Part 6

26 8 0
                                    

Assalamualaikum. Telat up ya guys, gatau ni lagi capek aja gitu. Mager ngapa ngapa in, tapi Alhamdulillah banget hari ini bisa up lagi. Jangan lupa buat vote, komen, dan follow akun aku ya.

Selamat membaca!

"Alfano"

Suara lembut itu mengintrupsi langkah kaki Alfa yang hendak menuju kamar di lantai atas. Ia membalikkan badannya menatap wajah sumringah dari Rena yang sudah menjadi mama sambungnya sepuluh tahun terkahir.

"Sudah pulang sayang?"

"Ekhem" Alfa hanya berdehem singkat, tanpa mau menjawab dengan benar pertanyaan mamanya.

"Makan dulu ya, mama sudah masak cumi asam manis kesukaan kamu" Alfa tidak menjawab, ia malah membalikan badannya kemudian melanjutkan langkah kakinya menaiki tangga.

"Sayang, makan dulu nak. Mama takut kalau nanti maag kamu kambuh." Rena menghentikan langkah kaki Alfa, lagi. Ia berusaha membujuk anaknya makan. Alfa ini punya maag dan Rena takut akan kambuh nantinya kalau telat makan.

"Lagi capek, males makan." jawab Alfa ketus tanpa berniat menghadap mamanya, hari ini ia sangat badmood.

"Alfa sayang, kalau capek langsung istirahat ya. Nanti mama antar makanannya ke kamar kamu." kata Rena berusaha sabar, ia sudah biasa menerima perlakuan seperti ini dari anaknya.

"Gausah" jawab Alfa singkat kemudian berjalan menuju kamarnya.

Rena hanya mengelus dadanya, menahan air mata yang siap jatuh. Sampai kapan anak sambungnya ini akan bersikap acuh. Sudah sepuluh tahun Rena berusaha mengambil hati Alfa namun hasinya nihil.

Perlahan Rena meneteskan air matanya yang sudah ia tahan sejak tadi. Selalu begini, setelah berbicara dan menerima sikap acuh Alfa ingatanya selalu berkelana ke masa lalu yang membuat semua seperti ini.

Bermula dari mama Alfa yang meninggal, sejak Alfa masih kecil karena kecelakaan. Waktu itu umur Alfa sekitar delapan tahun, masih sangat kecil untuk kehilangan sosok mama. Alfa kecil sangat sedih sekali, menjadi pendiam dan dingin. Apalagi dengan papanya yang jarang berada di rumah, membuat Alfa kekurangan kasih sayang. Dua bulan setelah mamanya meninggal papa Alfa pulang membawa mama baru serta saudara tiri untuknya. Alfa saat itu merasa sangat senang, memiliki mama lagi yang perhatian juga saudara yang menyayanginya.

Namun semua itu tak berlangsung lama, ketika Alfa tidak sengaja mendengar percakapan orang tuanya. Ternyata mama tirinya adalah selingkuhan papanya sejak mama kandungnya masih hidup. Dan saudaranya adalah saudara satu bapak. Lebih terkejut lagi ketika Alfa mengetahui bahwa mamanya meninggal bukan murni karena kecelakaan, namun karena bunuh diri. Mama kandungnya sengaja berdiam diri dalam mobil di tengah perlentasan kereta api setelah mengetahui papa Alfa selingkuh. Sejak saat itu, Alfa menjadi acuh kepada mama sambung dan saudara tirinya. Ia menganggap penyebab kematian mama kandungnya adalah Rena~mama sambungnya.

🌼🌼🌼🌼

"Udah makan?"

"Udah"

"Udah minum?"

"Udah"

"Udah sayang sama aku belum?"

"Dari dulu"

Safa terkikik kikik sendiri dikamarnya. Sambil menyederkan punggungnya di kepala ranjang, ia bervidio call dengan Leo. Sudah hampir setengah jam bervidio call, yang dibahas hanya hal hal absurd tidak jelas. Sesekali Leo akan mengeluarkan gombalan recehnya, yang apabila didengar oleh orang lain akan terasa sangat alay.

"Besok mau kemana?" tanya Leo dari seberang sana.

"Di rumah aja sepulang sekolah. Soalnya mama sama papa pulang." Leo hanya manggut manggut menjawab Safa.

"Seneng banget deh, lama gak ketemu mama sama papa soalnya. Mereka sibuk terus." Sambung Safa kemudian.

"Iya camer sibuk mulu, sampe lupa sama menantunya yang ganteng ini." kata Leo, ia terlihat mengerucutkan bibirnya kesal.

Jangan tanya mengapa Leo bilang begitu, pasalnya orang tua Safa mengetahui hubungan antara Leo dan Safa. Mereka menyetujui hubungan Leo dan Safa karena Leo yang merupakan anak baik, sopan, pintar, juga namanya selalu dipanggil menjadi siswa berprestasi se SMA Angkasa. Orang tua mana sih yang enggak setuju lihat anaknya menjalin asmara sama cowok berprestasi, baik lagi. Sudah jelas jika masa depannya nanti akan cerah.

"Paan sii" kata Safa terkikik geli.

"Lagi gombalin calon bu Ketos."

"Masa? Gak baper tuh."

"Masa, tapi blushing tuh"

Safa segera menutupi pipinya dengan selimut, ia malu. Jangan salahkan Safa yang baperan, biar bagaimanapun ia perempuan normal. Hatinya itu suka gak normal kalau denger gombalan receh. Pengennya Safa itu jual mahal, tapi kadang pemikiran sama hati enggak sinkron. Lihat cogan lewat aja dia suka meleleh kesenangan, kecuali Alfa. Alfa itu pengecualian, dia playboy sangat tidak masuk dalam kriterian Safa sama sekali.

"Sudah dulu ya sayang, aku mau keluar dulu cari angin." pamit Leo hendak menyudahi acara vidio call nya.

"Iyadeh iya cari angin." kata Safa, ia terlihat memutar bola matanya malas.

Leo hanya tersenyum menjawab Safa, terlihat sangat manis. Safa sampai tidak berkedip memperhatikannya. Tak berselang lama kemudian, panggilan terputus. Safa merebahkan dirinya di kasur sambil menerawang ke langit kamarnya.

Safa membayangkan tentang hubungannya yang terbilang awet ini. Sudah setahun berpacaran dengan Leo, namun tak pernah ada masalah walau backstreet. Entahlah, sudah berkali kali Leo mengajak Safa pacaran  terang terang an namun Safa belum siap. Safa takut, pasalnya Leo merupakan mostwanted boy nya SMA Angkasa. Ia juga tidak tahu entah mengapa Leo bisa jatuh cinta dengan Safa yang notabenya murid biasa saja.

Bicara soal mostwanted boy, Safa jadi teringat dengan Alfa. Cowok itu tak kalah populer nya dengan Leo. Bahkan bisa dibilang Alfa lebih populer daripada Leo, Alfa itu sang cassanova sekolah. Terkenal nakal, urakan, tak pernah taat aturan, namun entah mengapa bisa jadi Waketos, juga kapten basket. Mungkin dibalik sifat urakannya ada juga prestasinya.

"Attaleo dan Alfano" tanpa sadar Safa menggumamkan nama Leo dan Alfa.

Safa sempat berpikir bahwa jika dilihat sekilas wajah mereka berdua hampir mirip. Entahlah, atau mungkin karena mereka berdua sama sama tampan. Safa sempat heran ketika Alfa bilang Leo itu brengsek. Itu hanya Alfa yang ingin menjelek jelekkan Leo atau apa. Safa bingung pasalnya ia sangat percaya dengan Leo, tetapi Alfa terlihat tidak sedang berbohong tadi. Safa harus mencari tau, biar bagaimanapun Leo itu pacarnya.

"Gue harus ikut Alfa besok. Harus."

.
.
.
.
.
.
.
To be continue
S

udah dulu ya guyss, jangan lupa buat vote, komen dan follow.

Me and My SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang