji nggak akan bohong ke kamu lagi."
Setelah menceritakan semuanya dan mendengar jawaban Tia, aku semakin sayang dengan Tia yang selalu menerima aku dan percaya setiap yang aku lakukan adalah demi kebaikan. Tia memang kecewa tapi dia merasa tidak berhak marah ataupun menyalahkan. Karena semua sudah takdir dan pasti ada sebab disetiap kejadian.
Pukul 23.00
Satu jam lagi pukul 00.00 tapi aku dan Tia malah keluar rumah, dan pergi ke tempat favorit membeli minuman. Kami iseng memposting foto minuman itu ke medsos masing-masing, aku sangat lega Tia tidak salah paham dan marah dengan kejadian aku dan Nata. Justru dia malah senang dengan alasan konyol.
"Kata Tia : Buang-buang waktu kalau aku marah sama kamu Hanna. Aku memang fans banget sama Nata, tapi aku bukan tipe fans yang nyebelin apalagi itu terjadi antara kamu dan Nata, justru aku sangat bersyukur karena kamu aku bakalan bisa nempel terus dong sama Nata."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanna Nata
RomanceHanna dan Nata adalah teman di waktu kecil. Akan tetapi, keduanya memiliki masa lalu yang buruk. Nata selalu membully Hanna dan membuat hidup Hanna menjadi kacau. Dia sangat membenci Nata dan berharap lelaki itu lenyap di muka bumi ini. Namun, buka...