Resah

465 34 4
                                    

Aku gak akan lanjut ceritanya
Kalo readers gak koment....!

So, bersiap Vote, koment and share?

Okey!

°°°-------°°°

‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡

Di kantin kantor aku melamun didepan sepiring nasi goreng dan teh es, aku sedikit membuang nafas berat dan sama sekali tak nafsu melihat menu makan siangku ini dan setelah kejadian tadi ia langsung pulang karna jam kerja Iki sudah usai. Mungkin sekarang dia tidak akan kembali kerumah enyak lagi. Tampak jelas tadi dia sangat kecewa sekali melihat Revan menciumku. Mungkin Iki akan sangat marah kali ini, sama halnya seperti hari itu. Dan dia akan pergi lagi dan mungkin tak akan kembali

"Uuufffth." lirihku membuang nafas dengan air mata merintik. Dalam kegundahanku itu teman-teman seperjuanganku datang menghampiri mereka tampak happy dan riang sekali. Namun semua mendadak hening melihat air mataku mengucur deras. Ria Ana, Rita dan yang lain tampak menghenyak sembari memperhatikan wajahku.

"Ade ape lagi sih Lis?" tanya Ria. Aku tak bisa menahan hati hingga reflek aku mewek. "

"Hiks"

"Eh, ada apa sih? Jangan gitu donk?" ujar Ana, aku makin kejer. Dan terisak-isak.

"Kali ini sepertinya aye harus kehilangan Iki selamanye." tangisku pecah tergugu. Ria dan yang lain tampak menghela nafas berat.

"Bukannya lu udah bawa dia pulang ya?" tanya Ana lagi. Rita dan yang lain tampak mengangguk.

"Iya, aye dah senang bat, lah pak Revan. Cari gara-gara. Aye sekalian sedih mau pamitan ama kalian. Aye capek! Aye mau Resign."tangisku.

"Apa? Lu becande apa lis?" teriak Ana. Tapi beda lagi dengan raut wajah Ria yang tampak senang.

"Ah yang bener lu Lis , buruan. Gua bakal naik pangkat donk kalo begitu. Ganti'in lu yang jadi asisten pak Revan." ujarnya, aku manyun melirik Ria.

"Uuu... Elu, temen lagi sedih jugak." timpal Rita nempeleng kepala Ria.

"Ya kan, katanya dia mau Resign" singkatnya manyun, aku kembali menangis dan coba mengelap air mataku dengan sapu tangan.

"Tapi Lis, lu itu udah beruntung banget lo menurut gua, gua pengen banget lah jadi lu, punya suami model tampan seperti Iki, Doi sekeren dan sekece pak Revan. Kalau gua mah pasti gak bisa gua lepas dua-duanya. Akan gue gaet dan gua simpen dikamar  Sama-sama tampan soalnya." jelasnya dengan cengigisan.

"Ria!" reflek semua membentak, sedikit Ria tersintak.

"Kenape? Itupun seandainya kalo gue di posisi muneh." ucapnya pelan gigit jari. Semua terdengar berdengus. Mendengar ucapan Ria aku kepikiran sesuatu. Temenku yang satu ini cukup berpengalaman. Bagaimana jika aku mintak saran padanya gimana caranya naklukin cowok. Aku bingung gimana caranya luluhin Iki dan percaya ama aku bahwa sekarang aku jatuh cinta sama dia. Aku gak mau dia pergi apalagi sampai kelain hati.

"Ria... Bantuin gue donk, gimana caranya naklukin cowo?" rengekku, semua tampak nanar melihatku, Ria terkekeh dengan menutup mulutnya

SUAMIKU BOCAH!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang