Part 14

20 3 0
                                    

Assalamualaikum wr.wb
Sudah lama enggak update, tapi kayaknya enggak pada rindu. Gapapa readers, disini aku tetap semangat buat nulis.

Selamat membaca!

Sudah seminggu sejak putusnya Safa dan Leo, hari ini Safa mulai menjalankan aktivitasnya menjadi kandidat ketua OSIS. Ia telah betekad pada dirinya sendiri untuk melupakan Leo dan fokus pada cita-citanya. Ia telah mengabaikan semua pesan yang dikirim Leo bahkan memblokir nomornya. Di sekolahpun Safa selalu mengabaikan kehadiran Leo. Lagipula setelah dipikirkan kembali ia tidak boleh larut terlalu lama dalam kesedihan. Seharusnya ia bersyukur karena bisa mengetahui latar belakang cowok itu sebelum hubungannya terlalu jauh.

Safa mengamati gambar dirinya di mading sebagai calon ketua OSIS nomor urut dua. Jika Safa boleh jujur ia sebenarnya tidak yakin akan terpilih karena saingannya yang ketat. Yang pertama ada Hero, dia kan juga salah satu most wanted nya SMA Angkasa , kepopulerannya tidak bisa diragukan lagi, memiliki wajah tampan dan menyandang ketua geng motor membuat ia digandrungi oleh kaum hawa. Kemudian ada Iqbal, penerus kapten basket setelah Alfa. Tidak sepopuler Hero maupun Alfa, namun kepintarannya dari segi non akademik sangat menonjol. Iqbal merupakan tipe goodboy idaman kaum hawa, pendiam dan rapi sehingga selalu mendapat pujian dari guru guru.

"Woy diem bae" kedatangan Felly mengagetkan Safa yang semula fokus pada pemikirannya.

"Mau lo pandengin sampe besok, tuh muka lo gak akan berubah."

Safa memutar bola matanya malas, kemudiam melangkahkan kakinya meninggalkan Felly yang masih berdiri di depan mading. Ia memasuki kelasnya kemudian mendudukan dirinya di kursi. Ternyata disana sudah ada Mila dengan posisi merebahkan kepalanya di atas meja. Mungkin ia kelelahan karena maraton nonton drakor.

Mengabaikan Mila, Safa lebih memilih membuka buku catatan kemudian menulis beberapa program OSIS yang akan ia sampaikan nantinya.

"Kok lo main ninggalin gue gitu aja?" Felly menggebrak meja yang dipakai Safa mengerucutkan bibirnya kesal, berdiri dihadapan Safa.

Safa menjatuhkan pulpen nya, Felly ini hobinya mengagetkan orang saja. Datang tidak diundang, dan selalu bikin kesal. Untung Safa tidak sampai terkena serangan jantung karena berlama-lama berteman dengan Felly.

"Gausah ngagetin juga bego."

Bukan Safa yang berbicara tetapi Mila. Ia yang sedang enak enaknya tidur sebelum bel masuk berbunyi harus terbangun dengan paksa karena ulah Felly.

Felly hanya nyengir kuda, kemudian menjatuhkan tasnya di meja yang sama dengan Mila dan menjatuhkan dirinya untuk duduk. Felly sebal melihat teman-temannya yang fokus dengan kegiatan mereka masing-masing. Si Safa yang sedang menulis entah apa itu di buku tebalnya. Sedangkan Mila sudah melanjutkan tidurnya kembali, padahal kurang 15 menit lagi bel masuk berbunyi. Ah, Felly pikir lebih baik dirinya bermain ponsel saja daripada jenuh.

Felly menscroll HP nya dengan tak minat. Ia bosan, semua isi sosmednya serasa itu itu saja. Tidak ada kabar yang panas, dan membuatnya tertarik untuk menjadikan bahan gosip. Semula Felly yang membuka aplikasi instagram kemudian beralih membuka aplikasi Whattsap. Di room chat nya paling atas tertera nama Wildan dengan spam duapuluh chat masuk. Ah orang ini selalu mengganggu setiap hari. Tidak puaskah tadi padi sekali ia sudah memaksa Felly untuk berangkat bersama, dan berakhir Felly yang tidak jadi berangkat bersama Shareen. Mungkin Shareen akan marah-marah sehabis ini dengan Felly karena berangkat terlebih dahulu ke sekolah tanpa mengabari.

Ngomong-ngomong soal Shareen kemana anak itu? Sudah hampir bel masuk tapi belum nongol batang hidungnya. Felly jadi takut sendiri, jangan-jangan karena kesal dengan Felly, Shareen jadi kenapa-napa di jalan. Lebih baik Felly chat saja daripada berspekulasi yang tidak-tidak.

Me and My SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang