Part 8

24 8 0
                                    

Kasih tau aku kalau ada typo ya guys!
Selamat membaca!

Hidup itu pilihan, gue gamau salah langkah. Dan pihan gue memperjuangkan hati lo
~Alfano Reyhan Madava~

🌼🌼🌼🌼🌼

"Target sudah di depan mata"

"Setelah dengar intruksi dari gue, kita beraksi"

"Lo yang pakai tas biru, gue yang pakai tas maroon."

"Sesuai rencana lo maju duluan, gue belakangan."

"Gue hitung dari sekarang oke"

"Satu"

"Dua"

"Tiga"

'Brak'

"Yayang Felly"

Teriakan Wildan menggema di koridor sekolah. Memanggil Felly yang sedang bercengkrama berdua bersama Safa. Sesuai rencana kerjasama nya dengan Alfa, ia akan mengajak Felly pulang bersama dan meminta Safa ikut dengan Alfa.

"Gue tutup mata, gue gak denger" kata Felly sambil menutup matanya. Sedangkan Safa terkikik geli melihat kelakuan Felly yang absurd. Orang kalau yang ditutup mata gak bisa lihat, lah ini tutup mata gabisa denger.

"Dasar orang aneh" gumam Wildan saat sampai di hadapan Felly. Felly yang dasarnya peka, dan punya pendengaran tajam langsung membuka matanya dan melotot marah.

"Lo ngatain gue" tunjuk Felly pada diri sendiri.

"Enggak kok yang. Aku ngatain itu, anu. Iya anu itu loh. Emm Anu siapa" kata Wildan sambil celingak celinguk mencari objek yang bisa dijadikan alasan.

"Anu anu anu, mau anu lo gue potong." teriak Felly murka. Wildan yang mendengar itu langsung membuka mulutnya lebar lebar.

"Eh jangan dong sayang emang apaan main dipotong-potong. Ini tuh aset masa depan kita berdua." Wildan bergidik ngeri, Felly ini kalau ngomong emang asal nyablak. Enggak lihat situasi dan kondisi. Mana pake acara bawa bawa si anu yang gatau apa-apa, bisa gagal jadi lelaki seutuhnya Wildan kalau sampai Felly potong.

"Heh kita? Maksudnya lo sama gue gitu?" tanya Felly sambil menunjuk dirinya dan Wildan bergantian. Wildan hanya mengagguk anggukan kepalanya mengiyakan.

"Lo aja kali, gue mah ogah.'' sambung Felly kemudian.

"Ya kita lah yayang. Kan kita nanti punya anaknya berdua, buatnya juga berdua, berarti ini aset kita berdua." Felly langsung menutup kupingnya rapat-rapat, tidak mau mendengarkan celotehan Wildan yang akan merusak otak sucinya.

"Gue masih polos, gue gak ngerti."

Safa yang daritada melihat perdebatan mereka berdua, hanya terkikik geli. Sejak kapan si Wildan Wildan ini membututi si Felly. Perasaan dari kemarin kemarin Felly ini selalu sendiri, kenapa tiba tiba ada makhluk aneh sejenis orang ini.

"Safa ayuk pulang" kata Felly menggenggam tangan Safa untuk mengajak pulang. Safa yang daritadi memperhatikan mereka, tersentak kaget.

"Gabisa dong, yayang Felly harus pulang sama Babang Wildan." Wildan merentangkan kedua tangannya menghalangi Safa dan Felly yang hendak pergi.

"Punya apa lo ngajakin gue pulang bareng. Seenggaknya lo harus anterin gue pake BMW, audi, atau enggak lamborgini."

Wildan melototkan matanya, bisa bisanya cewek didepannya ini membahas kendaraan. Seperti meremehkan saja. Jangankan yang disebutkan tadi, bahkan Wildan bisa mengantarkan Felly pakai helikopter pribadi kalau mau.

Me and My SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang