Holaa assalamualaikum.
Hari ini aku update, agak panjang dikit dari biasanya. Jangan lupa follow, vote, and komen.Selamat membaca!
Panggilan ditujukan kepada Davian Hero Altair XI IPS 1, Bintang Assafa Putri F XI MIPA 2, dan Iqbal Bimantara XI MIPA 5 untuk segera menuju ke ruang OSIS.
Sekali lagi panggilan ditujukan kepada Davian Hero Altair XI IPS 1, Bintang Assafa Putri F XI MIPA 2, dan Iqbal Bimantara XI MIPA 5 untuk segera menuju ke ruang OSIS, terimakasih.
"Calon ketos mah sibuk mulu" cibir Felly yang melihat Safa hendak bangkit dari kursinya. Baru saja Safa mendapat panggilan dari anggota OSIS untuk berkumpul. Mungkin akan rapat mengenai pemilihan Ketua OSIS yang akan dilaksanakan sebentar lagi.
"Gausah didengerin Fa, si Felly mah emang lemes mulutnya". Timpal Sharen setelah mendengar cibiran dari Felly.
Safa yang mendengar itu hanya terkekeh untuk menanggapi, kemudian berjalan ke meja guru untuk meminta izin keluar kelas. Pasalnya jam pelajaran matematika saat ini sedang berlangsung. Setelah bu Aning selaku guru pengajar matematika mengizinkan, Safa segera keluar kelas menuju keruang OSIS.
Sampai di depan pintu ruang OSIS dapat Safa lihat semua sudah berkumpul. Safa mengetok pintu terlebih dahulu kemudian melangkahkan kakinya memasuki ruang OSIS. Saat hendak duduk, tidak sengaja matanya bertatapan dengan mata Alfa. Safa hanya menatap Alfa datar, kemudian menarik kursi yang berada diseberang Alfa untuk diduduki.
Selama proses rapat dilangsungkan Safa hanya mendengar dengan seksama, sesekali ia menuliskan poin poin penting dalam rapat itu. Safa seperti merasa diperhatikan sejak tadi. Benar saja ternyata Alfa tidak mengalihkan tatapanya dari Safa. Ia merasa grogi sekarang, ditatap dengan intens seperti itu membuat dirinya salah tingkah.
"Kayaknya itu aja dari gue, mungkin ada tambahan dari Alfa". Seruan Kenzi selaku ketua OSIS saat ini membuat Alfa mengalihkan tatapannya. Safa jadi bisa bernafas lega.
"Ekhem" Alfa berdehem sebentar, sebelum akhirnya membuka suara.
"Gue mau kita fokus untuk pemilihan tahun ini. Persiapkan diri kalian semaksimal mungkin, disini kita dibebaskan untuk melakukan kampanye. Membuat vidio, foto, slogan, poster semau kalian, asal tetap mematuhi aturan yang ada. Satu lagi buat kalian terutama kandidat Ketos kita, jangan campurin urusan organisasi dengan urusan pribadi. Cukup, itu aja dari gue". Lanjut Alfa kemudian.
Semua yang ada diruangan itupun mengangguk paham. Kemudian ada satu dua orang yang mengajukan pertanyaan. Setelah dua jam rapat akhirnya Kenzi mengakhiri rapatnya.
"Oke guys, kayaknya udah cukup buat rapat kita kali ini, buat yang nanti mau ditanyakan bisa langsung chat di akun nya OSIS". Kata Kenzi.
"Calon ketua OSIS, selamat bersaing". Lanjut Kenzi sambil mengacungkan jempolnya.
Setelah rapat berakhir, Safa buru buru untuk merapikan peralatannya. Namun ketika hendak pergi Alfa mencekal pergelangan tangan Safa. Safa melirik ke arah tangannya yang digenggam Alfa, menunggu ruang OSIS sepi barulah Safa bersuara.
"Mau apalagi sih?" Safa berucap sambil berusaha berontak dari genggaman tangan Alfa.
"Santai aja kali, kemarin telfonan sama si bangsat Leo aja manis giliran sama gue galaknya minta ampun". Alfa menyeringai melihat raut terkejut yang ditunjukan oleh Safa.
"Darimana lo tau?"
"Apasih sayang yang enggak gue tau tentang lo". Jawab Alfa sambil merapikan anak rambut Safa, kemudian Safa segera menepisnya.
"Gausah mulai deh, gue mau keluar".
"Kenapa sih buru buru amat, takut pacar lo nyariin? Yaelah Fa cowok brengsek kaya gitu aja masih dipertahanin".
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and My Senior
Teen FictionSafa itu pintar, cewek biasa yang punya ambisi buat jadi ketua OSIS. Bukan dari kalangan anak hits tapi punya keinginan besar. Awalnya hidup Safa biasa saja, sampai kakak senior nya yang bernama Alfa sang wakil ketua OSIS menjadi pengganggu dalam ke...