Part 13

15 3 0
                                    

Intro nya gausah banyak banyak. Intinya enjoy my story gaess

Selamat membaca!

'Brug'

Suara hantaman keras terdengar di ruang tamu rumah keluarga Madava. Pecahan vas bunga pun terdengar nyaring, membuat Rena yang semula berkutat di dapur langsung mengahmpiri asal suara. Ia melotot melihat Alfa yang sudah tergeletak di lantai dengan pecahan beling di sampingnya. Sementara Leo, ia terlihat mengatur nafasnya yang memburu. Terlihat sekali sedang emosi.

Leo menghampiri Alfa, kemudian mencengkram kerah kemeja seragam sekolah milik Alfa. Alfa hanya diam tidak melawan.

"Astaga kalian ini kenapa?" Rena berteriak histeris melihat anak anaknya berkelahi.

Leo tidak memperdulikan teriakan Rena, ia mengambil ancang ancang kemudian melayangkan bogeman di pipi kiri Alfa. Alfa yang semula diam saja lama lama membalas bogeman yang di layangkan Leo. Ia menendang perut Leo, membuat Leo yang tidak siap mundur beberapa langkah kebelakang.

Rena yang melihat aksi itu panik sendiri, ia tidak bisa memisah kedua anaknya yang sedang berkelahi ini.

"Mbak, cepat panggil pak Maman sama mang Seto." kata Rena kepada Mbak Murni~asisten rumah tangga di rumah ini.

Mbak Murni yang mendapat perintah segera keluar memanggil pak Maman dan mang Seto yang selaku tukang kebun serta security di rumah ini.

Tak beberapa lama kemudian pak Maman dan mang Seto datang tergopoh-gopoh, kemudian segera memisahkan kedua anak majikan mereka yang sedang berkelahi.

"Lepasin gue, gue mau kasih pelajaran ke si brengsek ini." Leo meronta ronta saat tangannya di cekal oleh mang Seto.

"Maksud lo apa dateng dateng mukul gue kaya gitu?" kata Alfa dengan rahang mengetat, ia juga sama meronta di cekalan pak Maman.

"Lo kan yang udah kasih tau semuanya ke Safa. Gaada yang tau masalah gue kecuali keluarga ini, dan lo udah bocorin ke Safa. Iya kan." Leo meluapkan segala emosinya.

"Kalau iya kenapa? Safa gak pantes buat cowok bajingan kaya lo." jawab Alfa.

"Dasar brengsek, lo gaperlu ikut campur urusan gue."

"Gue perlu ikut campur, gue gamau Safa jadi korban lo berikutnya." jawab Alfa.

"Gue cinta sama Safa."lanjutnya kemudian.

Leo kepalang emosi, ia memberontak dari cekalan kemudian terlepas. Leo menghampiri Alfa yang sama memberontaknya dalam cekalan pak Maman. Saat Leo akan melayangkan bogeman suara mamanya mengintrupsi.

"ALFA LEO STOP" Rena berteriak sambil menangis. Melihat kedua putranya berkelahi membuat hatinya sakit.

Leo menggantungkan bogemannya di udara, menoleh ke arah mamanya yang sudah bersimbah air mata. Leo dan Alfa memang kerap berkelahi, namun tidak pernah menunjukannya di hadapan Rena.

Leo mendekati mamanya kemudian mengusap air mata di pipi mamanya halus. Leo memang brengsek, namun ia tidak bisa melihat mamanya menangis. Apalagi menangis karenanya.

"Mama jangan nangis."

"Kalian kenapa berantem? Mama gak mau kalian pukul pukulan kaya tadi." kata Rena sesenggukan.

Alfa berdecih sinis, ia dapat menebak sebentar lagi akan ada drama antara ibu dan anak. Ia berjalan gontai keluar rumah, tidak mau menyaksikan ibu dan anak itu. Ia butuh menenangkan pikiran, tidak mau melihat wajah Leo yang membuatnya emosi. Apartemen nya atau rumah Wildan mungkin menjadi solusi untuk menenangkan Alfa.

"Alfa sayang, kamu mau kemana nak."

Alfa tidak memperdulikan teriakan Rena, ia tetap berjalan keluar rumah. Mengambil motornya di garasi kemudian melajukan menjauh pekarangan rumahnya.

Me and My SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang