Assalamualaikum readers
Selamat membaca!
Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Dan Alfa baru saja sampai dirumah Safa untuk mengantarkannya pulang. Sekarang mereka sedang berdiri di depan pintu rumah. Safa sudah menahan ketakutan sedari tadi, takut jikalau mamanya marah marah karena pulang terlalu malam. Ini semua gara gara Alfa yang mengajaknya nonton balap motor sampai larut malam. Beruntung papa nya sedang tidak ada dirumah, ia sedang lembur di kantor yang mengharuskannya menginap.
"Kenapa?" tanya Alfa ketika melihat raut gelisah Safa.
"Ini udah malem banget, nanti kalau mama marah gimana" kata Safa pelan, sedangkan Alfa hanya memasang raut wajah santai.
"Tenang aja kali, kan ada gue. Gue yang bakal jelasin nanti"
Safa memutar bola matanya malas, di saat Safa sedang ketar ketir seperti ini Alfa malah bisa sesantai ini. Rasanya Safa ingin menabok muka tampan Alfa jikalau ia punya keberanian lebih. Tapi sayangnya tidak.
"Oh iya, lo tau nggak kenapa gue ngajakin nonton balapan?"
Safa menggeleng, "enggak tau"
"Itu salah satu bekal buat pertanyaan acara OSIS lo besok?"
Safa mengerutkan kening merasa bingung, pertanyaan? Buat acara OSIS besok? Lalu apa hubungannya dengan balap liar?
"Apa hubungannya coba?"
"Coba lo pikir deh, apa yang buat Hero menang di balapan tadi?" tanya Alfa
"Ya karena Hero punya skill lah"
"Bener. Tapi bukan cuma itu aja, Hero menang juga karena dukungan dari anggotanya. Sebagai ketua geng motor tentunya Hero juga punya tanggungjawab atas nama baik geng Perseus. Bukan nama baik geng nya aja, tapi juga nama baik anggotanya. Jadi dibalik ketua yang baik, pasti ada anggota yang membantu di belakangnya. Entah itu terlihat atau enggak. Jadi skill aja gak cukup Fa. Sama kaya OSIS, lo mau sepinter apapun, kalau anggota lo gak suka sama keputusan lo dan mereka ngerjainnya sesuka hati ya kegiatan lo gak akan jalan. " jelas Alfa panjang lebar.
Safa mengangguk mengerti, "Kok lo bisa ngaitin hal begituan sih. Ya maksud gue, kan OSIS sama geng motor jelas beda kan?"
"Pada prinsip nya semua organisasi sama Fa. Ada pemimpin, dan anggota. Dan semua yang ada dalam organisasi perlu perencanaan, enggak bisa memutuskan secara sepihak. Sekarang gue tanya sama lo, seorang ketua boleh egois gak?"
"Ya enggak lah" jawab Safa lugas.
"Jawabannya boleh. Dengan catatan kata 'egois' itu bisa buat organisasi menjadi lebih baik."
Safa mencoba mencerna penjelasan Alfa. Kalau di pikir pikir memang benar juga. Disaat kita mengambil sebuah keputusan sesekali kita harus berperilaku egois, asal demi kebaikan bersama.
"Cuma itu yang bisa gue jelasin, yang lainnya lo bisa pelajari sendiri. Lo tinggal bandingin aja kehidupan di OSIS sama kehidupan disekitar lo, semua saling terkait kok. " lanjut Alfa kemudian.
Safa mengangguk, dalam hati berterima kasih kepada Alfa telah membantunya sedikit. Jujur Safa tidak terlalu paham dengan masalah organisasi karena sedari dulu Safa tidak pernah ikut organisasi. Dia juga tidak pernah tertarik ikut extrakulikuler, baginya semua itu merepotkan. Ia hanya ikut pelatihan olimpiade saja, selain itu tidak ada.
Alfa melihat jam yang bertengger di tangan kirinya. Ternyata hari sudah hampir tengah malam, dan ia menyadari bahwa Safa harus istirahat karena besok harus bersekolah.
"Gue pulang dulu ya udah malem" kata Alfa berpamitan.
Safa menganggukkan kepalanya, "Yaudah hati-hati"
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and My Senior
Teen FictionSafa itu pintar, cewek biasa yang punya ambisi buat jadi ketua OSIS. Bukan dari kalangan anak hits tapi punya keinginan besar. Awalnya hidup Safa biasa saja, sampai kakak senior nya yang bernama Alfa sang wakil ketua OSIS menjadi pengganggu dalam ke...