Masuk Tipi

815 28 0
                                    


SUAMIKU BOCAH!
Part 12
#masuk_Tipi

Pov Revan

"Sayang... Pakaian kamu terlalu ngetat gini gak bagus aja liatnya, kamu pakai jacket aku ya"titahnya melepas jacket dan menutupinya ke dada Lilis, Mendadak aku merasa jadi supir pribadi mereka malam ini, sesekali aku memantau mereka dari kaca mobil, bocah itu mendekat sembari mengelus pipi lilis lembut. Aku mendegup kesal, niat hati membuat Diner setelah acara metting sepertinya batal.

"Iki geser gih, malu sama pak Revan?" desis Lilis, aku coba tetap menyetir dengan santai.

"Tak apa sayang, gak ada salah juga kan. Wong gua suami sah!" tekannya melirik ke arahku, tu anak kayaknya sengaja mau manasin. Aku coba abaikan dan tetap fokus menyetir.

Sesampai di cafe ternama itu, Kami turun barengan bersama Lilis, aku membukakan pintu mobil untuknya tak lupa juga itu bocah juga ikutan turun, dengan santai ia petenteng-petenteng itu telapak tangan lilis ke arah lobi.

"Lilis maaf, Untuk acara metting itu kamu gak bisa ajak Iki" pintaku. Sontak saja raut wajah bocah itu berubah dan langsung komplen.

"Lah kenapa?, saya gak akan ganggu kok. Lagian saya juga gak apa gak di traktir makan!" jawabnya,

"Tapi ini agenda mettingnya saya?" geramku, Lilis tampak nanar harus berpihak kesiapa.

"Iki, kamu tunggu disini ya? Aku janji habis ini aku bakal temuin kamu"pintanya, bocah itu melirik aku dan Lilis bergantian dengan mantap ia langsung bilang.

" Gak bisa...!"

Aku berdecih, Tu anak benar-benar bikin aku geram.

"Aku disini untuk menjaga Muneh, itu pesan dari Enyak. Jadi aku harus bisa memantaunya dari jarak dekat. Selama kepercaya'an Enyak tertuju padaku Muneh tidak boleh hilang dari pandangan selama aku bertugas!" ucapnya udah serupa letnan berkutbah. Aku mendegup kesal.

"Pak.. Boleh ya. Aku janji bakal ngendali'in Iki supaya gak macam-macam nanti" pinta Lilis, aku menghela nafas berat dan melangkah masuk kedalam Cafe.

"Iki... Kamu janji ya, jangan macem-macem kamu denger?" bisik Lilis, aku menguping pembicara'an mereka walau tetap fokus berjalan mencari meja no 5.

"Janji.. Gak bakalan ganggu dah. Bawel banget lu!"

***
"Selamat malam bapak Nando?" sapa Ramahku merangkul dan menjabat tangannya, Lilis sudah siap dengan laptop di tangan dan beberapa berkas. Tak lupa memakai jacket yang di sarungkan Iki tadi. Mereka sedikit melirikku dan menghenyak kembali duduk di sofa.

"Malam bapak Revan, bisa tolong kenalkan ini siapa saja?" tanya bapak nando selaku Direkture PT Gobel production.

"Ini Lilis, Asisten saya. Dan itu..." ucapanku terhenti bingung mau bilang apa. Lilis melirik Iki yang tampak santai mengotak atik ponselnya.

"Model..." singkat saya, Lilis membulatkan matanya menoleh padaku.

"Mm-model pak?" lirih Muneh berbisik. Kedua direkture dan asistennya itu manggut-manggut.

"Dia model iklan produck tuan Revankah?" tanyanya, Saya mengangguk sopan dengan senyum. Karna males juga jujur kalo dia itu suaminya asistenku, bisa dianggap pecundang saat CEO nya PT persero d li buntuti suami asisten pergi metting malam-malam.

Setelah Lilis mempresentasikan proyek kami, bapak Nando menandatangani kesepakatan kerja sama dengan kami. Saya beruntung punya asisten brilian seperti Lilis, sudah bertahun-tahun dia membantu saya mengembangkan perusaha'an ini. Dengan cara kerja dan bidik pasarnya yang bermutu. Lilis selalu bisa mengembangkan perusaha'an ini semakin meningkat. Sungguh dia benar-benar aset kantor. Aku sering cerita ke papa dan mama tentang kegemilangan prestasinya selama ini. Mama papa sangat menyukai Lilis. Tapi sayang. Aku terlalu lama mengulur-ngulur waktu untuk ungkapkan tiba-tiba Lilis sudah menikah saja dengan bocah ingusan itu.

SUAMIKU BOCAH!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang